Senin, 25 Agustus 2008

Doa Bapa Kami Dalam Berbagai Bahasa

Berikut DOA BAPA KAMI dalam bahasa Asli Yesus Aramaic dan Bahasa yang lain.

ARAMAIC (ARAMIK)
Doa Bapa Kami Bahasa Aramaic (Bahasa Asli Yesus)
אַבָּא Abwoon

אַבָּא Abwoon d'bwashmaya,
יִתְקַדַּשׁ שְׁמָךְ Nethqadash shmakh,
תֵּיתֵי מַלְכוּתָךְ Teytey malkuthakh.
לַחֲמַנָא דִּי מִסְתְּיָא Nehwey tzevyanach aykanna d'bwashmaya aph b'arha.
הַב לַנָא יוֹמַא דְנָה Hawvlan lachma d'sunqanan yaomana.
וּשְׁבֹק לַנָא חוֹבַינָא Washboqlan khaubayn (wakhtahayn)
כְּדִי שְׁבַקְנָא לְחַיָּבַינָא aykana daph khnan shbwoqan l'khayyabayn.
וְלָא תַּעֲלִנָּא לְנִסְיוֹנָא Wela tahlan l'nesyuna.
Ela patzan min bisha.
Metol dilakhie malkutha wahayla wateshbukhta l'ahlam almin.
Amen.

HEBREW (IBRANI)
אבינו Avinu
אבינו שבשמים Avinu shebashamayim, yitkadash shemekha.
יתקדש שמך Tavo malkhutekha ye’aseh r’tsonekha
תבוא מלכותך, יעשה רצונך ba’arets ka’asher na’asah vashamayim.
כבשמים כן בארץ. Ten-lanu haiyom lechem chukeinu.
את לחם חקנו תן לנו הים, u’selach-lanu et-ashmateinu ka’asher
וסלח לנו על חטאינו solechim anachnu la’asher ashmu lanu.
כפי שסולחימ גם אנחנו לחוטאים לנו. Ve’al-tevieinu lidei massah,
ואל תביאנו לידי נסיון, כי אם חלצנו מן הרע. ki im-hatsileinu min-hara.
Ki lakha hamamlakha vehagevurah
vehatiferet l’olemei olamim. Amen.

GREEK (YUNANI)
Pater hēmōn
Πάτερ ἡμῶν ὁ ἐν τοῖς οὐρανοῖς
ἁγιασθήτω τὸ ὄνομά σου• Pater hēmōn, ho en tois ouranois
ἐλθέτω ἡ βασιλεία σου• hagiasthētō to onoma sou;
γενηθήτω τὸ θέλημά σου, elthetō hē basileia sou;
ὡς ἐν οὐρανῷ καὶ ἐπὶ τῆς γῆς• genethetō to thelēma sou
τὸν ἄρτον ἡμῶν τὸν ἐπιούσιον δὸς ἡμῖν σήμερον• hōs en ouranōi, kai epi tēs gēs;
καὶ ἄφες ἡμῖν τὰ ὀφελήματα ἡμῶν, ton arton hēmōn ton epiousion dos hēmin sēmeron;
ὡς καὶ ἡμεῖς ἀφίεμεν τοῖς ὀφειλέταις ἡμῶν• kai aphes hēmin ta opheilēmata hēmōn,
καὶ μὴ εἰσενέγκῃς ἡμᾶς εἰς πειρασμόν, hōs kai hēmeis aphiemen tois opheiletais hēmōn;
ἀλλὰ ρῦσαι ἡμᾶς ἀπὸ τοῦ πονηροῦ. kai mē eisenenkēis hēmas eis peirasmon,
[Ὅτι σοῦ ἐστιν ἡ βασιλεία καὶ ἡ δύναμις καὶ ἡ δόξα εἰς τοὺς αἰῶνας•] alla rhusai hēmas apo tou ponērou.
ἀμήν. [Hoti sou estin hē basileia, kai hē dúnamis, kai hē doxa eis tous aiōnas;]

LATIN
Pater noster
Pater noster, qui es in caelis;
sanctificetur nomen tuum;
adveniat regnum tuum;
fiat voluntas tua,
sicut in caelo et in terra.
Panem nostrum cotidianum da nobis hodie;
et dimitte nobis debita nostra,
sicut et nos dimittimus debitoribus nostris;
et ne nos inducas in tentationem;
sed libera nos a malo.
(Quia tuum est regnum, et potestas, et gloria in saecula.) Amen.

INGGRIS
Our Father
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.] Amen.

ARABIC (ARAB)
ابانا الذي في السموات Abānā alladhī fī s-samāwāti
ليتقدس اسمك li-yataqaddasi 'smuka
ليات ملكوتك li-ya'ti malakūtuka
لتكن مشيئتك li-takun mashī`atuka
كما في السماء كذلك على الارض kamā fī s-samā`i, kadhālika ´alā l-ardi
خبزنا كفافنا اعطنا اليوم khubzanā kafāfanā a´tinā l-yawma
واغفر لنا ذنوبنا wa-ghfir lanā dhunūbanā
كما نغفر نحن ايضا للمذنبين الينا kamā naghfiru nahnu aydan li-l-mudhnibīna ilaynā
ولا تدخلنا في تجربة wa-lā tudkhilnā fī tajribatin
لكن نجنا من الشرير lākin najjinā mina sh-shirrīri.
آمين āmīn.

JAPAN
Ten ni imasu watashitachi no chichi yo
O-na ga agameraremasu yoo ni
O-kuni ga kimasu yoo ni
Mikokoro ga ten de okonawareru yoo ni
Chi de mo okonawaremasu yoo ni
Watashitachi no higoto no kate o
kyoo mo o-atae kudasai
Watashitachi no oime o o-yurushi kudasai
Watashitachi mo watashitachi ni
oime no aru hitotachi o yurushimashita
Watashitachi o kokoromi ni awasenaide,
Kuni to chikara to sakae wa tokoshie ni
anata no mono da kara desu
Aamen.

BATAK KARO ( Karo Batak )
Dage, bagenda nindulah ertoto:
O bapa kami si i Surga
Terpujilah gelarndu si Badia
Rehlah min KinirajanNdu
Sehlah min peratenNdu i doni enda bagi i Surga
Bereken min man kami nakan cukup ibas wari si sendah enda
Alemi min salah kami bagi ialemi kami salah kalak kempak kami.
Ula min kami ibaba kam ku bas percuban
tapi pulahi min kami ibas si jahat nari.
(Sabap kam kap si mada Kinirajan ras aku kara o-sukui kudasai Kuasa ras Kemulian si ndeka-ndekahna. Amin.)

Minggu, 24 Agustus 2008

Pengalaman Aku di Malino

Kejadian ini terjadi pada waktu di malino. Namaku adalah Michael.
Pada waktu itu saya ada acara perpisahan kelas. Dari kelas 2 ke kelas 3 Smu.

Pada awal acara perpisahan kelas yang berlangsung selama 3 hari tersebut. Semuanya baik-baik saja. Sampai pada malam ke-2, ada beberapa anak yang iseng yang mencoba-coba main jelangkung. Aku sih gak ikut bermain yang kayak begitu, jadi aku masik ke dalam kamar tidur mau istirahat. Memang aneh ada orang yang bermain-main dengan jelangkung. Mungkin ada kira-kira 1 jam lamanya aku tertidur, akupun terbangun dari tidurku karena ada orang yang tiba-tiba histeris. Berteriak-teriak pas tengah malam lagi kayak orang gila. Aku melihat keluar, apa yang kutemukan 3 orang yang berteriak-teriak histeris. Kata mereka pada waktu mereka bermain jelangkung, setannya ga mau balik. Lalu dipaksa untuk pulang tetap tidak mau malah, tiba-tiba jimmy, anastasia, dan Winda malah berteriak-teriak histeris sampai sekarang.

Aku sudah bilang, jangan main yang kayak begituan. Sekarang makan tuh ulah kalian semua. Lalu kedua guru pengawas kamu berusaha untuk menenangkan mereka bertiga tapi tetap tidak mau. Lalu aku pergi keluar minta izin sebentar sama guru. Temanku bertanya, mau kemana kamu tengah malam begini. Lalu aku menjawab, mencari angin segar di sini terlalu ribut yang bisa istirahat dengan tenang. Tanya temanku, dimana kamu mau cari angin segar, pikirin dolo neh teman lo yang kemasukan setan nih. Aku menjawab, emang gue pikirin itukan salah kalian sendiri yang bermain-main dengan api gitu deh jadinya. Lalu aku keluar dari tempat itu, tentunya mencari cara untuk menenangkan ketiga orang yang histeris itu.

Lalu akupun masuk ke dalam sebuah tempat yang katanya asrama suster. Aku tanya pada petugasnya. Di sini ada gereja atau kapel misalnya. Petugas itu membawaku ke kapel dekat situ. Aku pun masuk ke dalam untuk berdoa. Disitu aku berdoa kepada Tuhanku, Yesus kristus Penyelamat Dunia. Lalu aku mengambil botol ukuran kecil yang aku bawa. Kemudian aku mengisi botol itu hingga penuh dengan air suci. Kemudian aku minta tolong kepada suster yang sedang berdoa itu. Suster itu akhirnya mengerti apa yang telah terjadi, tapi tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya bisa membantu di dalam doa semoga Tuhan membebaskan ketiga temanku dari cengkraman iblis. Aku minta pada suster Alkitab dan Salib Suci yang telah di berkati dengan air suci. Akupun keluar dengan membawa Alkitab, salib dan botol yang telah berisikan air suci.

Pada saat saya kembali mereka berdua masih histeris dan makin lama makin menjadi-jadi. Akupun berdoa kepada Santo Malaikat Mikael. Doa yang diajarkan oleh suster tersebut. Doa itu aku bagikan kepada orang-orang yang kupilih. Kemudian kamu berdoa bersama-sama. Orang histeris itu mulai berteriak-teriak mengatakan panas.... panas.... panas... Secara berulang-ulang, tapi kami tidak mempedulikannya dan tetap terus berdoa.

Kemudian akupun mengangkat salib yang saya bawa dari kapel. Lalu aku berdoa kepada Yesus untuk membebaskan orang ini dari pengaruh jahat dari iblis yang telah merasukinya itu. Kemudian orang yang kemasukan tersebut mau menyerang kami. Lalu aku berteriak; "Didalam nama Bapa, Putera dan Roh kudus aku ikat gerakan di atas tanah tempat kamu berdiri. Sekarang juga." Lalu ketiga orang tersebut berhenti dan tidak bisa bergerak sama sekali. Kemudian kamipun melakukan Doa Rosario. Dengan berharap semoga setan yang ada di dalam tubuh ketiga teman kami keluar. Tetapi meskipun begitu tetap saja setan dalam tubuh teman kami belum mau keluar. Akupun menganjurkan kembali untuk berdoa kepada St. Mikael di dalam devosinya. Kamipun mulai berdoa Devosi Kepada Santo Malaikat Mikael. Sedangkan teman kami yang kristen protestan juga berdoa dengan menyebutkan Darah Kristus secara berulang-ulang.

Kemudian aku maju dan berkata di depan ketiga teman kami; "Didalam nama Bapa, Putera, dan Roh kudus, aku mengusirmu. Atas nama orang-orang yang telah berjalan di dalam Kristus, aku mengusirmu. Atas nama Gereja Katolik yang kudus dan apostolik, aku mengusirmu. Atas para martir yang telah membela Yesus, aku mengusirmu. Atas semua para rasul dan murid-murid Yesus, aku mengusirmu. Atas semua malaikat Agung dan kudus yang melayani dihadapan Allah, aku mengusirmu. Atas nama para santo dan santa yang menjadi pelayan Tuhan Yesus Kristus, aku mengusirmu. Atas nama malaikat Mikael pemimpin bala tentara surgawi, aku mengusirmu. Di dalam nama Yesus, Putra Allah, aku mengusirmu. Atas nama Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, aku mengusirmu. Atas nama Allah Bapa yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya, aku mengusirmu. Ya, Tuhan bebaskanlah teman kami dari kuasa iblis yang merasukinya. Ya, Yesus didalam namamu berikanlah kuasamu kepada kami dan Enyahkan pangeran kegelapan ini dari hadapan kami. Sekarang di dalam nama Bapa, Putera dan Roh kudus, aku mengusirmu, Enyahlah sekarang juga. Sampai aku mati, aku tetap menentangmu. Sampai aku terbakar di api neraka, aku tetap menentangmu. Di dalam nama Yesus Putera Allah yang MahaTinggi, aku mengusirmu, Enyahlah, pergi dan jangan kembali lagi ke dalam tubuh orang-orang ini, sekarang juga aku mengusirmu, aku mengusirmu, Enyahlah." Lalu aku mengambil air suci dan memercikkannya kepada mereka bertiga. Kemudian mereka pingsan, tidak sadarkan diri. Kemudian aku membuat tanda salib kepada mereka bertiga dan berkata; " Aku membebaskamu di dalam nama Bapa, Putera dan Roh kudus. Amin."

Akhirnya mereka bertiga sadar dan seperti orang yang kebingungan tidak tahu apa-apa.
Kamipun memuji Tuhan. Karena kuasaNya telah mengalahkan iblis. Dan akhirnya kami semua pulang pada keesokan harinya. Kami semua pulang dengan selamat.

Pujilah Tuhan dan Berkatilah mereka yang berada di jalanMu, Tuhan Yesus.

Doa-doa dalam Rosario

Tanda Salib
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.

Syahadat Para Rasul

Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi;
dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita;
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria;
yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus;
disalibkan, wafat dan dimakamkan;
yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit daru antara orang mati;
yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa;
dari situ Ia akan datang, mengadili orang yang hidup dan mati.
Gereja Katolik yang Kudus,
persekutuan para kudus,
pengampunan dosa,
kebangkitan badan,
kehidupan kekal,
Amin.

Bapa Kami

Bapa Kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu,
datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rejeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami,
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat,
Amin.

Salam Maria

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan serta-Mu,
terpujilah Engkau di antara wanita,
dan terpujilah buah tubuh-Mu, Yesus.
Santa Maria, Bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini,
sekarang dan waktu kami mati,
Amin.

Kemuliaan

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad,
Amin.

Terpujilah ...

Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef,
sekarang dan selama-lamanya.

Doa Fatima

Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka,
dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga,
terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu,
Amin.

Peristiwa-Peristiwa dalam Doa Rosario

Peristiwa Gembira
Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk 1:26-38)
Maria mengunjungi Elisabet, saudari-Nya (Luk 1:39-45)
Yesus dilahirkan di Bethlehem (Luk 2:1-7)
Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk 2:22-40)
Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Luk 2:41-52)

Peristiwa Terang
Yesus dibaptis di Sungai Yordan (Mat 3: 13-17)
Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-12)
Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat 3:2, 4:17-23, Mrk 1:15)
Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Mat 17:1-9)
Yesus menetapkan ekaristi (Mrk 14:22-23, Luk 22:19-29)

Peristiwa Sedih
Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk 22:39-46)
Yesus didera (Yoh 19:1)
Yesus dimahkotai duri (Yoh 19:2-3)
Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Kalvari (Luk 23:26-32)
Yesus wafat di salib (Luk 23:44-49)

Peristiwa Mulia
Yesus bangkit dari antara orang mati (Luk 24:1-12)
Yesus naik ke surga (Luk 24:50-53)
Roh Kudus turun atas Para Rasul (Kis 2:1-13)
Maria diangkat ke surga (1Kor 15:23; DS 3903)
Maria dimahkotai di surga (Why 12:1; DS 3913-3917)

Urutan Doa Rosario

Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin

Syahadat Para Rasul ...

Bapa Kami ...

Salam Putri Allah Bapa. Salam Maria ...
Salam Bunda Allah Putra. Salam Maria ...
Salam Mempelai Allah Roh Kudus. Salam Maria ...

Kemuliaan ...

Terpujilah ...

Peristiwa (Gembira/Terang/Sedih/Mulia) Pertama ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ... (10 kali)
Kemuliaan ...
Terpujilah ...
Ya Yesus ...

Peristiwa (Gembira/Terang/Sedih/Mulia) Kedua ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ... (10 kali)
Kemuliaan ...
Terpujilah ...
Ya Yesus ...

Peristiwa (Gembira/Terang/Sedih/Mulia) Ketiga ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ... (10 kali)
Kemuliaan ...
Terpujilah ...
Ya Yesus ...

Peristiwa (Gembira/Terang/Sedih/Mulia) Keempat ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ... (10 kali)
Kemuliaan ...
Terpujilah ...
Ya Yesus ...

Peristiwa (Gembira/Terang/Sedih/Mulia) Kelima ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ... (10 kali)
Kemuliaan ...
Terpujilah ...
Ya Yesus ...

AKU PERCAYA

Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa,
Pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus, Puteranya yang tunggal, Tuhan kita.
Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria.
Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, wafat, dan dimakamkan.
Yang turun ke tempat penantian,
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati,
Yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.
Dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja Katolik yang kudus,
persekutuan para kudus,
Pengampunan dosa,
Kebangkutan badan,
Kehidupan kekal. Amin

Doa Bapa Kami

Bapa kami yang ada di surga.
Dimuliakanlah namaMu. Datanglah kerajaanMu.
Jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rejeki pada hari ini.
Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan.
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Doa Salam Maria

Salam Maria penuh rahmat, Tuhan Sertamu; terpujilah engakau diantara wanita, dan terpujilah Buah tubuhmu Yesus.

Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami orang yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin

Inde Ab Aliquot Annis

Konggregasi Ajaran Iman
29 September 1985

Excellentissime Domine

Untuk beberapa tahun terjadi peningkatan jumlah Persekutuan-persekutuan dari Gereja yang melakukan pembebasan dari pengaruh setan, sekalipun mereka bukan eksorsisme yang tepat dan benar. Persekutuan tersebut, sekalipun ada Imam yang hadir, tetap dipimpin oleh awam.

Sejak Konggregasi Ajaran Iman ditanya bagaimana seharusnya tentang ini, maka semua Uskup seharusnya mengikuti tanggapan berikut:
1. Hukum Canon 1172 menyatakan bahwa tidak seorangpun dapat dengan sah melakukan eksorsisme dalam kasus possesion jika tidak ada izin pribadi yang diberikan oleh Uskup setempat. Hukum Kanon juga menyatakan bahwa izin hanya bisa diberikan oleh Uskup setempat hanya kepada Imam suci, pandai, teliti, bermoral baik. Uskup dihimbau kuat untuk memahami norma ini.

2. Dari catatan di atas, otomatis tidak seorangpun yang beriman boleh menggunakan ritus exorcisme terhadap Setan dan malaikat jatuh, yang telah dibuat oleh Paus Leo XIII, dan juga tidak diizinkan menggunakan isi teks exorxisme. Uskup harus mengingatkan ini pada kaum beriman sebagaimana diperlukan.

3. Terakhir, untuk beberapa alasan, Uskup diminta mengawasi bahwa - sekalipun kasus tidak termasuk diabolical possesion (pendudukan setan), pengaruh setan yang sekalipun nampak - mereka yang tidak memenuhi persyaratan tidak boleh memimpin pelayanan dalam pertemuan yang melakukan pembebasan, dengan doa-doa untuk menyingkap setan, melalui secara langsung menanyai setan dan mencari identitasnya

Pengumuman dari norma ini, bagaimanapun, bukan untuk mencegah kaum beriman berdoa, seperti yang Yesus ajarkan, mereka akan dibebaskan dari setan (Mat 6:13). Akhirnya, Imam harus mengusahakan dalam masalah ini untuk mengingatkan tradisi Gereja yang mengajarkan tentang kegunaan Sakramen-sakramen, perantaraan Perawan Maria yang Terberkati, para Malaikat, dan para Kudus dalam pertempuran rohani Kristen melawan roh-roh jahat.

Kardinal Joesph Ratzinger, Prefect

++++++++++

Dari nomor 3 di atas jelaslah pelanggaran yang kerap terjadi di Karismatik.
Yakni doa advokasi ke setan(direct addressing the satan/ doa perintah langsung ke setan). Misalnya:
"Dalam nama Yesus, katakan siapa namamu"
"Dalam nama Yesus, jelaskan bagaimana kamu bisa masuk"
"Dalam nama Yesus saya hancurkan kuasamu"
"Dalam nama Yesus saya perintahkan kamu pergi"
dsb.....

Sementara yang diizinkan awam adalah sebatas doa invokasi (doa permohonan), ex:
"Ya Bapa, dalam nama Yesus, kami mohon supaya Engkau menghardik setan ini"
"Dalam nama Yesus, kami mohon agar Engkau membebaskan orang ini dari pengaruh setan"

Boleh juga kita melakukan doa perintah sebatas tidak menuju langsung pada setan (yang ini biasanya untuk kasus opresi), ex:
"Dalam nama Yesus, saya bebaskan engkau dari segala ikatan setan"
"Dalam nama Yesus, saya batalkan segala perjanjian dengan setan"

++++++++++

Pembahasan

Mengapa kita tidak diperbolehkan memerintah langsung setan?
- Karena sangat berbahaya; berbahaya bagi exorcist, maupun yang dilayani
- dialog langsung dengan setan sangat berbahaya dan penuh jebakan. Seseorang harus menguasai demonoly dan angelogy mengenai hal ini.

Banyak sekali terkadang orang yang mengatakan bahwa doa perintah langsung lebih powerful daripada doa permohonan. Sebenarnya ini berkaitan dengan terminology yang salah (dari Pantekosta) yang dianut. Betapa sombongnya jika kita mengatakan bahwa perintah kita langsung (atas nama Yesus) akan lebih berkuasa daripada jika kita memohon dan Tuhan yang secara langsung memerintah si setan.

Apa yang dapat kita lakukan?
Kita memiliki Sakramentali-sakramentali yang sangat berguna dalam doa pengusiran. Sakramentali adalah "doa permohonan Gereja", tentunya memiliki kuasa doa yang besar (karena atas nama Gereja) daripada kita berdoa atas nama pribadi, sekalipun ini tidak boleh diberhalakan.
Sakramentali yang dapat kita gunakan:
- Air suci/ Garam suci/ Minyak olive suci
- Salib Benediktus / Salib apa saja
- Sakramentali yang digunakan dalam devosi pribadi, ex. Skapulir, medali lain

Untuk Eksorsisme privat, kita dapat menggunakan rumusan dari eksorsisme Paus Leo XIII:
- Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran. Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan iblis. Dengan rendah hati, kami mohon, kiranya Allah menghardiknya. Semoga Engkau, panglima laskar surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka, setan dan semua roh jahat lain yang berkeliaran di dunia, yang hendak membinasakan jiwa-jiwa.

Selain itu, tidak lupa kita berdoa pada Santa Perawan Maria, yang kuasa doanya amat besar.

Sabtu, 23 Agustus 2008

Angelologi Dan Satanologi

Buku :
􀂃 Billy Graham, Malaikat, Agen Rahasia Allah
􀂃 David Alsobrook, Mengenali Siasat Iblis
􀂃 Erich Unarto, Menyingkap Tabir Praktek-Praktek Kuasa Kegelapan
􀂃 Grudem, Systematic Theology
􀂃 J. Oswald Sanders, Satan is no Myth
􀂃 Louis Berkhof, Doktrin Allah
􀂃 Paul Enns, The Moody Handbook of Theology
􀂃 Paulus Daun, Apakah Gereja Setan Itu
Bobot Nilai :
􀂃 Mid Test 40 %
􀂃 Final Test 40 %
􀂃 Paper 20 %
Paper :
Buatlah paper yang berhubungan dengan topik yang dipelajari. Contohnya :
􀂃 Kritik terhadap pelayanan Daud Tony
􀂃 Pelayanan kepada orang-orang yang terlibat okultisme
􀂃 Perkembangan okultisme saat ini dalam media massa (seperti : Harry Potter, Charm, dsb)
􀂃 Strategi gereja mengatasi serangan gereja setan
Paper bukanlah bersifat ringkasan buku, tetapi penerapan atas apa yang sudah saudara pelajari. Paper dikumpulkan 2 minggu setelah Final Test. Paper 8 halaman, font Times New Roman, ukuran 12, jarak spasi 1.5, ukuran kertas kwarto.
Materi perkuliahan :
1. Doktrin Malaikat dan Setan dalam Sejarah
2. Definisi Malaikat
3. Keberadaan Malaikat
4. Natur Malaikat
5. Tingkatan Malaikat
6. Pelayanan Malaikat
7. Malaikat Penjaga
8. The Place of Angels in God’s Purpose
9. Our Relationship to Angels
10. Asal Mula Setan
11. Karakteristik Setan
12. Aktivitas Setan
13. Iblis
14. Aktivitas Setan Dalam Sejarah Keselamatan
15. Kerasukan Setan
Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 1
16. Mengusir Setan
17. Gereja Setan
Pendekatan studi :
Studi tentang doktrin ini akan didasarkan pada ayat-ayat Alkitab dan bukan berdasarkan pengalaman-pengalaman manusia. Apa yang ditulis oleh Alkitab menjadi pegangan dan dasar untuk mempelajarinya karena apa yang ditulis dalam Firman Tuhan adalah cukup untuk mengetahui kebenaran. Pengalaman-pengalaman yang didapat/dipelajari dari buku-buku harus dilihat dari kacamata Alkitab dan bukan sebagai dasar yang harus dipegang.
1. Doktrin Malaikat dan Setan dalam Sejarah
Zaman bapa-bapa gereja
1. Beberapa dari malaikat-malaikat dianggap baik, dan beberapa yang lain dianggap jahat.
2. Malaikat yang baik itu dipercaya sebagai pribadi-pribadi yang mempunyai kebebasan moral, terikat pada pelayanan yang penuh sukacita bagi Allah dan diberi tugas oleh Allah untuk melayani kesejahteraan manusia.
3. Menurut sebagian bapa-bapa gereja abad mula-mula para malaikat yang baik itu mempunyai tubuh spiritual.
4. Keyakinan umum mengatakan bahwa semua malaikat itu diciptakan dalam keadaan baik, tetapi beberapa dari mereka menyalahgunakan kebebasan mereka dan telah jatuh di hadapan Allah.
5. Iblis, yang asal mulanya adalah seorang malaikat dengan derajat yang tinggi, dianggap sebagai kepala mereka. Penyebab kejatuhannya adalah karena kesombongan dan ambisinya yang berdosa, sedangkan kejatuhan dari malaikat-malaikat lain yang lebih rendah daripadanya adalah karena nafsu mereka terhadap anak-anak perempuan manusia. Pandangan ini didasarkan pada penafsiran umum dari Kej. 6:2.
6. Sejalan dengan pendapat umum bahwa malaikat-malaikat yang baik melayani kebutuhan kesejahteraan orang-orang percaya, istilah khusus tentang malaikat penjaga bagi gereja-gereja dan manusia secara individual sangat dipercaya oleh sebagian orang.
7. Berbagai macam bencana dan kesulitan, seperti sakit penyakit, kecelakaan, dan kerugian sering dianggap sebagai pengaruh jahat dari malaikat-malaikat yang jahat.
8. Ide tentang hirarki malaikat telah lama dikemukakan oleh Clement dari Alexandria, tetapi sama sekali tidak dibenarkan untuk menyembah kepada malaikat.
Zaman setelah itu
1. Malaikat tetap dianggap sebagai roh-roh yang diberkati, yang mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dari manusia, dan bebas dari ikatan tubuh jasmani yang kotor.
2. Walaupun sebagian orang masih berpendapat bahwa para malaikat itu mempunyai tubuh spiritual yang baik, ada juga rasa ketidakpastian yang makin besar tentang apakah para malaikat itu memiliki tubuh.
3. Dionisius dari Areopagus membagi malaikat dalam tiga tingkatan: Tingkat yang pertama terdiri dari Takhta Kemuliaan, Kerubim dan Serafim; yang kedua dari Kemungkinan, Pengaruh dan Kuasa, dan yang ketiga adalah Pemimpin, Para Penghulu Malaikat dan Malaikat. Tingkat yang pertama dianggap sebagai para malaikat yang sangat dekat dengan Allah; yang kedua dianggap mendapat pengaruh dari yang pertama; dan yang ketiga dipengaruhi oleh yang kedua.
4. Agustinus menekankan bahwa para malaikat yang baik sangat dihargai oleh ketaatan mereka dengan jaminan kepastian bahwa mereka tidak akan pernah jatuh.
5. Kesombongan tetaplah dianggap sebagai penyebab kejatuhan Iblis, tetapi pendapat bahwa malaikat-malaikat yang lain jatuh sebagai akibat nafsu mereka terhadap anak-anak perempuan manusia, kendatipun masih dipercaya oleh sebagian orang, perlahan-lahan makin menghilang karena pengaruh eksegesis yang lebih akurat dari Kej 6:2.
6. Suatu pengaruh yang baik dikatakan berasal dari malaikat yang tidak jatuh, sedangkan malaikat yang jatuh dalam dosa dianggap merongrong hati manusia, sebagai suatu perangsang untuk menjadi bidat, dan juga para malaikat yang jatuh dalam dosa itu dianggap membawa penyakit yang mengerikan serta bencana yang lain.
7. Kecenderungan-kecenderungan politeistik yang masih dibawa oleh orang-orang yang semula politeis tetapi kemudian bertobat menjadi Kristen membawa suatu pengaruh yang cenderung menyembah kepada malaikat. Penyembahan semacam itu sangatlah dikutuk oleh Konsili Laodekia dalam abad ke-4.
Abad Pertengahan
1. Masih ada sebagian orang yang cenderung mengasumsikan bahwa malaikat mempunyai tubuh spiritual, tetapi kemudian timbul pendapat yang mengatakan bahwa malaikat itu tidak mempunyai tubuh. Penampakan-penampakan malaikat dijelaskan dengan mengasumsikan bahwa dalam peristiwa-peristiwa seperti itu para malaikat mengambil bentuk tubuh jasmani yang sementara untuk tujuan pewahyuan.
2. Beberapa hal pokok diperdebatkan di antara para penganut Skolastik. Misalnya bahwa penciptaan dari para malaikat itu dianggap bersamaan dengan penciptaan dunia materi. Sedangkan orang lain lagi berpendapat bahwa para malaikat itu diciptakan dalam keadaan anugerah, tetapi pendapat yang lebih umum mengatakan bahwa sesungguhnya para malaikat itu hanya diciptakan dalam suatu keadaan yang sempurna secara natural saja.
3. Meskipun seluruh penganut Skolastik setuju bahwa pengetahuan yang dimiliki para malaikat itu terbatas, golongan Thomis dan Skotis sangat berbeda pendapat dalam hal natur dari pengetahuan para malaikat itu. Diakui oleh semuanya bahwa malaikat memperoleh pengetahuan yang diserapkan pada mereka ketika mereka diciptakan, tetapi Thomas Aquinas menyangkal pendapat ini, sedangakan Duns Scotus mengatakan bahwa para malaikat memperoleh pengetahuan melalui aktifitas intelektual mereka sendiri. Thomas Aquinas percaya bahwa pengetahuan para malaikat adalah intuitif semata-mata, sedangkan Duns Scotus menyebutkan bahwa pengetahuan malaikat itu bisa saja berubah-ubah.
4. Pendapat tentang malaikat penjaga sangat disukai selama Abad pertengahan.


Jaman Reformasi
1. Calvin menekankan bahwa setan ada di bawah pengawasan Allah dan bahwa kendati pun Iblis kadang-kadang dipakai sebagai alat Tuhan, Iblis itu tetap hanya dapat bekerja dalam batasan-batasan yang telah ditentukan.
2. Para teolog Protestan pada umumnya menganggap Iblis atau setan sebagai keberadaan roh yang murni, walaupun Zanchius dan Grotius masih masih menyebut mereka mempunyai tubuh.
3. Pendapat umum mengenai karya dari para malaikat yang baik adalah bahwa karya mereka itu adalah untuk melayani para ahli waris keselamatan.
4. Tidak ada kesepakatan umum berkenaan dengan eksistensi dari malaikat penjaga. Sebagian orang mendukung pendapat ini, sedangkan yang lain menolaknya, sedangkan kelompok lain menolak untuk memasukkan diri mereka dalam golongan yang percaya tentang hal ini.
5. Pengakuan iman Belgia menyebutkan dalam bagian XII yang berkaitan dengan penciptaan sebagai berikut : “Ia juga menciptakan para malaikat yang baik, sebagai utusanNya dan untuk melayani orang pilihanNya; sebagian dari para malaikat itu jatuh dari kemuliaan yang telah diciptakan Tuhan bagi mereka, sehingga mereka masuk dalam kemurkaan yang kekal; dan oleh anugerah Allah yang lain tetaplah setia dan tetap dalam keadaan mereka yang mula-mula. Setan dan roh-roh jahat sangatlah rusak sehingga mereka adalah musuh Allah dan hal yang tertinggi dari kuasa mereka, sebagai pembunuh yang menunggu untuk menghancurkan gereja dan para anggotanya, dan oleh kelicikan mereka untuk menghancurkan semua; dan oleh kejahatan mereka sendiri mereka masuk ke dalam murka kekal, yang setiap hari menantikan kehancuran mereka yang mengerikan.”
Saat ini
1. Roma Katolik biasa menganggap para malaikat sebagai roh yang murni.
2. Sebagian orang Protestan seperti Emmons, Ebrard, Kurdtz, Delitzch, dan yang lainnya masih menganggap bahwa malaikat mempunyai tubuh khusus. Akan tetapi sebagian besar kaum Protestan masih mempunyai pandangan yang berbeda. Swedenborg percaya bahwa seluruh malaikat aslinya adalah manusia dan ada dalam bentuk yang mempunyai tubuh. Posisi mereka dalam dunia malaikat tergantung pada hidup mereka ketika masih dalam dunia.
3. Kelompok Rasionalisme abad 18 menyangkali eksistensi malaikat.
4. Sebagian teolog liberal menganggap perlu untuk mempertahankan pendapat fundamental yang dinyatakan dalam doktrin tentang malaikat. Para teolog liberal itu melihatnya sebagai pernyataan simbolik dari semangat melindungi dan pertolongan Allah.


2. Definisi Malaikat
Ada sejumlah kata yang berbeda, yang digunakan di Alkitab untuk menjelaskan keberadaan malaikat
1. Malaikat. Kata Ibrani malak berarti “utusan”; ditujukan pada utusan manusia (1 Raj. 19:2) atau utusan ilahi (Kej. 28:12). Arti dasar dari kata itu adalah “ia yang diutus”. Sebagai utusan ilahi, malaikat adalah “keberadaan surgawi yang ditugaskan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-perintah tertentu.” Kata ini muncul 103 kali di PL. Kata Yunani angelos muncul 175 kali di PB; namun kata yang ditujukan untuk manusia hanya 6 kali. Kata angelos sama dengan kata Ibrani malak; kata itu juga berarti “utusan … yang berbicara dan bertindak atas nama orang yang mengutus dia”.
2. Putera Allah. Malaikat juga disebut “putera Allah”, mereka adalah putera Allah yang diciptakanNya (Ayb. 1:6; 38:7).
3. Tentara Surgawi. Malaikat juga disebut “tentara”, yang dapat dimengerti sebagai tentara surgawi (Kej 32:2; I Raj 22:19). Frasa ini digunakan untuk menjabarkan para malaikat sebagai “tentara surgawi” dan sebagai jutaan keberadaan surgawi yang mengelilingi Allah disebut “bala tentara Allah”.
3. Keberadaan Malaikat
Semua agama menyadari eksistensi dunia spiritual. Mitologi mereka menyebut tentang dewa-dewa, setengah dewa, roh, setan, jin, pahlawan, dsb. Terutama di antara bangsa-bangsa Persia doktrin tentang malaikat itu sangat berkembang, dan banyak sarjana kritik menekankan bahwa orang Yahudi mengambil kepercayaan tentang malaikat dari bangsa-bangsa Persia. Akan tetapi pendapat para teolog liberal ini tidaklah terbukti, atau paling tidak merupakan suatu teori yang meragukan. Jelas bahwa pendapat ini tidak sesuai dengan Alkitab di mana malaikat sudah disebutkan sejak permulaan. Lebih dari itu sebagian sarjana terkenal yang mempelajari secara sungguh-sungguh tentang malaikat ini menyimpulkan bahwa paham bangsa-bangsa Persia tentang malaikat sesungguhnya didapat dari bangsa-bangsa Ibrani.
Gereja Kristen selalu percaya tentang eksistensi malaikat, akan tetapi dalam teologi liberal kepercayaan ini disepelekan, walaupun teologi liberal masih menganggap ide tentang malaikat sebagai ide yang berguna sebab dapat menanamkan dalam diri seseorang adanya “kekuatan Allah yang hidup dalam sejarah keselamatan, pemeliharaan spesial bagi umatNya, terutama mereka yang kecil”.
Kendati pun orang-orang seperti Leibniz dan Wolff, Kant dan Schleiermacher, mengatakan adanya kemungkinan akan eksistensi dari dunia malaikat dan sebagian dari mereka bahkan mencoba untuk membuktikannya melalui argumentasi rasional, namun filsafat tidak pernah dapat membuktikan atau tidak membuktikan eksistensi malaikat. Jadi dari filsafat kita beralih kepada Alkitab yang tidak membuat usaha yang besar-besaran untuk membuktikan keberadaan malaikat, tetapi mengasumsikan keberadaannya dalam seluruh pembicaraannya, dan dalam kitab-kitab Sejarah Alkitab berulang kali menunjukkan kepada kita bahwa malaikat bertindak. Tiga puluh tiga kitab di Alkitab memberikan referensi tentang malaikat (16 di PL dan 17 di PB). Tak seorang pun yang tunduk di bawah otoritas Alkitab dapat meragukan eksistensi malaikat.


4. Natur Malaikat
1. Malaikat adalah makhluk ciptaan. Mzm 148:2,5 dan Kol 1:16 jelas berbicara tentang penciptaan para malaikat. Waktu penciptaan mereka tidaklah dapat ditentukan dengan tepat.
2. Malaikat diciptakan secara serentak dan tidak terhitung jumlahnya. Pernyataan tentang penciptaan di Kolose 1:16 menunjuk pada penciptaan malaikat yang terjadi hanya satu kali; tindakan penciptaan tidak berlangsung terus. Karena malaikat tidak mampu untuk beranakcucu (Mat 22:30), jumlah mereka tidak berubah. Jumlah mereka dalam penciptaan “beribu-ribu” (Ibr 12:22). Meskipun istilah myriads secara harafiah berarti sepuluh ribu, namun di sini berarti “ribuan yang tidak terhitung” (lihat juga Why 5:11). Pengulangan beribu-ribu di Wahyu 5:11 mengusulkan jumlah malaikat yang tidak terhitung.
3. Malaikat adalah keberadaan yang bersifat roh. Meskipun malaikat dapat menyatakan diri mereka pada manusia dalam wujud tubuh manusia namun Alkitab menyatakan bahwa malaikat adalah Roh, lihat Mat 8:16; 12:45; Luk 7:21; 8:2; 11:26; Kis 19:12; Ef 6:12; Ibr 1:14. Malaikat tidak mempunyai daging dan tulang (Luk 24:39), tidak menikah (Mat 22:30), dapat ada dalam jumlah yang sangat besar dalam tempat terbatas (Luk 8:30), tidak terlihat (Kol 1:16). Malaikat adalah makhluk dan dengan demikian terbatas, walaupun mereka ada dalam hubungan yang lebih bebas terhadap ruang dan waktu daripada manusia. Kita tidak dapat mengatakan bahwa malaikat itu Mahahadir. Malaikat itu tidak dapat berada dalam dua tempat berbeda pada waktu yang sama.
4. Malaikat adalah ciptaan yang mempunyai rasio, moral, dan tidak dapat mati. Hal ini berarti malaikat adalah pribadi yang diberi pikiran dan kehendak. Karena mereka adalah roh maka sangat umum jika menganggap mereka mempunyai pikiran, akan tetapi hal ini juga diajarkan Alkitab secara eksplisit, II Sam 14:20; Mat 24:36; Ef 3:10; I Pet 1:12; 2 Pet 2:11. Kendati pun malaikat tidak maha tahu, namun pengetahuan mereka lebih tinggi daripada manusia, Mat 24:36. Lebih jauh lagi pengetahuan itu dimiliki oleh makhluk yang mempunyai natur moral, dan dengan begitu mereka mempunyai kewajiban moral; mereka diberi pahala oleh karena ketaatan mereka, dan dihukum karena ketidaktaatan mereka. Alkitab menyebut malaikat-malaikat yang tetap setia sebagai “malaikat kudus’, Mat 25:31 (KJV – the holy angels); Mrk 8:38; Luk 9:26; Kis 10:22; Why 14:10. dan Alkitab menggambarkan para malaikat yang jatuh sebagai malaikat yang berdusta dan berdosa, Yoh 8:44; I Yoh 3:8-10. Malaikat-malaikat yang baik juga tidak dapat mati dalam arti bahwa mereka tidak berada di bawah hukum kematian, Luk 20:36. Malaikat juga disebut memiliki kekuatan yang besar. Mereka adalah bala tentara Allah, sekumpulan prajurit dan selalu siap melaksanakan perintah Allah, Mzm 103:20 (KJV - Bless the LORD, ye his angels, that excel in strength); Kol 1:16; Ibr 1:14; dan malaikat-malaikat yang jahat disebut sebagai tentara Iblis, yang bertugas menghancurkan dunia milik Tuhan, Luk 11:21; 2 Tes 2:9, I Pet 5:8.


5. Tingkatan Malaikat
Kita tidak dapat mempelajari perihal malaikat di dalam Alkitab tanpa menyadari adanya tingkatan-tingkatan di antara makhluk surgawi ini. Mereka diorganisasikan menurut tingkatan kekuasaan dan kemuliaan.
Ahli-ahli teologia abad pertengahan menyimpulkan bahwa malaikat terbagi ke dalam sepuluh tingkat. Kendati kita tidak dapat memastikan, apakah pembagian tingkatan itu benar, setidak-tidaknya kita dapat yakin bahwa para malaikat berbeda dalam tingkat kekuasaannya. Beberapa dari mereka memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh yang lainya.
1. Penghulu Malaikat.
Penghulu (kepala) malaikat disebut dalam Yudas 9.
Nama Mikhael berarti Siapakah yang seperti Allah. Di dalam PL rupanya Mikhael erat sangkut-pautnya dengan bangsa Israel. Tuhan mengungkapkan bahwa Mikhael adalah pendamping umat pilihan Tuhan: “Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu” (Daniel 12:1). Secara khusus Mikhael melindungi dan membela umat Tuhan.
Dalam Daniel 10:13, Mikhael disebut sebagai pemimpin terkemuka. Ia adalah utusan Tuhan yang membawa hukuman dan keadilan. Dengan kedudukan seperti itu ia muncul dalam Wahyu 12:7-12. Di sini diceritakan bahwa ia memimpin bala tentara dalam memerangi Satan atau Iblis – naga besar itu beserta pengikut-pengikutnya. Mikhael dan para malaikatnya akan berperang dalam pertempuran dahsyat pada akhir zaman! Peperangan itu akan diwarnai dengan kekalahan Iblis beserta seluruh kuasa kegelapannya.
Ada yang berpendapat bahwa Mikhael itulah yang mengusir Iblis dengan malaikat-malaikat Iblis keluar dari surga. Mereka juga berpendapat bahwa Mikhael sekarang sedang terus bertempur melawan Iblis dan melawan malaikat jahat. Mikhael sedang bertempur untuk menghancurkan kuasa mereka dan untuk memberi umat Tuhan sekilas pandangan bahwa pada ahirnya umat Tuhan akan menang.
Gabriel dalam bahasa Ibrani berarti “Pahlawan Tuhan” atau “Manusia Allah”. Menurut pendapat umum dan menurut pujangga John Milton, Gabriel adalah seorang penghulu malaikat. Namun tidak ada ayat yang menyatakan hal tersebut.
Gabriel adalah malaikat yang disuruh Tuhan untuk menyampaikan berita tentang anugerah dan janji dari Tuhan. Ia muncul empat kali dalam Alkitab, Dan 8:16; 9:21; Luk 1:19, 26. Gabriel mengumumkan berita tentang rencana, maksud, dan hukuman dari Tuhan.
Di dalam Alkitab, kita mula-mula menemukan Gabriel dalam Daniel 8:15,16. Ia memberitakan penglihatan tentang akhir zaman. Tuhan mengutus dia untuk menyampaikan berita dari surga. Berita itu menyingkapkan rencana Tuhan dalam sejarah umat manusia. Dalam ayat 17, Gabriel berkata, “Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!”.
Ketika Daniel berdoa, ia melihat kedatangan Gabriel yang kedua kalinya: “Sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu …” (Dan 9:21). Kepada Daniel, Gabriel berkata, “… perhatikanlah penglihatan itu !” (9:23). Lalu Gabriel menyingkapkan rangkaian peristiwa yang akan terjadi pada akhir zaman.


Di dalam PB, Gabriel menyatakan diri untuk pertama kali dalam Lukas pasal 1. Ia menampakkan diri kepada Zakharia (ayat 11, 19). Ia memberitakan kelahiran Yohanes Pembaptis dan melukiskan kehidupan dan pelayanan Yohanes Pembaptis sebagai perintis jalan untuk Yesus.
Penampakan Gabriel yang paling penting ialah pada saat ia membawa berita kepada perawan Maria tentang Yesus, inkarnasi Allah sendiri.
Seorang penghulu malaikat akan berseru pada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali (I Tes 4:16).
2. Malaikat yang melayani Allah
Seraf/Serafim
Ayat yang menceritakan tentang Serafim hanya ada di Yesaya 6:1-6. Ada lebih dari satu Serafim, karena Yesaya mengatakan “para Serafim”, “masing-masing”, “mereka berseru seorang kepada seorang”, dan “seorang daripada Serafim” (ay. 2,3,6). Secara simbolis mereka disebut dalam bentuk manusia, tetapi dengan enam sayap, dua menutupi muka mereka, dua menutupi kaki dan dua lainnya dipakai untuk melayang-layang. Para Serafim melayani di sekitar takhta Allah, menyanyikan puji-pujian. Serafim juga mengekspresikan kekudusan Allah di mana mereka memproklamasikan bahwa manusia harus disucikan dari dosa moral sebelum ia dapat berdiri di hadapan Allah dan melayani Dia”. Kita belajar juga dari Yesaya 6:7 bahwa Tuhan dapat memakai mereka untuk menyucikan dan memurnikan hamba-hambaNya.
Kerub/Kerubim
Kerub di dalam Alkitab sering disebut-sebut untuk melambangkan hal surgawi. “Menurut perintah Tuhan, kerub digambarkan pada tutup tabut perjanjian dan pada Kemah Suci. Bait Allah yang dibangun oleh Salomo dihiasi dengan kerub-kerub” (Zondervan Pictorial Encyclopedia). Mereka mempunyai sayap, kaki, dan tangan. Dalam Yehezkiel 10 ada penjelasan yang terinci mengenai kerub-kerub. Mereka tidak hanya mempunyai sayap dan tangan, tetapi juga “seluruh badan mereka, punggungnya, tangannya, sayapnya, dan roda-rodanya penuh dengan mata sekelilingnya …” (Yeh 10:12). Yehezkiel pasal 10 sulit dipahami namun ada satu hal yang sangat jelas : Kerub berhubungan dengan kemuliaan Tuhan. Pasal ini penuh gambaran tentang kemuliaan Tuhan.
Tempat Kerub ialah di bawah takhta Allah. “Ya Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar” (Maz 80:2). “Tuhan itu Raja … Ia duduk di atas kerub-kerub” (Maz 99:1).
Dalam Kej 3:24 kerub-kerub menjaga pohon kehidupan di Taman Eden. Di dalam Kemah Suci di padang belantara, sosok kerub dari emas ditempatkan di kedua ujung tutup tabut perjanjian (Kel 25:18). Kerub mempunyai kuasa, kemuliaaan dan keagungan Allah dan bertugas menjaga kesucianNya di taman Eden, di tabut perjanjian dan Bait Suci, dan pada waktu Allah turun ke bumi. Kerub-kerub tidak hanya bertugas menjaga tempat mahasuci agar bebas dari mereka yang tidak berhak memasukinya, tetapi mereka juga menjamin hak Imam besar. Hanya Imam besarlah yang diizinkan masuk ke ruang mahasuci.
The Living Creatures


Both Ezekiel and Revelation tell us of yet other kinds of heavenly beings known as “living creatures” around God’s throne (Ezek. 1:5-14; Rev. 4:6-9). With their appearances like a lion, an ox, a man, and an eagle, they are the mightiest representatives of various parts of God’s entire creation (wild beasts, domesticated animals, human beings, and birds), and they worship God continually: “Day and night they never cease to sing, ‘Holy, holy, holy, is the Lord God Almighty, who was and is and is to come!’ “ (Rev. 4:8)
6. Pelayanan Malaikat
1. Melayani Allah. Kerub mempunyai pelayanan kepada Allah dalam hal mempertahankan kekudusan Allah; Serafim memiliki pelayanan dalam mengelilingi takhta Allah di mana mereka melayani kekudusan Allah.
2. Melayani Kristus. Para malaikat memiliki pelayanan yang signifikan pada Kristus mulai dari sebelum kelahiranNya sampai kedatanganNya yang kedua. Fakta bahwa para malaikat memiliki pelayanan yang penting pada Kristus juga menekankan keilahianNya; sebagai makhluk malaikat mengelilingi takhta Bapa demikian pula para malaikat melayani Putra Allah.
a. Malaikat memprediksi kelahiranNya (Luk 1:26-38). Gabriel datang pada Maria menjelaskan bahwa anak yang dikandungnya akan disebut “Putra dari Yang Mahatinggi”, yang akan juga memerintah di takhta Daud, ayahNya, dan akan memiliki kerajaan yang kekal. Mat 1:20, Malaikat datang kepada Yusuf untuk memberitahu kandungan Maria berasal dari Allah.
b. Para malaikat melindungi Yesus pada waktu masih kecil (Mat. 2:13). Salah satu malaikat memperingatkan Yusuf dari maksud Herodes dan menyuruh Yusuf untuk lari ke Mesir sampai kematian Herodes. Dan malaikat juga memberi petunjuk kapan saat yang aman untuk kembali ke tanah Israel (Mat 2:20).
c. Malaikat melayani Yesus setelah pencobaan (Mat 4:11). Pelayanan itu kemungkinan besar termasuk di dalamnya dukungan setelah empat puluh hari pencobaan yang melelahkan, demikian pula menyediakan makanan bagiNya sebagaimana yang dilakukan oleh malaikat pada Elia (I Raj 19:5-7)
d. Malaikat menguatkan Yesus di Getsemani (Luk 22:43). Sebagaimana Kristus memiliki peperangan rohani dengan Setan pada waktu pencobaan, demikian pula Kristus memiliki peperangan rohani di Getsemani berkaitan dengan salib. Malaikat menguatkan Dia pada saat Ia bergumul dalam doa dalam mengantisipasi penyalibanNya.
e. Malaikat mewartakan kebangkitanNya (Mat 28:5-7; Mrk 16:6-7; Luk 24:4-7). Malaikat mengundang para wanita untuk masuk ke kuburan yang kosong untuk melihat kain pembalut yang kosong, sehingga mereka yakin akan kebangkitan dan mewartakannya pada dunia. Malaikat mengingatkan para wanita itu akan janji Yesus sebelumnya bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga.
f. Para malaikat hadir pada saat kenaikan Yesus ke surga (Kis 1:10). Sebagaimana para malaikat mengelilingi takhta Bapa, demikian pula para malaikat menghadiri kenaikan yang penuh kemenangan dari Putra Allah ke dalam kemuliaan dan mengingatkan orang-orang yang memandang ke atas akan kembalinya Yesus dengan penuh kemenangan di masa yang akan datang.


g. Para malaikat hadir pada kedatangan Yesus yang kedua kali (Mat 25:31). Para malaikat akan mempersiapkan dunia untuk kembalinya Sang Putra dan pemerintahanNya (Mat 24:31). Sebagaimana Putra Allah kembali ke bumi, Ia akan dilayani oleh para malaikat surgawi, menambah kemuliaan dan kemegahan dari kembaliNya yang penuh kemenangan (Mat 25:31).
3. Melayani orang percaya. Para malaikat diistilahkan sebagai “roh-roh yang melayani” di Ibrani 1:14. Istilah Yunani untuk melayani adalah leitourgika yang tidak berarti perbudakan tetapi suatu fungsi jabatan. Mereka telah ditugaskan dan diutus dengan tanggung jawab untuk menolong orang percaya. Tanggung jawab seterusnya yang dilaksanakan dalam pelayanan para malaikat terhadap orang percaya.
a. Proteksi dalam hal fisik. Malaikat membebaskan para rasul dari penjara (Kis 5:19) dan Petrus dari penjara (Kis 12:7-11). Malaikat Tuhan sering melindungi hamba-hambaNya dari musuh-musuh mereka. II Raj 6:14-17, malaikat melindungi nabi Elisa. Daud berkata, “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan : tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai. ‘Sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu’” (Maz 91:1, 2, 11,12).
b. Pemeliharaan secara fisik. Malaikat membawa makanan bagi Elia pada waktu ia lemah dari perjalanan yang jauh (I Raj 19:5-7).
c. Dorongan. Selama badai di laut, malaikat menguatkan Paulus, mengingatkan ia bahwa ia akan tiba dengan selamat di Roma untuk bersaksi bagi Kristus (Kis 27:23-25).
d. Petunjuk. Malaikat memimpin Filipus untuk bersaksi pada orang Etiopia (Kis 8:26); malaikat mengatur pertemuan Kornelius dan Petrus yang membawa orang non-Yahudi pada penerimaan dalam komunitas orang percaya (Kis 10:3,22).
e. Penggenapan jawaban doa. Kelihatannya ada relasi antara doa untuk pembebasan Petrus dari penjara dengan pembebasannya oleh malaikat (Kis 12:1-11). Demikian pula doa Daniel dijelaskan oleh malaikat (Dan 9:20-27; lihat 10:10-12:13).
f. Membawa orang percaya ke surga. Lukas 16:22 menjelaskan kematian Lazarus dan para malaikat membawa di ke pangkuan Abraham. Ini mungkin cara Allah yang menyebabkan semua orang kudus yang meninggal “keluar dari tubuhnya … pulang ke rumah Tuhan untuk bersamaNya”.
4. Relasi dengan orang tidak percaya. Para malaikat telah dan akan terus terlibat dalam penerapan penghakiman atas orang tidak percaya. Para malaikat mewartakan kedatangan penghancuran Sodom karena dosa mereka (Kej 19:12-13); sebelum puncak cawan penghakiman, malaikat akan mewartakan penghancuran dari kuasa dunia (Why 14:4, 7, 8-9, 15, 17-18). Malaikat terlihat menghakimi orang di Yerusalem karena penyembahan berhala (Yeh 9:1-11); Malaikat menghancurkan tentara Asyur (II Raj 19); Malaikat membunuh anak sulung Mesir (Kel 12:18-30; I Kor 10:10; Ibr 11:28); malaikat menampar Herodes Agripa I karena ia menghujat (Kis 12:22-23); Malaikat juga adalah alat Tuhan dalam penghakiman pada akhir zaman, dimana mereka melemparkan orang yang tidak percaya pada perapian yang menyala-nyala (Mat 13:39-42, 50); para malaikat kan mencurahkan cawan penghakiman atas bumi (Why 16:2-17).
7. Malaikat Penjaga
Do people have Individual Guardian Angels ? Scripture clearly tell us that God sends angels for our protection (Ps 91:11-12). But some people have gone beyond this idea of general protection and wondered if God gives a specific “guardian angel” for each individual in the world, or at least for each Christian. Support for this idea has been found in Jesus’ words about little children, “in heaven their angels always behold the face of my Father who is in heaven” (Matt. 18:10). However, our Lord may simply be saying that angels who are assigned the task of protecting little children have ready access to God’s presence. (to use an athletic analogy, the angels may be playing “zone” rather than “man-to-man” defense).
When the disciples in Acts 12:15 say that Peter’s “angel” must be knocking at the door, this does not necessarily imply belief in an individual guardian angel. It could be that an angel was guarding or caring for Peter just at that time. There seems to be, therefore, no convincing support for the idea of individual “guardian angels” in the text of Scripture.
8. The Place of Angels in God’s Purpose
1. Angels Show the Greatness of God’s Love and Plan for Us. Human beings and angels are the only moral, highly intelligent creatures that God has made. Therefore we can understand much about God’s plan and love for us when we compare ourselves with angels.
a. The first distinction to be noted is that angels are never said to be made “in the image of God,” while human beings are several times said to be in God’s image (Gen 1:26-27; 9:6). Since being in the image of God means to be like God, it seems fair to conclude that we are more like God even than the angles are. This is supported by the fact that God will someday give us authority over angels, to judge them: “Do you not know that we are to judge angels?” (1 Cor 6:3). Though we are “for a little while lower than the angles” (Heb 2:7), when our salvation is complete we will be exalted above angels and rule over them. In fact, even now, angels already serve us :”Are they not all ministering spirits sent forth to serve, for the sake of those who are to obtain salvation ?” (Heb 1:14).
b. The ability of human beings to bear children like themselves (Adam “became the father of a son in his own likeness, after his image,” Gen 5:3) is another element of our superiority to angels, who apparently cannot bear children (cf. Matt 22:30; Luke 20:34-36).
c. Angels also demonstrate the greatness of God’s love for us in that, though many angels sinned, none were saved. Peter tells us that “God did not spare the angels when they sinned, but cast them into hell and committed them to pits of nether gloom to be kept until the judgment” (2 Peter 2:4). Jude says that “the angels that did not keep their own position but left their proper dwelling have been kept by him in eternal chains in the nether gloom until the judgment of the great day” (Jude 6). And we read in Hebrews, “For surely it is not with angels that he is concerned but with the descendants of Abraham” (Heb 2:16).


We see, therefore, that God created two groups of intelligent, moral creatures. Among the angels, many sinned, but God decided to redeem none of them. But God decided to save some sinful human beings. The fact that we have been saved from a life of rebellion against God means that we are able to sing songs that angels will never be able to sing for all eternity.
2. Angels Remind Us That the Unseen World is Real. Just as the Sadducees in Jesus’ day said that “there is no resurrection, nor angel, nor spirit” (Acts 23:8), so many in our day deny the reality of anything they cannot see. But the biblical teaching on the existence of angels is a constant reminder to us that there is an unseen world that is very real. An unbelieving world may dismiss talk of angels as mere superstition, but Scripture offers it as insight into the state of affairs as they really are.
3. Angels Are Examples for Us. In both their obedience and their worship angels provide helpful examples for us to imitate. Jesus teaches us to pray ,”Your will be done, on earth as it is in heaven” (Matt 6:10). In heaven God’s will is done by angels, immediately, joyfully, and without question. We are to pray daily that our obedience and the obedience of others would be like that of the angels in heaven. Their delight is to be God’s humble servants, each faithfully and joyfully performing their assigned tasks, whether great or small. Our desire and prayer should be that we ourselves and all others on earth would do the same.
4. Angels Carry Out Some of God’s Plans. Scripture sees angels as God’s servants who carry out some of his plans in the earth. They bring God’s messages to people (Luke 1:11-19; Acts 8:26; 10:3-8; 22; 27:23-24). They carry out some of God’s judgments, bringing a plague upon Israel (2 Sam 24:16-17), smiting the leaders of the Assyrian army (2 Chron. 32:21), striking King Herod dead because he did not give God glory (Acts 12:23), or pouring out bowls of God’s wrath on the earth (Rev. 16:1). When Christ returns, angles will come with him as a great army accompanying their King and Lord (Matt. 16:27; Luke 9:26; 2 Thess. 1:7).
Angels also patrol the earth as God’s representatives (Zech. 1:10-11) and carry out war against demonic forces (Dan 10:13; Rev 12:7-8). John in his vision saw an angel coming down from heaven, and he records that the angel “seized the dragon, that ancient serpent, who is the Devil and Satan, and bound him for a thousand years, and threw him into the pit …” (Rev 20:1-3). When Christ returns, an archangel will proclaim his coming (1 Thess 4:16; cf. Rev 18:1-2, 21; 19:17-18; et al).
5. Angels Directly Glorify God. Angels also serve another function: they minister directly to God by glorifying him. Thus, in addition to human beings, there are other intelligent, moral creatures who glorify God in the universe.
9. Our Relationship to Angels
1. We Should Be Aware of Angels in Our Daily Lives. Scripture makes it clear that God wants us to be aware of the existence of angels and of the nature of their activity. We should not therefore assume that its teaching about angels has nothing whatsoever to do with our lives today. Rather, there are several ways in which our Christian lives will be enriched by an awareness of the existence and ministry of angels in the world even today.
a. It certainly enriches our sense of reverence and joy in God’s presence if we appreciate the fact that angels join us in the worship of God.
b. We should be aware that angels are watching our obedience or disobedience to God through the day (1 Cor 4:9b). Even if we think our sins are done in secret and bring grief to no one else, we should be sobered by the thought that perhaps even hundreds of angels witness our disobedience and are grieved. On the other hand, when we are discouraged and think that our faithful obedience to God is witnessed by no one and is an encouragement to no one, we can be comforted by the realization that perhaps hundreds of angels witness our lonely struggle, daily “longing to look” at the way Christ’s great salvation find expression in our lives.
c. The author of Hebrews suggests that angels can sometimes take human form, apparently to make “inspection visits”. We read, “ Do not neglect to show hospitality to strangers, for thereby some have entertained angels unawares” (Heb 13:2; cf. Gen 18:2-5; 19:1-3). This should make us eager to minister to the need of others whom we do not know, all the while wondering if someday we will reach heaven and meet the angel whom we helped when he appeared temporarily as a human being in distress here on earth.
d. When we are suddenly delivered from a danger or distress, we might suspect that angels have been sent by God to help us, and we should be thankful. An angel shut the mouths of lions so they would not hurt Daniel (Dan 6:22), delivered the apostles from prison (Acts 5:19-20), later delivered Peter from prison (Acts 12:7-11). When a car suddenly swerves from hitting us, when we suddenly find footing to keep from being swept along in a raging river, when we walk unscathed in a dangerous neighborhood, should we not suspect that God has sent his angels to protect us ?Does not scripture promise, “For he will give his angels charge of you to guard you in all your ways. On their hands they will bear you up, lest you dash your foot against a stone” (Ps 91:11-12).
2. Cautions Regarding Our Relationship to Angels.
a. Beware of Receiving False Doctrine From Angels : The Bible warns against receiving false doctrine form supposed angels: “But even if we, or an angel from heaven, should preach to you a gospel contrary to that which we preached to you, let him be accursed” (Gal 1:8). Paul makes this warning because he knows that there is a possibility of deception. He says, “Even Satan disguises himself as an angel of light” (2 Cor 11:14). Similarly, the lying prophet who deceived the man of God in 1 King 13 claimed, “An angel spoke to me by the word of the LORD, saying, ‘Bring him back with you into your house that he may eat bread and drink water’” (1 Kings 13:18). Yet the text of Scripture immediately adds in the same verse, “But he lied to him”.
It is interesting that these examples show the clear possibility of satanic deception tempting us to disobey the clear teachings of Scripture or the clear commands of God (cf. 1 King 13:9). These warnings should keep any Christians from being fooled by the claims of Mormons, for example, than an angel (Moroni) spoke to Joseph Smith and revealed to him the basis of the Mormon religion. Such “revelation” is contrary to the teaching of Scripture at many points (with respect to such doctrines as the Trinity, the person of Christ, justification by faith alone, and many others), and Christian should be warned against accepting these claims.
Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 13
b. Do Not Worship Angels, Pray to Them, or Seek Them : “Worship of angels” (Col 2:18) was one of the false doctrines being taught at Colossae. Moreover, an angel speaking to John in the book of Revelation warns John not to worship him : “You must not do that! I am a fellow servant with you and your brethren who hold the testimony of Jesus. Worship God” (Rev 19:10).
Nor should we pray to angels. We are to pray only to God, who alone is omnipotent and thus able to answer prayer and who alone is omniscient and therefore able to hear the prayers of all his people at once. Paul warns us against thinking that any other “mediator” can come between us and God, “for there is one God and there is one mediator between God and men, the man Christ Jesus” (1 Tim 2:5). If we were to pray to angels, it would be implicitly attributing to them a status equal to God, which we must not do. There is no example in Scripture of anyone praying to any specific angel or asking angels for help.
Moreover, Scripture gives us no warrant to seek for appearances of angels to us. They manifest themselves unsought. To seek such appearances would seem to indicate an unhealthy curiosity or a desire for some kind of spectacular event rather than a love for God and devotion to him and his work. Though angels did appear to people at various times in Scripture, the people apparently never sought those appearances. Our role is rather to talk to the Lord, who is himself the commander of all angelic forces. However, it would not seem wrong to ask God to fulfill his promise in Psalm 91:11 to send angels to protect us in times of need.
c. Do Angels Appear to People Today ?
In the earliest period of the church’s history angels were active. There seems, therefore, no compelling reason to rule out the possibility of angelic appearances today. Some would dispute this on the grounds that the sufficiency of Scripture and the closing of its canon rule out the possibility of angelic manifestations now. They would say that we are not to expect God to communicate to us through angels. However, this conclusion does not follow. Though angels would not add to the doctrinal and moral content of Scripture, God could communicate information to us through angels as he also does through prophecy or through ordinary communication from other persons, or thorough our observation of the world. If God can send another human being to warn us of danger or encourage us when we are downcast, there seems no inherent reason why he could not occasionally send an angel to do this as well.
However, we should use extreme caution in receiving guidance from an angel should such an unusual event happen. The fact that demons can appear as angels of light should warn us that the appearance of any angel-like creature does not guarantee that this being speaks truthfully : Scripture is our guide, and no angelic creature can give authoritative teaching that is contrary to Scripture.
An angelic appearance today would be unusual. If one should (apparently) occur, we should evaluate it with caution. But there is no convincing reason for saying that such an event absolutely could not happen, particularly in a time of extreme danger, or intense conflict with the forces of evil.


10. Asal Mula Setan
Di samping malaikat yang baik ada juga malaikat yang jahat/setan, yang senang sekali menentang Allah dan pekerjaanNya. Walaupun mereka juga makhluk Tuhan, sebenarnya semula mereka tidak diciptakan sebagai malaikat yang jahat. Allah melihat bahwa semua yang telah diciptakanNya, dan semuanya baik (Kej 1:31).
Ada sejumlah teori yang salah tentang asal mula setan :
1. Roh orang jahat yang telah meninggal. Ini merupakan pandangan dari Philo, Josephus, dan beberapa penulis Kristen mula-mula, dan Yunani kuno. Teori ini terbukti salah karena orang jahat berada di Hades setelah meninggal (Luk 16:23).
2. Roh-roh sebelum Adam dan keturunannya. Teori ini berdasarkan “teori kesenjangan/gap theory” dari asal mula penciptaan di Kejadian 1:1, pemberontakan dan kejatuhan dari umat ciptaan yang semula antara Kejadian 1:1 dan 1:2, dan berakibat kekacauan. Kejadian 1:3 menjabarkan penciptaan itu. Ciptaan semula dari umat manusia yang jatuh sekarang menjadi roh setan. Problema dari pandangan ini adalah bahwa hal ini terjadi sebelum Kejadian 1 dan 2, dan tidak ada pengesahan dari Alkitab untuk pandangan ini. Lebih jauh Roma 5:12 memperjelas bahwa melalui Adam, bukan orang sebelum zaman Adam, bahwa kondisi dari dosa dan maut mulai di dunia ini.
3. Keturuanan dari malaikat dan perempuan. Teori ini berdasar pada usulan bahwa “putra-putra Allah” di Kejadian 6:2 di mana para malaikat datang ke bumi, bersetubuh dengan “anak-anak perempuan manusia” dan menghasilkan keturunan, orang Nefilim (Kej 6:4), yang adalah setan. Teori ini memiliki beberapa masalah. Pemikiran bahwa putra Allah itu adalah malaikat dapat ditentang kata kalimat “mengambil istri bagi diri mereka sendiri” menunjuk pada hubungan pernikahan, bukan suatu tindakan hubungan seksual yang tidak alamiah. Selain itu tidak ada indikasi bahwa orang Nefilim adalah setan, melainkan, kemungkinan besar mereka adalah “pahlawan” atau “serdadu perang yang kejam”.
Ada dua ayat dalam Alkitab yang jelas menunjukkan bahwa sebagian dari para malaikat tidak tetap bertahan dalam keadaan ketika mereka diciptakan, tetapi jatuh dari keadaan semula, 2 Pet 2:4 dan Yud 6. Dosa khusus mereka tidaklah disebutkan tetapi pada umumnya dianggap bahwa dosa itu karena mereka mau meninggikan diri mereka sendiri dan melawan Allah.
Kita tampaknya harus mengasumsikan ada 2 kali kejatuhan dalam dunia malaikat. Yang pertama adalah kejatuhan Iblis dan kemudian disusul dengan kejatuhan dari sekumpulan setan yang sekarang melayani Iblis. Iblislah yang menarik yang lain bersamanya dalam kejatuhannya.
11. Karakteristik Setan
1. Setan adalah roh. Mereka adalah keberadaan yang disebut roh, yaitu yang tanpa tubuh daging (Mat 8:16; Luk 10:17, 20).
2. Setan terbatas oleh ruang dan tidak mahahadir. Mereka hanya bisa berada di satu tempat dalam satu waktu. Setan tinggal di dalam dua laki-laki di Gadara, dan pada waktu mereka diusir mereka tinggal di babi. (Mat 8:28-34)
Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 15
3. Setan memiliki intelek tetapi tidak mahatahu. Setan mengetahui identitas Yesus (Mrk 1:24), mereka juga mengetahui nasib akhir mereka (Mat 8:29), namun mereka tidak mahatahu. Mereka tidak mengetahui waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali (Mat 24:36), hanya Tuhan yang tahu. Setan juga tidak mengetahui masa depan atau dapat membaca pikiran kita. Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus mengetahui pikiran manusia (Mat 9:4; 12:25; Mrk 2:8; Luk 6:8; 11:17) dan juga Tuhan (Kej 6:5; Mzm 139:2, 4, 23, Yes 66:18), namun tidak ada indikasi bahwa malaikat maupun setan dapat mengetahui pikiran kita. Daniel mengatakan pada raja Nebukadnezar bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memberitahukan kepada raja tentang mimpinya kecuali Tuhan (Dan 2:27-28).
Jika setan tidak dapat membaca pikiran manuisa kenapa peramal atau orang yang dirasuk setan dapat memberitahu detail kehidupan seseorang seperti sarapan pagi apa, di mana uangnya disimpan di rumah, dll ? Hal-hal ini dapat dijelaskan karena kita mengetahui bahwa setan dapat mengobservasi dan menarik kesimpulan dari hasil observasinya. Setan dapat mengetahui apa yang kita makan tadi pagi hanya dengan melihat kita sarapan pagi. Ia bisa tahu apa yang saudara katakan secara pribadi di telepon hanya dengan mendengarkan apa yang dibicarakan. Banyak orang ditipu karena peramal bisa tahu masa lalu maka mereka percaya ramalan masa depan, padahal yang diketahui hanya masa lalu (yang didapat dari setan) dan bukan masa depan.
Ada pula yang mengajarkan bahwa berdosa dengan bahasa roh/bahasa malaikat maka doanya tidak dapat didengar oleh setan. Jika berdoa dengan bahasa malaikat dengan bersuara maka setan tentu dapat mendengar dan mengerti karena ia dulu juga malaikat. Cukup berdoa dalam hati maka setan tidak bisa mengetahui isi doa kita.
4. Setan berkuasa tetapi tidak mahakuasa. Oleh karena dirasuk setan maka laki-laki di Gerasa dapat mematahkan rantai; tidak ada yang bisa mengikat dia karena kekuatannya yang tidak normal (Mrk 5:3-4), namun kuasa setan terbatas; mereka tidak dapat mengerjakan apa yang dikerjakan Allah (Yoh 10:21).
5. Setan adalah makhluk yang percaya. Tidak ada setan yang ateis. Yak 2:19 mengatakan, “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja ? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.” Mereka memiliki iman tapi bukan iman yang menyelamatkan karena iman mereka tidak membawa mereka menuju pertobatan. Mereka menyadari dan mengakui keilahian Kristus tetapi menolak untuk taat kepadaNya. Mereka juga tahu siapa yang merupakan umat percaya (Kis 19:15) dan mereka taat pada otoritas nama Yesus.
6. Mereka semua jahat namun tidak sama derajat kejahatannya. Roh jahat yang keluar dari manusia akan kembali dengan “tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya” (Mat 12:45).
12. Aktivitas Setan
1. Setan melawan dan berusaha untuk menghancurkan setiap pekerjaan Tuhan. Seperti Iblis yang mencobai Hawa untuk berdosa melawan Allah (Kej 3:1-6), maka ia juga berusaha untuk membuat Yesus berdosa dan gagal dalam misinya sebagai Mesias (Mat 4:1-11). Taktik yang digunakan Iblis dan setan-setannya adalah dengan menggunakan dusta (Yoh 8:44), penyesatan (Wah 12:9), pembunuhan (Maz 106:37;
Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 16
Yoh 8:44), dan segala jenis aktivitas yang destruktif untuk membuat seseorang berbalik dari Tuhan dan menghancurkan diri sendiri. Mereka juga akan menggunakan pencobaan, keraguan, perasaan bersalah, ketakutan, kebimbangan, sakit, iri hati, kesombongan, atau berbagai cara lain untuk mencegah kesaksian dan kegunaan seorang Kristen (a Christian’s witness and usefulness).
2. Setan menyebabkan penyakit. Lukas 13:11 menyaksikan seorang perempuan yang menderita sakit lumpuh “yang disebabkan oleh iblis”; Lukas 13:16 lebih jauh menyatakan bahwa “Setan telah mengikatnya selama delapan belas tahun” sehingga ia dalam penderitaan. Kadangkala ada korelasi antara penyakit jiwa, penyakit dan aktivitas setan; namun demikian, tidak selalu mungkin untuk mengidentifikasi perbedaan dan setiap orang yang berusaha untuk melakukan diagnosa itu harus sangat berhati-hati. Penyakit karena Setan atau Iblis hanya dapat terjadi atas izin Allah (Ayb 1:12; 2:6; lihat 2 Kor 12:7-10).
3. Setan mempengaruhi pikiran. Setan dengan sengaja menipu Hawa supaya berdosa dengan menyelewengkan kebenaran dan mengubah pikiran Hawa tentang Allah (Kej 3:1-5). Setan dan iblisnya terus mempengaruhi pikiran dari orang-orang dengan membutakan pikiran mereka (2 Kor 4:4). Bagian ini mengindikasikan Setan memiliki kemampuan untuk berpikir atau bernalar. Meskipun bagian ini menunjuk pada orang percaya, Setan juga dapat mempengaruhi pikiran orang percaya (2 Kor 11:3); ia dapat menyesatkan orang percaya dari “penyembahan yang benar dan murni pada Kristus”. Setan dapat menyesatkan orang percaya dari penyembahan yang terfokus hanya pada Kristus, Yakobus 3:15 mengindikasikan hikmat duniawi adalah berasal dari setan dan memimpin pada iri hati dan segala perbuatan jahat.
Solusi bagi pengaruh setan terhadap pikiran adalah dengan membawa proses pikiran pada penaklukan kepada Kristus (2 Kor 10:5). Suatu nasihat yang sama diberikan di Filipi 4:6-8. Pikiran itu akan dijaga pada waktu orang percaya mempercayakan setiap hal kepada Allah dalam doa dan memikirkan hal-hal yang sejati, terhormat, benar, dan murni.
4. Setan menipu orang. Paulus khawatir kalau gereja Tesalonika dicobai, di mana Setan telah membujuk mereka untuk berdosa di tengah penderitaan dan penganiayaan (1 Tes 3:5). Meskipun orang Tesalonika telah menerima injil sukacita, pengharapan mereka dapat diselewengkan melalui pencobaan setan.
Melalui utusannya, Setan juga bekerja melalui dan dalam orang tidak percaya; Paulus menunjuk pada penguasa di angkasa “bekerja di antara orang-orang durhaka” (Ef 2:2). Konteks itu mengindikasikan Setan menipu orang tidak percaya supaya hidup berdasarkan hawa nafsu daging dan keinginan daging dan pikiran mereka. Matius 13:19 selanjutnya mengindikasikan penipuan setan adalah dengan mengambil Firman dari mereka yang mendengarnya dan menyelewengkan pengertian mereka.
5. Setan menipu bangsa-bangsa. Setan pada akhirnya akan mengumpulkan bangsa-bangsa di dunia untuk memberontak pada Kristus. Setan menipu bangsa-bangsa dengan mengadakan tanda-tanda supaya mempengaruhi mereka dalam peperangan melawan Mesias yang akan datang kembali (Why 16:14).


13. Iblis
Iblis muncul dalam Alkitab sebagai kepala dari malaikat-malaikat yang jatuh. Tampaknya pada awalnya Iblis adalah pangeran yang paling kuat dari dunia malaikat, dan menjadi pemimpin dari mereka yang memberontak dan jatuh. Nama “Iblis” menunjukkan dirinya sebagai “musuh” bukan kepada manusia tetapi Allah (not in the first place of man, but of God). Ia menyerang Adam yang adalah mahkota ciptaan Allah, membuat kehancuran dan karenanya disebut sebagai Appollyon (si Penghancur). Setelah masuknya dosa dalam dunia ia menjadi Diabolos (si Penuduh) yang terus menerus mendakwa umat Allah, Why 12:10. Dalam Alkitab ia disebut sebagai pemula dosa, Kej 3:1,4; Yoh 8:44; I Yoh 3:8; Why 20:2,10 dan muncul sebagai kepala dari mereka yang jatuh, Mat 25:41; 9:34; Ef 2:2. Ia adalah pemimpin dari balatentara malaikat yang ia bawa dalam kejatuhannya, dan membawa mereka menjadi penentang Kristus dan kerajaanNya. Berulang kali juga ia disebut “penguasa dunia ini / the prince of this (not, “of the”) world”, Yoh 12:31; 14:30; 16:11, dan bahkan juga “ilah jaman ini/the god of this world”, 2 Kor 4:4. Hal ini tidaklah berarti bahwa ia mengatur seluruh dunia karena Tuhanlah yang mengatur dan Ia telah memberikan kuasa kepada Kristus, tetapi pernyataan ini berarti bahwa Iblis adalah penguasa dunia yang jahat, dunia yang jauh terpisah dari Allah. Kenyataan ini ditunjukkan oleh Ef 2:2, dimana ia disebut sebagai “penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh-roh yang sekarang berkuasa di antara orang-orang durhaka”. Iblis melebihi manusia (superhuman) tetapi bukan Allah; ia memiliki kekuatan yang besar, tetapi tidak mahakuasa; mempunyai pengaruh pada skala yang luas, tetapi tetap terbatas, Mat 12:29; Wah 20:2 dan ditentukan untuk masuk dalam jurang yang tiada dasarnya, Why 20:10.
It is also possible that there is a reference to the fall of Satan, the prince of demons, in Isaiah 14. As Isaiah is describing the judgment of God on the king of Babylon (an earthly, human king), he then comes to a section where he begins to use language that seem too strong to refer to any merely human king :
How you are fallen from heaven,
O Day Star1, son of Dawn !
How you are cut down to the ground,
you who laid the nations low !
You said in your heart,
“I will ascent to heaven;
Above the stars of God
I will set my throne on high;
I will sit on the mount of assembly
In the far north;
I will ascend above the heights of the clouds,
I will make myself like the Most High.”
But you are brought down to Sheol,
To the depths of the Pit (Isa 14:12-15)
1 The KJV translates “Day Star” as “Lucifer”, a name meaning “bearer of light”. The name Lucifer does not appear elsewhere in the KJV and does not appear at all in more modern translations of the Bible. Kata aslinya adalah lleyhe heylel.
Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 18
This language of ascending to heaven and setting his throne on high and saying, “I will make myself like the Most High” strongly suggests a rebellion by an angelic creature of great power and dignity. So the sin of Satan is described as one of pride and attempting to be equal to God in status and authority.
Objection :
The primary reference of both passages (Isaiah 14:4-21 and Ezekiel 28:12-19) was to the earthly kings of Babylon and Tyre, and that there is no direct reference to Satan’s origin and fall. Also, they concede it is a questionable practice to base important doctrinal conclusions of pictorial and poetic passages of Scripture.
14. Aktivitas Setan Dalam Sejarah Keselamatan
1. In the Old Testament
Because in the Old Testament the word demon is not often used, it might at first seem that there is little indication of demonic activity. However, the people of Israel often sinned by serving false gods, and when we realize that these false “gods” were really demonic forces, we see that there is quite a bit of Old Testament material referring to demons. See Deut. 32:16-17 and Ps. 106:35-37.
These references demonstrate that the worship offered to idols in all the nations surrounding Israel was really worship of Satan and his demons. This is why Paul can say of the false religions of the first-century Mediterranean world, “What pagans sacrifice they offer to demons and not to God” (1 Cor. 10:20). It is thus fair to conclude that all the nations around Israel that practiced idol worship were engaging in the worship of demons.
It is significant that there is no clear instance of the casting out of demons in the Old Testament. The nearest analogy is the case of David playing the lyre for King Saul : “And whenever the evil spirit from God was upon Saul, David took the lyre and played it with his hand; so Saul was refreshed, and was well, and the evil spirit departed from him” (1 Sam 16:23). However, Scripture speaks of this as a recurring event (“whenever”), indicating that the evil spirit returned after David left Saul. This was not the completely effective triumph over evil spirits that we find in the New Testament.
2. During the Ministry of Jesus
After hundreds of years of inability to have any effective triumph over demonic forces, it is understandable that when Jesus came casting out demons with absolute, the people were amazed (Mark 1:27). Such power over demonic forces had never before been seen in the history of the world.
Jesus explains that his power over demons is a distinguishing mark on his ministry to inaugurate the reign of the kingdom of God among mankind in a new and powerful way (Matt 12:28-29).
The “strong man” is Satan, and Jesus had bound him, probably at the time of his triumph over him in the temptation in the wilderness (Matt 4:1-11) During his earthly ministry, Jesus had entered the strong man’s “house” (the world of unbelievers who are under the bondage of Satan), and he was plundering his house, that is, freeing people from satanic bondage and bringing them into the joy of the kingdom of God. It
Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 19
was “by the Spirit of God” that Jesus did this; the new power of the Holy Spirit working to triumph over demons was evidence that in the ministry of Jesus “the kingdom of God has come upon you”.
3. During the New Covenant Age
This authority over demonic powers was not limited to Jesus himself, for he gave similar authority first to the Twelve (Matt 10:8; Mark 3:15), and then to seventy disciples. After a period of ministry, the seventy “returned with joy, saying, ‘Lord, even the demons are subject to us in your name!’” (Luke 10:17). Then Jesus responded, “I saw Satan fall like lightning from heaven” (Luke 10:18), indicating again a distinctive triumph over Satan’s power. Authority over unclean spirits later beyond the seventy disciples to those in the early church who ministered in Jesus’ name (Acts 8:7; 16:18; James 4:7; I Peter 5:8-9), a fact consistent with the idea that ministry in Jesus’ name in the new covenant age is characterized by triumph over the powers of the devil (1 John 3:8).
4. During the Millennium
During the millennium, the future thousand-year reign of Christ on earth mentioned in Revelation 20, the activity of Satan and demons will be further restricted. See Rev 20:1-3.
Here Satan is described as completely deprived of any ability to influence the earth. During the millennium, however, there will still be sin in the hearts of the unbelievers, which will grow until the end of the thousand years when there will be a large-scale rebellion against Christ, led by Satan who, having been “Loosed from his prison” (Rev 20:7), will come to lead that rebellion (Rev 20:8-9).
Pandangan ini dipegang oleh Dispensasionalis, Premil, dan Postmil. Kaum amil melihat Wahyu 20:1-3 paralel dengan Mat 12:28-29. Kerajaan seribu tahun adalah kerajaan Allah yang adalah gereja.
5. At the Final Judgement
At the end of the millennium, when Satan is loosed and gathers the nations for battle, he will be decisively defeated and “thrown into the lake of fire and sulphur” and “tormented day and night for ever and ever” (Rev 20:10). Then the judgment of Satan and his demons will be complete.
15. Kerasukan Setan
Saat ini banyak orang berpandangan bahwa kerasukan setan di dalam Alkitab adalah gejala dari sakit jiwa atau epilepsi. Tetapi jika kita menggali lebih dalam akan istilah yang digunakan Alkitab maka ada dua hal yang berbeda. Alkitab menggunakan dua istilah yang berbeda. Dalam Matius 4:24 digunakan dua istilah yaitu kerasukan setan dan sakit ayan. Jadi pandangan di atas dapat ditolak. Alkitab memang menyatakan bahwa ada orang yang dirasuk setan.
Charles Ryrie menjabarkan kerasukan setan sebagai berikut :
Setan memasuki diri seseorang, mengontrol dan mempengaruhi seseorang, dengan pikiran yang tidak waras. Kerasukan setan harus dibedakan dengan aktivitas setan dalam relasi dengan seseorang, pekerjaan setan ini bekerja dari luar sedangkan kerasukan setan dari dalam. Berdasarkan definisi ini maka orang Kristen tidak dapat dirasuk oleh setan karena ia telah didiami oleh Roh Kudus. Namun demikian, orang percaya dapat menjadi target dari aktivitas setan dalam derajat tertentu, sehingga ia dapat memperlihatkan seolah-olah ia dirasuk setan.
Ciri-ciri orang yang kerasukan setan :
1. Mempunyai tenaga yang luar biasa. Markus 5:3-4 memperlihatkan bahwa orang yang dirasuk setan dapat mematahkan rantai.
2. Suara yang berubah. Kadang wanita yang dirasuk setan bersuara pria. Bahkan mungkin menggunakan bahasa asing.
3. Tatapan mata berubah. Tatapan matanya tidak sayu tetapi melotot.
4. Karakter/perilakunya berbeda dari biasanya. Mrk 9:22 mencatat anak yang kerasukan setan akan menuju api atau air.
5. Mereka yang kerasukan setan tidak sadar diri. Ketika mereka telah dilepaskan maka mereka tidak menyadari apa yang telah dilakukan.
6. Cacat temporar. Matius 9:32-33 mencatat bahwa orang yang kerasukan setan menjadi bisu dan setelah dilepaskan maka ia dapat berbicara.
7. Menghujat Tuhan atau mengagung-agungkan nama Tuhan, lihat Kis 16:17. Setan berseru, “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan” dengan tujuan untuk menyombongkan Hamba Tuhan.
16. Mengusir Setan
Jesus gives all believers authority to rebuke demons and command them to leave. Luke 9:1; 10:17, 19; Acts 8:7; 16:18. Selain itu ada perintah untuk melawan setan, yaitu Yak 4:7; I Ptr 5:8-9.
Before we examine in more detail how that authority works out in practice, it is important, first, that we recognize that the work of Christ on the cross is the ultimate basis for our authority over demons. Because of Christ’s death on the cross, our sins are completely forgiven, and Satan has no rightful authority over us. Second, our membership as children in God’s family is the firm spiritual position from which we engage in spiritual warfare. When Satan comes to attack us, he is attacking one of God’s own children, a member of God’s own family; this truth gives us authority to successfully wage war against him and defeat him.
It is important to remember that we need not fear demons. Although Satan and demons have much less power than the power of the Holy Spirit at work within us (I john 4:4), one of Satan’s tactics is to attempt to cause us to be afraid. This is important, since the opposite of fear is faith in God.
Why does God want Christian to speak directly to the demon who is troubling someone rather than just praying and asking God to drive away the demon for them ?
God has given us a very active role in carrying out his plans, especially his plans for the advancement of the kingdom and the building up of the church. In all of these cases, our direct involvement and activity is important in addition to our prayers. And so it seems to be in our dealing with demonic forces as well. So our heavenly Father encourages us to enter directly into conflict with demonic forces in the name of Christ and in the power of the Holy spirit. Thereby he enables us to gain the joy of participating in eternally Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 21
significant ministry and the joy of triumphing over the destructive power of Satan and his demons in people’s live. It is not that God could not deal with demonic attacks every time we prayed asked him to do so, for he certainly could and he no doubt sometimes does. But the New Testament pattern seems to be that God ordinarily expects Christians themselves to speak directly to the unclean spirits.
In actual practice, this authority to rebuke demons may result in briefly speaking a command to an evil spirit to leave when we suspect the presence of demonic influence in our personal lives or the lives of those around us. We are to “resist the devil” (James 4:7), and he will flee from us. Sometimes a very brief command in the name of Jesus will be enough. At other times it will be helpful to quote Scripture in the process of commanding an evil spirit to leave a situation. Paul speaks of “the sword of the Spirit, which is the word of God” (Eph 6:17). And Jesus, when he was tempted by Satan in the wilderness, repeatedly quoted Scripture in response to Satan’s temptations (matt 4:1-11). Appropriate Scripture may include general statements of the triumph of Jesus over Satan (Matt 12:28-29; Luke 10:17-19; 2 Cor 10:3-4; Col 2:15; Heb 2:14; James 4:7; I Peter 5:8-9; I John 3:8; 4:4; 5:18), but also verses that speak directly to the particular temptation or difficulty at hand.
Some guideline to rebuke evil spirit :
1. Some contemporary stories tell of long, drawn-out battles in which the Christian counselor argues with the demon and shouts at it repeatedly over a period of several hours. But there is no indication in the New Testament that demons are hard of hearing, nor are there examples of such long periods of conflict in order to get a demon to leave. The power to cast out demons comes not from our own strength or the power of our own voice, but from the Holy Spirit (Matt 12:28; Luke 11:20). Thus, a quiet, confident authoritative tone of voice should be sufficient.
2. To avoid being drawn into a long conversation or battle with the demon itself the Christian counselor should focus not on the demon but on the person being ministered to the truth of the Bible that need to be affirmed and believed. If the demon refuses to leave in spite of the command given in the name of Jesus, then it may be best to wait until another time after more prayer and personal spiritual preparation on the part of the person being ministered to and the person who are engaging in this ministry.
3. It is important for Christians not to become overly curious in this area of demonic conflict. We are not to become overly fascinated with matters of evil and attempt to become “experts” in some kinds of evil just to satisfy our curiosity.
4. If the person being ministered to is not a Christian, it is important that he or she be urged to come to Christ as Savior immediately after the demon is cast out so that the Holy Spirit will reside in the person and protect him or her from future attacks. Otherwise there may be a worse result later (Matt 12:43-45)
5. Effectiveness in difficult cases of demonic influence may be related to our own spiritual condition. When Jesus had cast a demon out of an epileptic boy, and “the boy was cured instantly,” the disciples privately came to Jesus and asked, “Why could we not cast it out?” (Matt 17:18-19). Jesus said to them, “Because of your little faith” (Matt 17:20). Mark’s gospel reports that Jesus also said in response to the disciples, “This kind cannot be driven out by anything but prayer” (Mark 9:29). The Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 22
disciples apparently were at that time weak in faith; they had not spent enough time in prayer recently and they were not walking fully in the power of the Holy Spirit.
17. Gereja Setan
1. Asal Mula
Dari mana asal Gereja Setan ? Josh McDowell dan Don Stewart dalam buku yang berjudul “Handbook of Today’s Religions” dan William J. Peterson dalam bukunya “Those Curious New Cults” menyebutkan bahwa Gereja Setan didirikan oleh Anton Szandos La Vey pada tanggal 30 April 1966 di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Ia pernah bekerja sebagai pemain pada Clyde Beatty Circus, asisten juru ramal di sebuah karnaval, pemain organ di klub malam dan fotografer di kepolisian. Ia pernah belajar okultisme dan kemudian membuka kursus di rumahnya tentang vampir, kanibalisme dan Lycantropi (Manusia serigala). Pada waktu mendeklarasikan berdirinya Gereja Setan, ia mengangkat dirinya sebagai imam agung pertama Gereja Setan di San Fransisco. Dalam posisi sebagai imam agung, ia berhasil menulis beberapa buku yang dijadikan pedoman bagi para pengikutnya, diantaranya adalah The Satanic Bible (1969), The Satanic Rituals (1969), The Complete Witch (1972) dan The Devil Notebook. Di bawah pimpinannya, Gereja Setan berkembang dengan pesat dan mereka mengklaim bahwa pengikutnya sudah mencapai ribuan orang.
La Vey meninggal pada tanggal 20 Oktober 1997 dalam usia ke-67 karena penyakit gangguan paru-paru dan jantung. Setelah meninggalnya, baru diketahui sisi gelap dan keboborokan kehidupannya. Hal ini dikemukakan oleh putrinya sendiri yang bernama Zeena. Zeena yang pernah menjabat sebagai juru bicara Gereja Setan dan keluar pada tahun 1990 menceritakan bagaimana liciknya si ayah dan penipuan-penipuan yang dilakukannya dalam bisnis. Untuk menanggulangi kesulitan keuangan, si ayah tidak segan-segan meminta bahkan memaksa anggota wanitanya untuk melacurkan diri.
2. Acara Ritual Gereja Setan
Acara ritual mereka sungguh mengerikan, menakutkan, kacau dan bersifat amoral. Acara ritual yang terdiri dari bermacam-macam unsur, yaitu : unsur seksual untuk melampiaskan hasrat, unsur kasih sayang untuk menolong satu di antara yang lain dan unsur destruktif yang dipakai untuk melampiaskan kemarahan, kebencian, dan dendam. Sebab itu dalam upacara ritual ini, adakalanya meminum darah segar, mempersembahkan korban bayi dengan cara dibunuh, penghujatan pada Putra Tunggal Allah - Yesus Kristus dengan menginjak-nginjak gambar wujudNya, pemutaran musik rock yang hiruk-pikuk, membuat orang lepas kendali, penekanan ajaran pada prinsip hedonisme menyebabkan dalam acara diselinggi dengan minum obat terlarang seperti ganja, morfin, ekstasi, mariyuana, narkotika, shabu-shabu, putaw dan sebagainya. Pada puncak acara, mereka mulai menanggalkan satu per satu pakaian mereka sehingga telanjang bulat, dan kemudian adegan dan tindakan amoral mereka lakukan dalam bentuk seks bebas.
Liturgi mereka hampir sama dengan Kristen, yaitu di dalamnya ada penyembahan, pujian, dan khotbah. Dan tentu pujian dan penyembahan diarahkan pada setan, sedangkan khotbahnya berisi arahan untuk berlaku bebas, tidak terikat dan dibatasi oleh apapun. Segala hal mereka boleh lakukan, termasuk mengumbar hawa-nafsu dengan sesama anggota dan sebagainya.
Acara ritual ini diadakan pada hari-hari penting, di antaranya adalah :
a. Hari Black Sabbath
Jika hari Sabat orang Yahudi adalah hari Sabtu dan orang Kristen adalah hari Minggu, tetapi bagi mereka adalah hari Jumat. Dalam acara ritual setiap Jumat yang dikenal dengan sebutan “Black Sabat” (Sabat Hitam atau Sabat Kelam) ini, sering meminta tumbal dalam bentuk penyampaian korban bayi-bayi, khususnya yang berumur sekitar empat minggu. Cara menyajikan korban sangat sadis dan mengerikan. Bayi yang masih kemerah-merahan dibawa dan dibaringkan ke altar batu dengan salib yang terbalik, kemudian bayi itu ditikam dan jantungnya yang masih berdenyut diambil sebagai sajian. Di antara cara yang dipakai mereka untuk mendapatkan bayi, menurut penuturan Rina (mantan istri Lucifer) adalah dengan berpura-pura menjadi pembantu rumah-tangga, lalu menghisap darah bayi melalui lehernya untuk dipersembahkan pada Lucifer. Ada pula bayi yang dikorbankan berasal dari hasil zinah massal antar anggotanya.
b. Hari Halloween
Hari raya ini dilaksanakan setiap tanggal 31 Oktober. Para anggotanya mengenakan topeng penutup muka dalam berbagai bentuk. Pada puncak acara, mereka mulai melampiaskan perlawanan dalam bentuk hujatan terhadap Putra Allah, Yesus Kristus dengan menginjak-injak gambar wujud Yesus Kristus.
c. Hari Solstice
Hari ini dirayakan pada waktu menjelang umat Kristen merayakan hari kelahiran Yesus Kristus. Mereka menargetkan satu hari sebelum umat Kristen merayakan Natal, mereka mencari korban untuk dibunuh. Tujuan agar umat Kristen tidak dapat merayakan Natal dengan hati yang bersukacita. karena terjadinya pembunuhan tersebut.
d. Hari Equinox
Hari raya ini diperingati setiap tanggal 13 Maret dan hari raya khusus ini hanya dihadiri oleh anggota kelompok yang dikendalikan oleh Hyberia (istri Lucifer) yang terdiri dari 13 wanita. Kelompok ini disebut sebagai “The Sister of the Light” yang dalam struktur organisasi Gereja Setan menduduki posisi kelompok kelima atau kedua dari atas setelah Lucifer.
3. Daya Tarik Gereja Setan
Meskipun acara ritual yang dilakukan mengerikan dan menyeramkan namun mengapa banyak orang yang mau masuk menjadi anggotanya ? Menurut Pdt. Paulus Daun ada beberapa penyebabnya, diantaranya :
a. Memberi peluang atau membuka pintu untuk setan masuk. Sebenarnya manusia normal tidak mudah dirasuk setan kecuali jika ia membuka kesempatan bagi setan. Kapan kesempatan itu diberikan ? Yaitu tatkala seseorang berada di dalam situasi labil, tidak sadar diri (trans). Inilah yang menjadi sebab mengapa dalam acara mereka disediakan minuman keras dan obat terlarang. Dengan minuman, apalagi ditambah obat terlarang menyebabkan seseorang berada di dalam situasi labil, tidak sadar diri dan dengan mudah mereka dikuasai.
b. Tawaran seks bebas merupakan daya tarik yang luar biasa. Iblis mengetahui daya tarik seks sangat luar biasa, sebab itu dalam acara puncak ritual mereka adalah melakukan hubungan seksual secara bebas. Siapa yang tidak tertarik jika ditawari gadis-gadis cantik yang seksi yang boleh dinikmati tanpa membayar sepeser pun. Yang paling mudah ditarik adalah para ABG yang kurang pengalaman.
Oleh : Ali Salim Angelologi & Satanologi – Halaman 24
c. Dua pilar pemikiran filsafat La Vey, yakni : materialisme dan hedonisme yang menjanjikan kebebasan manusia dari segala kaidah hukum moral dengan bebas melakukan apa saja sesuai dengan keinginan hawa-nafsu, menjadi daya tarik yang luar biasa, khususnya di kalangan pemuda-remaja.
d. Yang keempat dengan cara menghipnotis dan membawa calon korban ke pesta. Cara ini dialami oleh seorang putri remaja. Ia pertama diajak oleh temannya makan di restoran, kemudian diajak ke pesta yang diadakan di sebuah hotel berbintang, dihadiahkan pakaian yang bagus-bagus, diminta untuk menginap, kemudian tanpa disadari, ia diikat menjadi anggotanya.
e. Dengan cara melukai dengan tusukan. Setiap anggota Gereja Setan mengenakan cincin bertanda bintang. Fungsi cincin tersebut adalah untuk menggores tangan orang lain sehingga berdarah dan darahnya dibawa ke tempat acara ritual. Dengan ilmu gaib jarak jauh dengan dasar darah dapat mempengaruhi dan menarik si empunya darah untuk menjadi anggotanya.
4. Cara Kerja Gereja Setan
Beberapa cara yang dipakai untuk mendapatkan anggota baru, di antaranya :
a. Para anggotanya dipaksa bahkan sampai diancam jika mereka tidak berhasil membawa orang baru akan dijatuhkan sanksi dalam bentuk darah mereka akan dihisap sebagai tumbal bagi Lucifer. Para anggota yang takut mendapat sanksi tersebut dengan terpaksa bahkan menghalalkan segala cara agar mendapat anggota baru, di antaranya menggunakan daya tarik seks untuk menangkap anggota baru. Cara ini mengingatkan kita pada tahun 80-an di negara kita, yaitu “Children of God”. Dalam rangka mencari anggota, bidat ini mempunyai program yang disebut “melacurkan diri untuk Tuhan”. Yang dimaksud dengan “melacurkan diri” adalah kesediaan anggotanya berhubungan seksual dengan siapa saja tanpa dibayar, asal lawan mainnya setelah menikmati tubuhnya mau mengikuti acara ritual mereka.
b. Bujukan dan janji yang diberikan merupakan daya tarik yang membangkitkan minat khususnya di kalangan muda-mudi, diantaranya janji kebebasan penuh untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. Hal ini memang dirindukan karena selama ini mereka seolah-olah diikat oleh kebiasaan yang bersifat tradisional yang mengandung nilai etika moral dan institusionalisme dan sebagainya. Pemutaran lagu-lagu heavy metal yang mengemukakan tema pemberontakan terhadap kekangan moral. Hal yang demikian ini sangat sesuai dengan jiwa pemberontak dari generasi muda.
c. Mempraktekkan okultisme di Gereja Setan. Orang-orang modern yang sudah jemu dengan hal-hal yang berkaitan dengan ilmiah mulai menggandrungi hal-hal yang aneh-aneh, sensasional dan menakjubkan. Sebab itu okultisme yang dipraktekkan merupakan pendekatan yang efektif dalam rangka menarik anggota baru.
d. Pengharapan yang bersifat ekskatologis merupakan daya tarik yang kuat juga. Dalam doktrin ekskatologis mereka menjanjikan para pengikutnya bukan saja bisa menikmati kepuasan yang bersifat nafsu kedagingan di dunia ini dan di akhirat nanti akan mewariskan yang lebih indah, yaitu dalam dunia baru yang sungguh mempesonakan.

Jumat, 22 Agustus 2008

DEMONOLOGI

I. Pendahuluan



Siapa disini yang tidak takut setan? Apa perbedaan setan di Alkitab dengan setan di film atau buku-buku atau cerita-cerita yang beredar?

Kalau Anda pernah menonton The Exorcist misalnya, Anda mendapati bahwa setan itu begitu menakutkan, dengan kekuatannya yang sangat dasyat, digambarkan bahwa pribadi setan itu seolah 'omnipresent, omniscience, omnipotent' dll. Ada adegan-adegan yang diceritakan dalam film The Exorcist bahwa setan takut/ bisa kalah dengan "lambang salib" atau dengan "air suci" (menaruh lambang salib sebagai ajimat), namun sebenarnya kemenangan lambang salib dalam film itu "semu" saja karena pada akhir filmnya selalu diberi tanda bahwa setan itu datang lagi, misalnya tiba-tiba setan itu datang dibelakang jog kursi mobil seseorang yang menyetir dan kemudian ada tulisan "to be continued" (berlanjut ke serial berikutnya), yang menggambarkan setan itu justru "belum kalah".

Setan kadang digambarkan sebagai sosok makhluk yang jelek, raksasa dengan ekor seperti panah dan membawa senjata trisula. Seperti dalam film "End of Days (1999)" yang dibintangi Arnold Schwarzenegger dimana ia melawan penghulu setan itu dengan sejata tembak, kemudian setan yang menyamar jadi orang itu berubah ke wujud aslinya yaitu makhluk jelek itu tadi. Well, barangkali, kalau saya jadi sutradaranya mungkin saya akan menggambarkan setan itu bukan sebagai makhluk yang jelek, tetapi sebagai makhluk yang begitu agung, terang, anggun (mungkin bersayap seperti gambaran malaikat kebanyakan), mungkin dengan mulut dan mata menyorot dengan pandangan licik, dan dengan "terang"-nya itu ia akan menipu manusia untuk ikut dengannya, bukannya malah melawan dia dengan senjata tembak, karena ini sangat tidak masuk akal sekali sebab makhluk roh tentu saja tidak akan kalah dengan peluru/ mesiu. Dan pelu kita ketahui bahwa cara setan mengalahkan manusia itu tidak selalu dengan kekuatan tetapi yang lebih berbahaya dari itu adalah dengan TIPU-DAYA. Sebab, kalau belum apa-apa ia sudah menyatakan jati-dirinya, ia tentu tidak memenangkan jiwa dari orang yang sedang ia serang itu.


* 2 Korintus 11:14
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang.

* Efesus 6:11
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;


Dalam film The Oment juga begitu, bagaimana seorang anak yang lahir sebagai titisan setan itu belum apa-apa sudah membuat takut orang-tuanya dan orang-orang sekitarnya, saya pikir ini bukanlah 'grand design' Antikris sebagai titisan setan. Karena tentu saja Antikris akan menjadi sosok yang membawa pesona yang sangat memikat dengan sikapnya yang santun, humanis, mungkin juga intelektual yang sangat jenius, kemampuan supranatural yang hebat yang memikat banyak orang, dan bukannya membuat orang takut pada awalnya. Tetapi dia akan menggunakan pesonanya menggiring banyak orang dan kemudian dikuasainya.

Demikian pula film-film klenik yang marak beredar dalam film Indonesia, juga selalu mempresentasikan setan yang berkuasa, setan yang menakutkan. Dan selalu menggambarkan bahwa manusia seharusnya takut akan setan.

Namun, apa perbedaannya setan dalam Alkitab?

Silahkan baca mulai dari Kejadian sampai dengan Wahyu, kita tidak digiring untuk merasa takut akan setan, karena setan hanyalah makhluk ciptaan yang tidak akan bisa menyamai Sang Pencipta. Meski setan itu mungkin menakutkan dan mempunyai kuasa, tetapi setan tetaplah makhluk, yaitu malaikat penghulu yang melawan Allah, ia ingin seperti Allah, dan dari situlah kejatuhannya sehingga ia disebut setan/iblis. Suatu perbedaan dengan malaikat penghulu yang lain yaitu Mikhael. Arti nama Mikhael adalah 'no one like God' (tidak ada yang seperti Allah) menunjuk pada arti hakiki bahwa sebuah ciptaan tidak akan menyamai Sang pencipta-nya.

Alkitab menggambarkan setan/iblis dengan sangat serius, dia memang mempunyai kekuatan yang dasyat, dalam Kitab Wahyu menulis simbolisme "binatang yang keluar dari laut" dan sebagainya yang menggambarkan kuasa yang dimilikinya. Namun, setan tidak selalu datang sebagai sosok yang menakutkan, tetapi ia juga datang dengan sosok yang memikat dalam membujuk. Kitab Kejadian dengan jelas menunjukkan bahwa si ular itu datang dengan sikap yang santun kepada Hawa - bukan dengan cara yang menakutkan - sehingga keduanya terlibat dalam suatu diskusi.

Setan memang dicatat dalam Alkitab mempunyai kekuatan, ia bisa menguasai manusia, namun kekuatan setan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kuasa Allah. Setan kabur dan gemetar oleh karena nama Tuhan Yesus Kristus.


* Lukas 10:17-20
10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
10:18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."


* Yakobus 4:7-8
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!


Setan versi film/buku bukan yang sejati. Alkitablah sumber dari yang sejati dan mencatat dengan jelas dan jujur siapa setan sebenarnya. Baiklah kita akan membahas hal-hal tentang setan, dimulai dari etimologi ilmu/bahasan sbb :



Demonologi adalah studi mengenai Setan/ Iblis serta sifat-sifatnya. Orang-orang Kristiani ketika membicarakan Demonologi, nama "Lucifer" menjadi peran utama. Karena aliran Kristiani barat biasanya mengikuti tafsir dalam Yesaya 14:12 bahwa ada penghulu malaikat yang memberontak, ia adalah "lucifer" yaitu kata latin yang digunakan St. Jerome pada abad 4 Masehi untuk menerjemahkan kata Ibrani "HEILEL/ HEILEI" (lihat artikel : Lucifer di http://www.sarapanpagi.org/lucifer-vt391.html#p822 ).

Namun tentu tidak semua bersepaham untuk menyetujui bahwa penghulu setan itu bernama "Lucifer", karena pada kenyataannya kita jumpai ada banyak orang memakai nama "HEILEL/ HEILEI", kata yang sama seperti terdapat dalam Yesaya 14:12 itu misalnya :

- Seorang rabi yang terkenal yang hidup sebelum Yesus Kristus, yaitu Rabi Hilel.
- Aktor "Haley Joel Osment"
- Ilmuwan "Edmund Halley" penemu Comet Halley.
- Penyanyi neo-classic "Hayley Westenra"
- Dll.

Tentu saja para orang tua mereka tidak menamakan anaknya dengan nama dari "penghulu Iblis/ Setan". Dan orang Yahudi tidak mengenal kata "Lucifer" yang dikonotasikan sebagai "iblis". Mereka punya 'istilah' sendiri untuk menyebut nama 'sang penghulu iblis/setan' yaitu "SAMAEL" ini dicatat dalam kitab mereka Talmud dan Midrasy. Karena adanya perbedaan tafsir terhadap Yesaya 14:12, untuk pembahasan ini, saya lebih suka menyebut Iblis/ Setan saja ketimbang memakai nama "Lucifer".



Setan/ Iblis : Makhluk adikodrati. Namanya menandakan bahwa ia dianggap sebagai musuh manusia. Apa perbedaan antara Iblis dan Setan? "Iblis" itu kata serapan dari bahasa Arab, rujukan ayat :


Iblis :

* Yohanes 6:70
LAI TB, Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."
KL 1870, Maka sahoet Isa kapada mareka-itoe: Boekan koepilih kamoe doewa-belas orang? Maka jang sa’orang kamoe itoe ibelis adanja.
KJV, Jesus answered them, Have not I chosen you twelve, and one of you is a devil?
TR, απεκριθη αυτοις ο ιησους ουκ εγω υμας τους δωδεκα εξελεξαμην και εξ υμων εις διαβολος εστιν
Translit., apekrithê autois ho iêsous ouk egô humas tous dôdeka exelexamên kai ex humôn heis diabolos {iblis} estin.


Kata yang diterjemahkan "Iblis" adalah kata Yunani "διαβολος – diabolos", berasal dari kata kerja "διαβαλλω; diaballô", menuduh, memfitnah.
Secara harfiah "diabolos" berarti yang bicara jahat, pemfitnah, yang menuduh dengan tidak benar.


Setan :

* Matius 4:10
LAI TB, Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
KL 1870, Tatkala itoe kata Isa kapadanja: Njahlah engkau, hai sjaitan, karena adalah tersoerat: "Hendaklah kamoe menjembah Toehan Allahmoe dan beribadat hanja kapada Toehan sadja."
KJV, Then saith Jesus unto him, Get thee hence, Satan: for it is written, Thou shalt worship the Lord thy God, and him only shalt thou serve.
TR, τοτε λεγει αυτω ο ιησους υπαγε σατανα γεγραπται γαρ κυριον τον θεον σου προσκυνησεις και αυτω μονω λατρευσεις
Translit., tote legei autô ho iêsous hupage satana gegraptai gar kurion ton theon sou proskunêseis kai autô monô latreuseis


Setan (Indonesia); satan/ satanas (Yunani); satan (Inggris); shaitan (Arabic); Kata Ibraninya adalah Ibrani "SATAN". Kata Ibrani "SATAN" -- berasal dari kata kerja yang sama SATAN, harfiah : memusuhi, melawan, menuduh, mendakwa -- secara maknawi berarti "lawan" atau "musuh", kadang-kadang personifikasi dimengerti sebagai "segala kuasa nyata yang melawan Allah dan keselamatan manusia". Maka, jelas nama "setan" ini menandakan bahwa ia dianggap sebagai musuh manusia.


Salah satu Rujukan ayat dalam Tanakh Ibrani :


* Zakaria 3:1
LAI TB, Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
BIS, Dalam penglihatan yang lain lagi, TUHAN memperlihatkan kepadaku Imam Agung Yosua sedang berdiri di hadapan malaikat TUHAN. Di sebelah Yosua, berdirilah Setan yang telah siap untuk menuduhnya.
KJV, And he shewed me Joshua the high priest standing before the angel of the LORD, and Satan standing at his right hand to resist him.
Hebrew,
ויראני את יהושע הכהן הגדול עמד לפני מלאך יהוה והשטן עמד על ימינו לשטנו׃
Translit, VAYARENI ET-YEHOSHUA HAKOHEN HAGADOL OMED LIFNEI MALAKH YEHOVAH VEHASATAN OMED AL-YEMINO LESITNO


Dari ketiga contoh ayat ini, bisa kita mengerti bahwa Iblis dan Setan adalah kata yang sinonim (lihat artikel "Iblis, Setan, setan-setan, Beelzebub", di http://www.sarapanpagi.org/iblis-setan- ... 0.html#p821).



II. KELAHIRAN SETAN


A. "Kelahiran" atau "Terciptanya" Setan


Kapankah Setan "tercipta"? dan dari manakah makhluk supranatural itu berasal? merupakan pertanyaan manusia di segala zaman. Pertanyaan ini muncul karena pengalaman manusia bersama kekuatan kosmis ini belum dapat terjawab secara tuntas. Dalam segala zaman manusia berusaha menjawabnya. Dalam paham Kristiani dan tradisi Yudaisme, kelahiran Setan dikaitkan dengan asal-usul para malaikat yang tidak setia pada Allah. Dalam konteks hidup para malaikat itulah persoalan mengenai "kelahiran" Setan dapat dipahami.

Terhadap pertanyaan "Siapa yang menciptakan Setan?". Ada yang berpendapat, karena Allah adalah Sang Pencipta, maka Dia menciptakan. Memang kelihatannya cocok juga bila kita rujuk pada ayat-ayat ini :


* Yesaya 45:7
yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.

* Ratapan 3:38
Bukankah dari mulut Yang Mahatinggi keluar apa yang buruk dan apa yang baik?


Selanjutnya, saya akan berikan pertanyaan lain yang nadanya tidak jauh berbeda dengan pertanyaan diatas. Yaitu "Dari manakah asal dosa?"

Jawaban ini setidak-tidaknya dapat dihubungkan dengan pertanyaan di bawah ini.

[1] Dari Allah
[2] Dari Iblis
[3] Dari manusia


Pemberontakan kepada Allah adalah dosa. Kejatuhan iblis dan kejatuhan menusia dimulai dari keinginan menjadi seperti Allah (lihat Kejadian 3:5). Dan "dosa" ini bukan merupakan partikel yang "diciptakan", melainkan sesuatu yang timbul akibat pemberontakan dan free-will yang makhluk yang diciptakan (lihat artikel : KEHENDAK BEBAS ASAL MULA KEJAHATAN, di http://www.sarapanpagi.org/kehendak-beb ... .html#p1162 )

Apa jawaban Anda saat seseorang bertanya kepada Anda mengenai siapa yang melahirkan perampok, penjahat, pembunuh dan yang sejenisnya? Apa jawaban spontan yang Anda berikan? Bila Anda menjawab "Ibu!", apa sebenarnya yang dilahirkan oleh seorang ibu? Bayi atau penjahat? Dalam konteks inilah seorang ibu sering dipersalahkan dan sering menjadi kambing hitam dari kelakuan anaknya. Padahal, ibu pertama kali melahirkan seorang bayi mungil yang bersih hatinya dan membuat banyak pihak merasa gembira. Tidak ada seorang ibu pun yang berharap anaknya akan menjadi perampok atau pembunuh. Bayi, suka cita, harapan akan kebaikan menjadi suasana awali yang memungkinkan seorang wanita menjadi "ibu", sedangkan perampok, pembunuh dan sejenisnya terbentuk dalam tanggung jawab orang yang bersangkutan dan terbangun dalam suasana kejahatan yang mengitarinya.

Dalam sejarah penciptaan, Allah pun membuat segalanya baik adanya dan "Allah melihat bahwa semuanya itu baik" (Kejadian 1: 10,12,18,2 1,25). Begitu pula Allah menciptakan malaikat-malaikat-Nya baik adanya. Jumlah mereka amat banyak, seperti disebut "seribu kali seribu melayani Dia dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya" (Daniel 7: 10). Dalam diri malaikat ada hakikat surgawi yang memungkinkan mereka mampu hidup dalam kesatuan dengan Allah. Para malaikat itu sungguh-sungguh diciptakan tanpa dosa walaupun tidak berarti tidak bercela.



Kejatuhan Malaikat


Sekalipun malaikat digambarkan sebagai mahluk suci yang penuh keindahan dan menjadi pelayan Allah yang setia, Alkitab juga bercerita mengenai kejatuhan malaekat terutama kejatuhan malaekat menjadi Iblis. Rasul Petrus menyebutkan bahwa Tuhan murka atas malaekat yang jatuh (2 Petrus2:4). Dalam Yudas 1:6 juga diceritakan mengenai malaikat-malaikat yang meninggalkan surga dan jatuh ke dalam kegelapan.


* 1 Petrus 2:4
Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;

* Yudas 1:6
Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,


Alkitab berbicara tentang malaikat yang baik dan yang jahat, sekalipun ditekankan bahwa pada mulanya semua malaikat diciptakan baik dan kudus. Karena mereka diciptakan dengan memiliki kebebasan untuk memilih, banyak malaikat ikut dalam pemberontakan Iblis dan meninggalkan kedudukan mereka semula selaku hamba-hamba Allah, sehingga dengan demikian kehilangan peranan surgawi mereka. Pastilah, setan-setan dalam Perjanjian Baru adalah para malaikat yang terjatuh ini.

Alkitab berbicara tentang rombongan malaikat baik yang sangat banyak, sekalipun hanya nama dua "nama" malaikat yang lazim dikenal: Mikhael dan Gabriel. Rupanya malaikat terbagi menurut tingkat yang berbeda: Mikhael disebut penghulu malaikat (maksudnya: "malaikat yang memimpin") ; kemudian ada serafim, kerub, para malaikat dengan wibawa dan kuasa, dan sejumlah besar malaikat yang merupakan roh-roh yang melayani. Sebagai makhluk-makhluk rohani, malaikat yang baik memuliakan Allah, melaksanakan kehendak-Nya, melihat wajah-Nya, takluk kepada Kristus, lebih unggul daripada manusia, dan tinggal di surga. Para malaikat melaksanakan banyak kegiatan di bumi atas perintah Allah. Mereka memainkan peranan khusus dalam menyatakan hukum Allah kepada Musa. Tugas mereka terutama berkaitan dengan peranan mereka dalam misi Kristus untuk menyelamatkan manusia. Mereka bersukacita apabila satu orang berdosa bertobat, melayani kepentingan umat Allah, mengamati kehidupan jemaat Kristen, membawa berita dari Allah, mengantarkan jawaban atas doa, kadang-kadang membantu penafsiran mimpi dan penglihatan yang bersifat nubuat, memberikan kekuatan kepada umat Allah di tengah-tengah pencobaan, melindungi orang kudus yang takut akan Allah dan membenci kejahatan, menghukum orang yang menjadi musuh Allah, berperang melawan kuasa setan-setan, dan membawa orang yang selamat ke surga. Apa yang dikerjakan oleh malaikat-malaikat yang baik ini berlawanan dengan malaikat yang jatuh (Iblis)

Mengenai saat kejatuhan malaikat, Alkitab tidak memberi petunjuk, mungkin terjadi antara ayat Kejadian 1:1-2, namun tidak jelas dikatakan. Yang jelas, Iblis sudah digambarkan keberadaannya dalam Kejadian pasal 3 ketika ia mulai mencobai Adam dan Hawa. Ada tafsir yang menyebutkan bahwa kejatuhannya digambarkan sebagai kejatuhan raja Tirus dalam Yehezkiel 28:12-19 (bandingkan dengan "Heilel ben Shakar" Bintang Timur Putra Fajar dalam Yesaya14:12-14). Setan semula berada dalam kebenaran lalu jatuh (Yohanes 8:44). Kejatuhannya (Lukas10:18 ) kelihatannya bersamaan dengan kajatuhan malaekat (2 Petrus 2:4; Yudas 1:6).

Penyebab kejatuhan Iblis terutama adalah kesombongan (1 Timotius 3:6; Yehezkiel 28:15,17), kesombongan untuk naik tahta bersama malaekat-malaekat yang jatuh (Matius 25:41), dari kedudukannya semula sebagai malaekat terang (2 Korintus11:14).



Pekerjaan Malaikat Yang Jatuh


Malaikat-malaikat yang jatuh melawan maksud Tuhan (Daniel 10:10-14), menyesatkan umat percaya (Lukas13:16; Matius17:15-16), menjalankan maksud Setan (Matius 25:21;12:26-27), mengganggu kehidupan rohani umat pilihan Allah (Efesus 6:12), dan berusaha membujuk dan menyesatkan umat percaya (1 Samuel 28:7-20). Tuhan tidak akan membiarkan malaikat-malaikat yang jatuh, melainkan sudah tersedia hukuman atas kesalahan dan dosa mereka. Dalam Yudas 1:6; 2 Petrus.2:4; Matius 25:41, dapat diketahui bahwa tidak ada kesempatan bertobat dan penebusan bagi malaikat yang jatuh. Nasib akhir mereka adalah pemusnahan dalam api yang kekal. Dalam 1 Korintus 6:3 kelihatannya para orang suci akan ikut dalam menghakimi malaikat-malaikat yang jatuh.



B. Kelahiran Setan dalam Diri Kita


Paulus mengungkapkan gagasan mengenai Setan dalam kata "exousiai" yang berarti kuasa-kuasa. Ia yakin bahwa "baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, baik yang di atas maupun yang di bawah, atau pun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Roma 8:38 ). Dengan demikian, yang menjadi salah satu misi Paulus adalah "bukan melawan darah dan daging tapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efesus 6: 12).

Setan lahir dalam hidup kita pada saat kita "mengikuti jalan dunia ini" dan "menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orangorang durhaka" (Efesus 2:2). Keterbukaan hati kita kepada Setan adalah saat kelahiran itu. Saat seperti inilah yang memungkinkan kita menjadi "pendurhaka" atau "para pekerja Iblis" (lihat 2 Tesalonika 2:8-12). Rasul Yohanes menulis Setan akan lahir dalam diri mereka yang tetap berbuat dosa (1 Yohanes 3:8 )

Orang yang hidup bersama Setan (kuasa kegelapan) membuat kita mampu melakukan bermacam-macam pekerjaan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat paIsu, bahkan mampu membuat pelbagai tipu daya jahat yang menyeret orang kepada lorong neraka. Semua ini terjadi dengan tak terhindarkan bagi setiap insan manusia.

Gagasan yang senada juga dimunculkan. Surat Yudas misalnya, ia menyajikan suatu pengalaman iman bahwa Setan itu lahir pada "orang-orang fasik (orang yang tak mau memahami) yang menyalahgunakan kasih karuniaAllah untuk melampiaskan hawa nafsu mereka dan yang menyangkal satusatunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus" (Yudas 1 :4). Setan bukan saja lahir dalam diri orang yang tidak mengimani Kristus tetapi juga mampu lahir pada orang yang adalah anak -anak Allah. Hal ini terjadi karen a kuasa Setan begitu hebat, bahkan "penghulu malaikat, Mikael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengannya mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata "kiranya Tuhan menghardik engkau! ", (Yudas 1:9; bandingkan dengan 2 Petrus 2: 1).

Surat pertama Yohanes meneguhkan siapa orang fasik itu. Menurut Yohanes, "seorang anti-Kristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak anti-Kristus .... Mereka berasal dan antara kita tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita" (1 Yohanes 2: 18-19). Dalam konteks ini, Yohanes menempatkan koinonia (persekutuan) sebagai ukuran utama apakah seseorang berjalan dalam terang Tuhan atau tidak (bandingkan 1 Yohanes 1 :5-3: 110). Terang Tuhan dipertentangkan dengan kegelapan (bandingkan 1 Yohanes 3: 19-21). Seseorang yang telah membiarkan disesatkan oleh mereka yang anti-Kristus akan meninggalkan persekutuan iman umat. Mereka yang disesatkan akan termasuk anak-anak Iblis, karena rnereka tidak berbuat kebenaran, yaitu menanggapi "betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah" (1 Yohanes 3: 1). Setan akan lahir dalam diri mereka yang tetap berbuat dosa (1 Yohanes 3:8 ) dan anti-Kristus sebab "setiap roh yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah; roh itu adalah roh anti-Kristus" (1 Yohanes 4:3).



III. ALKITAB BERBICARA MENGENAI SETAN/ IBLIS



Dari gagasan Kitab Suci itu, kita sampai pada satu pemahaman bahwa Allah tidak sejak semula menciptakan Setan yang selalu meresahkan manusia, termasuk kita. Yang diciptakan Allah pertama-tama adalah para malaikat yang baik dan patuh serta taat padaAllah. Kelahiran Setan ditempatkan dalam keputusan bebas malaikat sendiri yang memberontak melawan Allah. Baru kemudian mereka disebut "malaikat-jahat" atau istilah yang digunakan dalam bahasa Ibrani sebagai "SATAN" dan terungkap dengan nama atau istilah yang berbeda-beda dalam Perjanjian Baru. Kejahatan sendiri tidaklah diciptakan oleh Allah, tetapi kejahatan yang disebut dosa itu adalah pilihan bebas ciptaan Allah. Tanggung jawab atas kejahatan tidak bisa dilimpahkan pada Allah tetapi harus dipanggul oleh mereka yang memilih dosa.

Yohanes menyebut Setan sebagai "penguasa dunia" (Yohanes 12:31; 14:30; 16: 11). Lukas mengaitkannya dengan peristiwa pencobaan Yesus (Lukas 4:2,3,6,13) dan dengan peristiwa Yudas mengkhianati Yesus (Lukas 22:3), tetapi Setan tetap menunggu waktu yang tepat untuk memulai lagi karyanya (Lukas 4:3).

Aksi Setan itu berjalan terus dan mencapai keinginannya dan semenjak berhasil membuat manusia mengambil pilihan yang sesuai dengan maksudnya. Malaikat jahat (Iblis) sangat berperan besar dalam kisah Ular dan pengusiran manusia dari taman Eden (Lihat Kej 3: 1-24). Dalam kisahnya, Hawa mengatakan bahwa memang benar yang menggodanya adalah ular. Namun, sebenamya yang ada di balik semua itu adalah Setan yang kemudian mewujud menjadi ular. Saat itu Setan hadir di hadapannya mirip seperti para malaikat yang lain. Malaikat (yang ternyata adalah Setan) itu menggodanya (melalui ular) untuk menjerumuskan manusia menuju keterbatasan menafsirkan firman Allah dan untuk menuruti kecenderungan-kecenderungan pribadi. Penggodaan Setan terhadap Hawa inilah yang kemudian melatarbelakangi perkembangan kisah-kisah penciptaan. Setan terlahir bersamaan dengan ketidak-tekunan manusia pertama dalam kesetiaan terhadap Allah.

Manusia kemudian selalu terjatuh dalam dosa dan selalu hidup atau bekerja dalam sejarah kedosaan (misalnya, kisah menara Babel, Kejadian 11: 1-9; lembu emas Israel, Keluaran 32: 1-35; peristiwa Sodom dan Gomora, Kejadian 19: 1-29). Dengan demikian, bumi menjadi lahan subur bagi Setan untuk terus memberontak melawan Allah karena itu "Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan menyerahkan nya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman" (2 Petrus 2:4) dan "sesudah masa seribu tahun itu, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya dan ia akan pergi menipu bangsa-bangsa yang tersebar di seluruh dunia" (Wahyu 20:7-8 ). Ia tidak membantu manusia untuk semakin mencintai Allah melainkan mencelakakan dan membinasakan.



A. Nama-nama Setan


1. Diabolos

* Matius 4:1
LAI TB, Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
KJV, Then was Jesus led up of the spirit into the wilderness to be tempted of the devil.
TR, τοτε ο ιησους ανηχθη εις την ερημον υπο του πνευματος πειρασθηναι υπο του διαβολου
Translit. Interlinear, tote {kemudian} ho iêsous {Yesus} anêkhthê {dibawa} eis {ke} tên erêmon {padan-gurun} hupo {oleh} tou pneumatos {Roh} peirasthênai {untuk digoda} hupo {oleh} tou diabolou {Iblis}


Kata "diabolos" dalam KJV diterjemahkan dengan "devil" sebagai kata sifat berarti "pemfitnah", sebagai kata kerja "diaballo" mempunyai makna bahasa "mendakwa, memisahkan dari, menempatkan diri sebagai lawan, yang layak dibenci, tak mau mengakui (dalam arti menanggalkan sesuatu) dan memberikan informasi yang salah" (Theological Disctionary of The New Testament, 29, 150).

Konteks "diabolos" ditempatkan dalam kisah naratif pelayanan Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus, pencobaan dan awal karya Yesus di Galilea (Matius 3:1-4:25). Disebutkan bahwa yang membawa Yesus ke padang gurun bukanlah "diabolos" me1ainkan Roh ("pneumatos"). Ini berarti Yesus sendiri yang menghendaki pergi ke padang gurun, RE Brown menempatkan kemenangan Yesus atas diabolos dalam beberapa penafsiran, yaitu

1) Mencobai Yesus untuk mengubah batu menjadi roti (ayat 3), sedangkan Yesus mempergandakanroti untuk orangbanyak (Matius 14:13-21; 15:32-38 );

2) Menjanjikan kemegahan kerajaan dunia (ayat 8 ), sedangkan Yesus sendiri menerima kuasa dari surga dan bumi (Matius 28:18 ) bahkan tidak perlu mencari-cari kuasa karena Allah sendiri yang mencurahkannya.


Perjanjian Baru berbicara tentang diabolos dalam beberapa pemikiran, yaitu: sebagai Pencoba ("ho peirazon"; si pencoba, Matius 4:3) atau Penggoda (1 Tesalonika 3:5) terhadap Yesus karena mereka tidak mau mengakui Yesus sebagai AnakAllah, bisajuga sebagai lawan dari sabdaAllah yang berkembang dalam diri seseorang (Matius 13:39). Bila seseorang tidak mampu dan menjadi kalah dalam melaksanakan firman Allah itu, ia akan dimasukkan ke dalam api kekal yang telah tersedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Matius25:41; Lukas 8:12). Diabolos dapat menaklukkan kita, sehingga kita tak berdaya dan melakukan keinginannya (Matius 8:44). Ia pun membisikkan rencana dalam hati Yudas (Matius 13:2), sehingga Yesus mengatakan "Namun seorang di antaramu adalah Iblis" (Yohanes 6:70).


* Yohanes 6:70
LAI TB, Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."
KL 1870, Maka sahoet Isa kapada mareka-itoe: Boekan koepilih kamoe doewa-belas orang? Maka jang sa’orang kamoe itoe ibelis adanja.
KJV, Jesus answered them, Have not I chosen you twelve, and one of you is a devil?
TR, απεκριθη αυτοις ο ιησους ουκ εγω υμας τους δωδεκα εξελεξαμην και εξ υμων εις διαβολος εστιν
Translit., apekrithê {menjawab} autois {kepada mereka} ho iêsous {Yesus} ouk {bukankah} egô {Aku sendiri} humas {kamu} tous {ini} dôdeka {dua-belas (murid)} exelexamên {memilih} kai {namun} ex {dari} humôn {kamu} heis {satu} diabolos {iblis} estin {adalah}.


Ciri khas diabolos adalah menguasai manusia (Kisah 10:38 ), penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, musuh segala kebenaran, membelokkan jalan Tuhan yang lurus (Matius 13: 10; Efesus 6: 11), menggunakan amarah sebagai kesempatan untuk menjatuhkan martabat manusia sebagai anakAllah (Efesus 4:26-27), sombong (1 Timotius 3:6-7) dan menjerat manusia (2 Timotius 2:26), berkuasa atas maut (Ibrani 2: 14), lari bila kita tunduk padaAllah (Yakobus 4:7), berjalan keliling sama seperti singa - ho leon - yang mengaum-ngaum mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5: 18 ). Karena itu, setiap orang yang berbuat dosa berasal dari Iblis (1 Yohanes 3:8 ) dan yang tidak berbuat kebenaran adalah anak-anak Iblis (1 Yohanes 3: 10).

Karena Mikael tidak berani menghakimi Iblis (Yudas 1 :9), dapat dipahami bila diabolos melemparkan beberapa orang dari kita untuk menderita (Wahyu 2: 10) dan menyesatkan seluruh dunia untuk dilemparkan bersama malaikat-malaikatnya. Hal ini terjadi karena Iblis telah turun kepada kita dalam geramnya yang hebat (Wahyu 13: 12) dan nabinabi palsu akan hidup bersama mereka (Wahyu 20: 10).


2. Satanas

* Lukas 10:18
LAI TB, Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
KJV, And he said unto them, I beheld Satan as lightning fall from heaven.
TR, ειπεν δε αυτοις εθεωρουν τον σαταναν ως αστραπην εκ του ουρανου πεσοντα
Translit. Interlinear, eipen {Ia berkata} de {lalu} autois {kepada mereka} etheôroun {Aku melihat} ton satanan {setan} hôs {seperti} astrapên {kilat} ek {dari} tou ouranou {langit} pesonta {jatuh}


Kerangka pemikiran 'Demonologi' Qumran dan Yahudi yang menyajikan pertentangan antara kuasa terang dan malaikat kegelapan dapat diterima sebagai latar belakang gagasan mengenai satanas (Iblis). Sepintas kita menyebut gagasan itu sebagai suatu yang dualistis, padahal tidaklah demikian karena malaikat kegelapan itu yang kadang disebut sebagai "belial" (Yunani: "beliar", 2 Korintus 6:15) awalnya juga diciptakan oleh Allah, bahkan ditempatkan dalam pertentangan melawan kebenaran dan martabat Allah. Dalam tradisi Yudaisme, gagasan mengenai hal ini tersebar dalam beberapa tulisan Apokripha dan Pseudepigrapha, seperti Jubille, Life of Adam Eve, I-II Enoch dan The Apocalyse Esdras.

Kesaksian Lukas 10: 18 ini menunjukkan kepada kita suatu pemikiran bahwa Perjanjian Baru membedakan antara diabolos dan satanas (biasanya diterjemahkan "Iblis"). aatanas lebih dilihat sebagai malaikat kegelapan yang jatuh ke bumi. Bumi tidak saja dipahami sebagai tempat tinggal manusia tetapi juga sebagai medan peperangan melawan malaikat-malaikat Allah (Wahyu 12:7). Gugatan satanas langsung menyentuh hidup konkret manusia (Ayub 1 :6-9,12; 2: 1-4,6-7). Beberapa hal yang disebut Perjanjian Baru adalah bahwa nama satanas keluar dari mulut Yesus (hupage Satana! Enyahlah Iblis, Matius 4:10; 16:23; Markus 8:33).

Satanas mempunyai kerajaannya sendiri yang didiami oleh para sekutunya (Matius 12:26; Markus 3:23,26; Lukus 11: 18 ). Kerajaan itu sering disebut "takhta Iblis" (ho thronos tou satana, Wahyu 2: 13). Ia mengambil firman yang ditaburkan Allah dalam diri kita (Markus 4: 15), membelenggu wanita hingga jatuh sakit (Lukas 13:16), masuk ke dalam dan menuntut balas pada murid-murid Yesus (Lukas 22:3,31; Yohanes 13:27), menguasai kita untuk mendustai Roh Kudus (Kisah 5:3) dan hidup dalam kegelapan (Kisah 26:18 ), menggodai orang yang saling menjauhi karena tak tahan bertarak menahan hawa nafsu (I Korintus 7:5), mencari keuntungan atas kita (2 Korintus 2: 11) dan menyamar sebagai "malaikat terang" (2 Korintus 11: 14), mempunyai seorang utusan (2 Korintus 12:7), mencegah perutusan (1 Tesalonika 2: 18 ), mendatangkan pendurhaka pelbagai rupa perbuatan ajaib-tanda dan mujizat palsu (2 Tesalonika 2:9), menghujat kebenaran Allah (1 Timotius 1 :20) dan menyesatkan para janda (1 Timotius 5: 15).

Namun, satanas akan hancur di bawah kaki kita berkat kasih karunia Yesus (Roma 16:20). Walaupun Satanas membinasakan tubuh, roh kita akan diselamatkan pada hari Tuhan (1 Korintus 5:5). satanas membentuk suatu "jemaat Iblis" ("sunagôgê tou satana", Wahyu 2:9; 3:9), mempunyai dan memiliki sejarah hidupnya (ayat 24). Satanas pun disebut sebagai naga atau ular tua (Wahyu 12:9).

Naga yang disebut sebagai "seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota" (Wahyu 12:3) bersama para malaikatnya berperang melawan Mikael bersama malaikat surga (ayat 7).

J Konn mengatakan bahwa naga itu adalah suatu hasil "keguguran yang mengerikan" dari kerajaan kegelapan. Peperangan itu terjadi karen a naga itu adalah "penjelmaan sedemikian rupa" dari makhluk surgawi yang tidak bisa kita pahami secara akali." Yang dimaksud adalah bahwa naga itu dilemparkan di atas bumi (ayat 13) dan memberikan kekuatan kepada makhluk yang serupa dengan macan tutul (Wahyu 13:2). Naga itu akan disembah (ayat 4), seperti "anak domba" (ayat 11). Dari mulutnya keluar tiga roh najis yang menyerupai katak (Wahyu 16: 13). Namun, akhirnya naga itu diikat seribu tahun lamanya dan pada akhir zaman kuasa jahat itu akan dibinasakan oleh Allah (Ayub 3:8; 7:12).


3. Daimon

* Markus 1:34
LAI TB, Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
KJV, And he healed many that were sick of divers diseases, and cast out many devils; and suffered not the devils to speak, because they knew him.
TR, και εθεραπευσεν πολλους κακως εχοντας ποικιλαις νοσοις και δαιμονια πολλα εξεβαλεν και ουκ ηφιεν λαλειν τα δαιμονια οτι ηδεισαν αυτον
Translit. Interlinear, kai {lalu} etherapeusen {Ia menyembuhkan} pollous {banyak (orang)} kakôs echontas {yang menderita} poikilais {bermacam-macam} nosois {penyakit-penyakit} kai {dan} daimonia {roh-roh jahat} polla {banyak} exebalen {Ia mengusir} kai {dan} ouk {tidak} êphien {memep[rbolehkan} lalein {berbicara} ta daimonia {roh-roh jahat} hoti {sebab} êdeisan {mereka mengenal} auton {Dia}


Dalam konteks dunia Yunani, kata "daimon" (roh jahat, setan-setan) dikaitkan dengan "kekuatan gelap" yang menguasai atau merasuki seseorang dan menyebabkan kesakitan jasmaniah. Beberapa hal yang dapat disebut mengenai "daimon" adalah bahwa daimon merupakan "ilah" (dewa) yang kurang dikenal (Kisah 17: 18 ), unsur kodrati yang sulit dipahami, apa yang melampaui kita, "ilah" yang merasuk atau sesuatu yang menguasai kita (Theological Disctionary of The New Testament, 137-140). Biasanya daimon ditempatkan dalam kerangka "kerasukan" ("daimonizomai"). Kadang kata ini dikaitkan pula dengan roh (pneuma), roh kenajisan/tidak murni (pneuma akatharton, 1 Tesalonika 2:3), roh-jahat (pneuma poneron, Kisah 19: 15), roh yang membisukan ("pneuma alalon", Markus 9: 17), roh penyebab penyakit ("pneuma astheneias", Lukas 3:11), dan roh tenung ("pneuma puthon", Kisah 16: 16 )

"Daimon" dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) diungkapkan dalam pemahaman sebagai roh yang ditolak oleh manusia (Matius 7:22; Markus 3:15; 6:13; 9:38 ) dan oleh Yesus (Matius 8:16) karena membuat seseorang menjadi tak berdaya. Daimon itu membutuhkan tempat untuk berdiam (ayat 31), membuat manusia menjadi bisu (Matius 9:33), menyebabkan badan orang sakit (Matius 10:8 ), berbicara dengan menggunakan manusia (Markus 1 :34), pemah menguasai Maria Magdalena (Matius 16:9; Lukas 8:2), mengakui Yesus sebagai anak Allah (Lukas 4:41) dan memungkinkan orang tingga1 di kuburan (Lukas 8:27). Wa1au demikian, daimon itu dapat ditaklukkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Lukas 10: 17).

Paulus membahas daimon dalam terang iman akan Allah. Seseorang disebut hidup dalam iman, bila ia mempunyai keberanian untuk melawannya dengan tidak mengadakan "persembahan kepada roh-roh jahat" (l Korintus 10:20) atau "mendapat bagian dalam perjamuan roh-roh jahat" (ayat 21) itu. Membangun keberanian itu penting, karena apa pun keadaan kita, kita selalu terkait dengan daimon itu. Sebe1um mengenal Allah, kita secara tak sadar telah ditarik kepada "berhala-berhala yang bisu" (1 Korintus 12:2). Aktivitas daimon ini telah terbukti dengan banyak orang yang "murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat "pneumasin plamis" dan hidup dalam ajaran setan-setan" (1 Timotius 4: 1). Orang-orang semacam ini adalah orang-orang yang merasa tidak perlu mengakui Allah, sehingga Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk dan perbuatan yang tidak pantas (Roma 1 :28 ).

Kitab Wahyu meneguhkan hal itu dengan menyebutkan bahwa menyembah daimon dilakukan dengan menyembah berhala dari emas, perak, tembaga, batu, kayu yang disertai dengan pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian (Wahyu 9: 10).


4. Beelzebul

* Markus 3:22
LAI TB, Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
KJV, And the scribes which came down from Jerusalem said, He hath Beelzebub, and by the prince of the devils casteth he out devils.
TR, και οι γραμματεις οι απο ιεροσολυμων καταβαντες ελεγον οτι βεελζεβουλ εχει και οτι εν τω αρχοντι των δαιμονιων εκβαλλει τα δαιμονια
Translit. Interlinear, kai {tetapi} hoi grammateis {ahli-ahli taurat} hoi apo {dari} ierosolumôn {Yerusalem} katabantes {(yang) berjalan turun} elegon {berkata} hoti beelzeboul {Beelzebul} echei {Ia kerasukan} kai {lalu} hoti en {dengan} tô archonti {pemimpin/ penguasa} tôn daimoniôn {roh-roh jahat} ekballei {Ia mengusir} ta daimonia {roh-roh jahat}


Perjanjian Baru menyebut kata "beelzeboul" sebanyak tujuh kali (Matius 10:25; 12:24, 27; Markus 3:22; Lukas 11: 15, 18, 19). Peggy L. Day menyajikan suatu penjelasan etimologis mengenai tujuh kata itu. Ia mengatakan bahwa kata beelzeboul dapat dipahami dalam beberapa pemikiran:

1) ditinjau dari kalimat "tuan (b'l,) rumah (zbl) dalam bahasa Ugarit berarti penghulu atau pangeran (prince). Bila dibentuk dalam kalimat Ba 'al zebul berarti dewa-dewa asing (l Korintus 10:20) yang berhakikat jahat) ;(dwelling, Matius 10:25);

2) ditinjau dari kata yang melatar-belakangi -zeboul (penghuni surgawi yang hidup di kuil-kuil), yaitu kata -zibbul (yang berarti tahi hewan, kotoran, kata -zebub (yang berarti lalat, kata zibbuah yang berarti korban;

3) dari ungkapan bahasa Aram "be el debaba" yang berarti musuh atau lawan.


Dengan demikian, beelzeboul bisa berarti tuan rumah Iblis dan segala "kekotoran", dewa lalat, tuan yang menuntut korban dan tuan para "musuh". Beberapa ah1i Kitab Suci mengkaitkan beelzeboul dengan Baal-zebub (Pangeran Baal), dewa orang Filistin di Ekron, yang tertulis dalam 2 Raja 1 :2. Dewa ini mempunyai kuasa di bumi dan memiliki kekuatan untuk berperang melawan "bala tentara surgawi". Dewa ini berani melawan surga, karena ia memiliki Setan-Setan (daimonia) sebagai prajuritnya. Karena itu, dalam kerangka "kerajaan Iblis", ia dikenal sebagai "penghulu Setan" ("archonti ton daimonion", Matius 12:24).


5. Legion

* Markus 5:9
LAI TB, Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak."
KJV, And he asked him, What is thy name? And he answered, saying, My name is Legion: for we are many.
TR, και επηρωτα αυτον τι σοι ονομα και απεκριθη λεγων λεγεων ονομα μοι οτι πολλοι εσμεν
Translit. Interlinear, kai {lalu} epêrôta {Ia menanyai} auton {dia} ti {aoa} soi onoma {namamu} kai {dan} apekrithê {ia menjawab} legôn {berkata} legeôn {legion} onoma {nama} moi {ku} hoti {karena} polloi {banyak} esmen {kami adalah}


Legion menunjuk pada divisi pasukan Romawi yang berjumlah 6.000 personel. Divisi itu terbagi dalam 10 kelompok, ditambah 120 pasukan berkuda. Ditinjau dari segi historis, istilah Legion ini mempunyai makna yang luas. Pada tahun 63 SM, Pompeius (kaisar Roma) merebut Palestina dan HerodesAgung diangkat sebagai raja di bawah pengawasan Romawi (37-34 SM). Pasukan-pasukan Romawi mulai menduduki tanah Palestina. (lihat artikel LEGION-PASUKAN, di http://www.sarapanpagi.org/legion-pasuk ... 1.html#p284 )

Dalam Matius 5:8, Yesus menyebut rohjahat yang menguasai orang Gerasa itu sebagai pneuma to akatharton yang berarti roh kenajisan, kecemaran, tidak suci atau roh yang tidak berelasi dengan Allah (l Korintua 7:14). Maka nama "legeôn" semata-mata menunjukkan jumlahnya yang banyak, yaitu sepasukan roh jahat.


6. Belial

* 2 Korintus 6:15
LAI TB, Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
KJV, And what concord hath Christ with Belial? or what part hath he that believeth with an infidel?
TR, τις δε συμφωνησις χριστω προς βελιαρ η τις μερις πιστω μετα απιστου
Translit. Interlinear, tis {apa} de {lalu} sumphônêsis {kesepakatan} christô {Kristus} pros {dengan} beliar {belial} ê {atau} tis {apa} meris {bagian} pistô {(orang) yang percaya} meta {dengan} apistou {(orang) yang tidak percaya}


Perjanjian Bam menyebut belial satu kali (Yunani "beliar", 2 Korintus 6: 15) yang dikaitkan dengan kuasa kegelapan ("skotos", l Korintus 6: 14; 4:6). Sebenamya dalam tulisan-tulisan Pseudepigrapha dan Qumran, maksud kata belial bersifat ambigu, kadang sebagai persona kadang sebagai personifikasi. Namun, bila dikaitkan dengan beliyya'al (kejahatan) agaknya Paulus menyampaikan maksud satanas secara dualis dalam kata beliar, yaitu dalam arti pemimpin kuasa kegelapan yang tidak dapat bersatu dengan "Terang" atau dalam arti kuasa jahat yang mengakibatkan manusia memuja berhala sekaligus hidup dalam perzinahan (The Anchor Bible Dictionary 34 , vol.1, 654-656)

Beberapa ahli Kitab Suci mencoba untuk menafsirkan apa sebenamya yang dimaksud mengenai beliyya'al. Beberapa orang yang dapat disebut adalah D.Winton Thomas, P.K. McCartre, dan I.A. Emerton. Thomas menafsirkan beliyya 'al sebagai penggabungan dari kata benda beli dan ya'al yang berarti naik atau muncul kembali ("orang yang turon ke dunia orang mati tidak akan muncul kembali" [Ayub 7:9]) atau tak berharga, bisa juga berarti penyakit jahanam (deber beliya 'al) dan ia tak akan bangun-bangun lagi ( lo'syosip laqum, Mazmur 41:9), kadang juga dikaitkan dengan mitologi Ba'al yam yang dipercaya sebagai tuan samudera (Bala berarti yang menelan). Maka, menurut dia belial berarti ia yang tidak diizinkan muncul atau bangkit dari antara orang mati.

McCarter melengkapi pendapat Thomas dengan mengatakan bahwa tidak cukup kita memahami beliyya'al hanya sebagai tempat hukuman, bejana api abadi atau tempat para roh jahat karena dalam 2 Samuel dikatakan 'ish beliyya'al (orang dursila, 2 Samuel 16:7) dan disebut beliyya'al (worthlessness, gelora maut, 2 Samuel 22:5). Maka, beliyya'al berarti suatu tempat yang didiami oleh orang yang telah mati entah orang itu baik entah orang itu jahat.

Bagi Emerton, gagasan dua tokoh itu tidak begitu memuaskan karena menurutnya beliyya'al berasal dari akar kata bly'l[/color] yang berarti kejahatan. Memang, dalam 2 Samuel disebut mengenai [i]Syeol dalam kalimat heble se'ol (tali-tali dunia orang mati, 2 Samuel 22:6) namun nuansa ba¬hasanya lebih berarti "kehancuran" (nahale beliyya 'al, destroying torrents = perangkap maut). Karena itu, bila ada teks yang menyebutkan "anak Belial" (l Samuel 25: 17; 2 Tawarikh 13: 7), tentu hal itu bukan berarti anak Neraka atau anak Syeol melainkan "mereka yang mempunyai sifat jahat untuk: menghancurkan". Dari gagasan ini, Belial tidak dapat dimengerti sebagai Neraka atau sebagai Syeol melainkan sebagai "kehancuran" yang bersifat amat jahat (menerkam, Kisah 19: 16) seperti disebut "Ya Tuhan, biarlah belaskasih-Mu melindungi umat-Mu dan ciptakanlah dalam diri mereka roh yang benar,jangan biarkan roh Beliar menguasai mereka untuk mendakwa mereka di hadapanMu dan menjerat mereka dari semua kebenaran supaya mereka binasa di hadirat-Mu


7. Apollion

* Wahyu 9:11
LAI TB, Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion.
KJV, And they had a king over them, which is the angel of the bottomless pit, whose name in the Hebrew tongue is Abaddon, but in the Greek tongue hath his name Apollyon.
TR, και εχουσιν εφ αυτων βασιλεα τον αγγελον της αβυσσου ονομα αυτω εβραιστι αβαδδων και εν τη ελληνικη ονομα εχει απολλυων
Translit. Interlinear, kai {dan} echousin {mereka mempunyai} eph {atas} autôn {mereka} basilea {raja} ton aggelon {yaitu malaikat} tês abussou {(yang berkuasa di) jurang maut} onoma {nama} autô {nya} hebraisti {dalam bahasa ibrani} abaddôn {abadon} kai {dan} en {dalam} tê hellênikê {bahasa yunani} onoma {nama} echei {ia mempunyai} apolluôn {apolion (perusak)}


Kitab Wahyu menyebut "apolluôn" atau yang kadang ditrasliterasikan dengan "apollyôn", sebagai malaikat jurang maut yang berkuasa atas para korbannya. Jurang itu sendiri dipahami sebagai abussos yang berarti tanpa alas, bagian terdalam atau dunia terbawah tempat para malaikat menghukum dan membinasakan manusia yang tidak beriman teguh kepadaAllah.

Beberapa penafsir Kitab Suci mengaitkannya dengan dewa Apollo dalam mitologi Yunani yang diceritakan sebagai dewa kematian, perusak (verderber, wabah sampar, matahari, musik, puisi, tentara, penggembala, dan dewa para tabib (The Anchor Bible Dictionary I, 301-302). Dewa orang Yunani dan Romawi itu biasanya dikaitkan dengan kaisar, misalnya kaisar-kaisar disebut sebagai tuan (kurios), penyelamat (soter), Kaisar Yulius pun pemah disebut sebagai "Divus Julius" (Dewa Yulius). Domitianus (kaisar yang pada abad pertama melarang para kaisar penggantinya mewajibkan rakyat jajahan untuk menyembah kaisar setempat) pemah menyatakan diri sebagai penjelmaan DewaApollo (epiphanes). Biasanya dewa ini dikaitkan dengan raja belalang-belalang Setan yang mem¬bawa kebinasaan. Karena itu, Apollion adalah jenis malaikat yang sangat jahat (Wahyu 12:7).

Kecaman yang paling mendasar adalah penyembahan terhadap pantheon-pantheon Yunani di zaman Yudaisme, yang didalamnya dipuja Dewa Yupiter dan Zeus (dewa langit), Hera-Judo dan Neptunus (dewa laut), Pluto dan Hades (dewa kejahatan) dan Artemis (Kisah 19:27,34).

Malaikat jurang maut pun disebut sebagai abaddon yang berarti alam baka, kerajaan kegelapan. Perjanjian lama menyebut abaddon sebagai dunia orang mati temp at para roh menggeletar (Ayub 2:5-6), dilumat oleh para perusak bagai api yang memakan habis (31: 12), kemudian akhimya dibinasakan Allah (Mazmur 88: 11 ; Amsal 15: 11).



B. Istilah-istilah Setanik


Perjanjian Baru menyajikan banyak istilah yang berkaitan dengan gagasan mengenai Setan yang telah kita bicarakan sebelumnya. Istilah-istilah itu ditampilkan oleh beberapa pengarang Perjanjian Baru untuk: mempertajam kuasa gelap (jahat) yang selalu mempengaruhi pilihan bebas manusia untuk: tidak berelasi secara benar dengan Allah. Relasi yang terganggu ini di dalam Gereja disebut sebagai dosa. Perjanjian Barn ingin mengatakan bahwa bagaima napun kuatnya pengaruh Setan dalam diri kita, dosa tetap menyangkut pribadi kita dan menyangkut pilihan bebas manusia, sehingga kita tidak bisa mempersalahkan Setan dalam hal dosa kita.


1. Kuasa-Kuasa

Dalam pelbagai kutipan Kitab Suci, kita dapat menemukan bermacam-macam kata yang digunakan untuk mengungkapkan kekuatan Setan. Injil menyebut kuasa dalam beberapa teks, yaitu pemerintah-pemerintah bangsa (archontes, Mat 20:25; Kisah 4:8; 4:26), wibawa (exousia) dan kuasa (dunamei/ (dynamei) Luk 4:36), tenaga (dunamin) dan kuasa (exousian) untuk menguasai Setan-Setan (Lukas 9: 1), pemerintah-pemerintah (archontas) dan penguasa-penguasa (exousias, Lukas 12:11) raja-raja (basileis) orang yang menjalankan kuasa atas mereka (hoi exousiazontes, Lukas 22:25); pemimpin-pemimpin (archontas, Lukas 23: 13), imam-imam kepala (archiereis) dan pemimpin-pemimpin (archontes, Lukas 24:20), pemimpin-pernimpin (archonton) dan orang Farisi (Yohanes 7:48); kuasa (dunamei) dan nama (onomati, Kisah 4:7).

Surat-surat lain menyebutkan maut, hidup, malaikat-malaikat, pemerintah-pemerintah (archai, Rm 8:38 ) yang ada sekarang maupun yang akan datang, kekuatan (dunamin) dan hikmat (sophian, 1 Korintus 1 :24), pemerintah (arches), penguasa (exousias), kekuasaan (dunameos), kerajaan (Kuriotetos) dan tiap nama (onomatos, Efesus 1:21), pemerintah-pemerintah (archas), penguasa-penguasa (exousias), penghulu-penghulu dunia (kosmokratoras), roh-rohjahat (pneumatika tes ponerias, Efesus 6: 12), singgasana (thronoi), kerajaan (kuriotetes), pemerintah (archai), penguasa (exousiai, Kolose 1: 16), malaikat, kuasa (exousion) dan kekuatan (dunameon, 1 Petrus 3:22), kemuliaan, kebesaran, kekuatan (kratos) dan kuasa (exousia, Yudas 1:25), Keselamatan, pemerintahan (dunamis), kekuasaan (exousia, Wahyu 12: 10; 13:2).



a. Pemerintah-Pemerintah :

Paulus menampilkan kuasa kejahatan dengan menggunakan istilah "archai" (principalities, pemerintah). Kata archai tidak dipahami dalam pengertian duniawi (misalnya pemerintahan negara) melainkan ditampilkan sebagai kuasa adi-duniawi yang memusuhi Allah (Efesus 1 :21; Theological Dictionary of The New Testament, p 81). Pada masa Yosephus dan Philo, kata yang sering digunakan adalah kata depan 'arch'- yang di dalamnya mengungkapkan suatu organisasi kekuasan dan tidak secara eksplisit menyatakan kekuatanjahat atau kuasa para malaikat. Hal ini tampak jelas pada kata archon (pejabat), archigrammateus (pelayan kota), archidesmophylax (kepala penjara). Namun, dalam sastra Yahudi kata archai ini dikaitkan dengan kuasa jahat, kebaikan dan kuasa-kuasa yang berentitas spiritual seperti disebut "tidak ada malaikat yang menghalangi dan tidak ada kuasa-kuasa (Setan) yang merintangi (l Enoch 41:9). Ia akan memanggil "para malaikat kuasa dan para malaikat pemerintallan" (1 Enoch 61: 1 0). Kuasa jahat ini dapat menjadi sumber kekuatan bagi manusia jika manusia "mengikuti jalan dunia ini" dan "menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di an tara orang-orang durhaka" (Efesus 2:2). Kerja kuasajahat ini dapat merasuki hidup batin manusia dalam bentuk religius (1 Korintus 8:5), nafsu seksual (1 Korintus 6:5), tindakan-tindakan rohani (Efesus 6: 12), apa yang dianggap baik (Kolose 1: 16), sehingga kuasa itu terkait erat dengan gagasan mengenai malaikat-malaikat (Roma 8:38 ). Makhluk-makhluk seperti malaikat itu (Efesus 1 :20; 1 Petrus 3 :22) oleh Paulus disebut pemerintah-pemerintah jahat (Efesus 2:2; 6: 12).


b. Kekuatan :

Istilah yang digunakan Paulus mengenai kekuatan adalah dynamis (1 Korintus 15:24-26), yang dalam pengertian umum berarti kcsanggupan atau kemampuan untuk melaksanakan tindakan (Matius 25: 15; 2 Korintus 1 :8;8:3) dan dalam arti khusus berarti kuasa atau kekuatan, dan mukj izat atau karunia untuk mengadakan mukjizat (1 Korintus 12:28 ).
Kata dunamis/ dynamis dipahami dalam kerangka prinsip kosmis, yaitu suatu "prinsip" yang menggerakkan segala ciptaan. Prinsip ini oleh Stoik (aliran filsatat Yunarn Rornawi yang didirikan di Athena tahun 109 SM oleh Zeno dan Citium. Mereka mengembangkan pemikiran filosofis Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) disebut nous (pikiran, akal budi, intelek) yang menunjuk pada pengetahuan tertinggi scbagai suatu prinsip tata tertib alam semesta (Theological Dictionary of The New Testament, p. 186).

Di dalam dunia Yunani, agama-agama misteri menyebut dynamis sebagai dunameis, yaitu suatu tindakan dari daya surgawi yang menyentuh kehidupan materia alam semesta. Namun, Paulus menempatkan daya surgawi itu sebagai kekuatan jahat yang akan dibinasakan oleh Kristus pada akhir zaman (1 Korintus 15:24).

Dalam konteks ini, Paulus menciptakan suatu teknik sastra pemerintah - kekuasaan – kekuatan yang didalamnya ia ingin mengatakan bahwa umat Allah yang "telah membuat patung Astera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal" (l Raja 17: 16; bandingkan dengan Ulangan 4: 19,20) telah dibawa kepada Kristus karena "Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya (l Korintus 15:25). Menurut Walter Wink, kata dunamis/ dynamis dalam dunia Yahudi berarti bala tentara yang kemudian digunakan dalam arti bala tentara Allah (Mazmur 103 :21; Yesaya 34:4). Beberapa teks Kitab Suci mengaitkan kata dynamis dengan para roh dunia orang mati, bintang-bintang, kuasa spiritual dan musuh-rnusuh Allah.


c. Penguasa :

Kata yang mirip dengan "kekuatan" adalah exousia (penguasa). Paulus menggunakan kata "kekuatan" dalam arti kekuatan jahat yang menyentuh segi material (aspek luar); sedangkan ia memakai kata "penguasa" untuk mengungkapkan kuasa jahat yang berdiam dalam hidup batin manusia (aspek dalam). Paulus menempatkan kata "penguasa" dalam bentuk sastra "pemerintah – penguasa - kekuasaan-kerajaan" yang mengangkat kembali kuasa absolut raja atau kuasa kepemilikan akan sesuatu (PL) untuk mengungkapkan kuasa spiritual (1 Korintus 15 :24; Efesus 1 :21; Kolose 1:16; 1 Petrus 3: 12) yang merenggut hidup batin manusia namun dibinasakan berkat Roh Kudus yang "adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya" (Efesus 1:14). Perjanjian Baru menyajikan kata exousia sebanyak 102 kali dalam beberapa pemahaman, yaitu suatu kemampuan tindakan sebagai sumber segala kuasa (Kisah 1:7; Rm 2: 1), kuasa kodrati yang berasal dari Allah (Wahyu 6:8; 9:3; 16:9; 18:9), kekuatan Setan yang menguasai (Kisah 26: 18; Kolose 1: 13), dan kuasa kosmis yang menyentuh hidup batin manusia (Yohanes 17:2; Matius 11:27).

Kebiasaan dunia ini (Efesus 2:2): Paulus mengungkapkan suatu pilihan hidup dalam kaitannya dengan kuasa-kuasa, yaitu hidup dalam cengkeraman kuasa malaikat jahat atau hidup dalam iman akan Kristus. Gagasan ini terkait erat dengan aion (diterjemahkan kebiasaan), yang dalam dunia Yunani berarti "dewa yang berpribadi" (personal deity). Dewa Aion sernakin bermakna dalam dunia Yahudi saat rnenjadi ton aiona tou kosmou (kebiasaan dunia) karena kata aion dihubungkan dcngan kckuatan yang diprakarsai oleh kekuatan makhluk jahat." Kata "archon" (penghulu atau kuasa jahat duniawi) mempunyai maksud yang dckat dcngan makhluk jahat itu (Matius 9:34; 12:24; Markus 3:22; Lukas 11:15; Yohanes 12:31; 14:30; 16:11). Gagasan ini senada dengan istilah archonton tou aionos (Penguasa zaman ini, l Korintus 2:8 ) yang oleh Paulus ditempatkan dalam kerangka kedewasaan rohani (kebijaksanaan, sophia), yaitu menerima kuasa Kristus sebagai landasan hidup jemaat (jemaat Korintus hidup di antara orang-orang kafir dengan kuil-kuil kaisar, dewa-dewi mereka dan kuil dewaAfroditus dengan scribu wanita pelacur suci). Kedewasaan rohani ini dilatarbelakangi oleh "sekolah" Pytha¬goras" yang mcmisahkan muridnya dalam dua tingkat, yaitu murid yang kurang pengalaman dan murid yang sempuma (teleion; Daily Study Bible Series "l Corinthians", p 26).

Penguasa kerajaan angkasa (Efesus 2:2): Teks Yunani menyebut ton archonta tes exousias tou aeros (penguasa kuasa-angkasa raya). Penguasa yang dimaksud adalah penguasa di bawah kekuatan dewa angkasa raya. Dalam konteks ini, kuasa (exousia) tidak dipahami secara personal melainkan sebagai "pemcrintahan atau dunia" yang dapat dibayangkan membentuk suatu kelompok roh-roh angkasa raya. Bila dikaitkan dengan salah satu tulisan "Papyri Graecae Magicae" yang pararel dengan Efesus 2:2 (berbunyi: kata tou echontos ton aera, menurut dewa yang berkuasa atas angkasa raya) pemahaman mengenai kuasa kerajaan angkasa telah biasa dikenal di masa Yudaisme.


d. Roh yang Berkuasa dan Memerintah :

"Singgasana-Kerajaan-Pemerintahan-Penguasa" adalah teknik sastra yang ditulis Paulus untuk mengungkapkan roh-roh yang berkuasa dan memerintah manusia (lihat Kolose 1:16). Thronos (Singgasana) dalam dunia Yunani dikaitkan dengan takhta Dewa Zeus dan Hera, istrinya, yang menentukan hidup mati manusia (Theological Dictionary of the New Testament, 338 ) atau sebagai takhta para malaikat ("takhta dunia", 1 Enoch 75:2; "dua singgasana untuk beristirahat", 2 Enoch 48:2). Kuriontetes (Kerajaan) adalah anggota-anggota kelompok para malaikat jahat (Theological Dictionary of the New Testament, 493); "archai" (Pemerintahan) berarti makhluk spiritual atau malaikat yang akan menjadi baik (Theological Dictionary of the New Testament, 81-82; "archai" dipahami secara berbeda dalam masing-masing teks );
Misalnya dalam Efesus 1:21 "archai" dipahami sebagai kuasa yang rnemusuhi Allah, Efesus 2:2 sebagai tuan besar atau maharaja; 1 Korintus 8:5 sebagai kuasa yang merasuk lewat hidup rohani, lewat nafsu seksual (1 Korintus 6: 15), lewal kehidupan yang vital (1 Korintus 15:26), lewat hidup sosial (Efesus 6); dalam Efesus 6: 12 sebagai makhluk spiritual yang dikaitkan dengan hidup para malaikat (Roma 8:38 ), Efesus 3: 10 sebagai roh yang tinggal di hagian terbawah surga.

Exousiai (Penguasa) dirakit oleh Paulus dari paham Hellenis ("nexus" yang merangkum segala unsur semesta) dan dari paham Yahudi (ide mengenai daya kekuatan yang mengatur alam) untuk menyajikan suatu kuasa/kekuatan kosmis (Theological Dictionary of the New Testament, p. 239) atau kuasa spiritual.
"Nexus" berarti penjalinan menjadi satu atau rangkaian yang terdiri: dalam satu hubungan.



2. Stoicheia

Perjanjian Baru menerjemahkan stoicheia dengan istilah roh-roh dunia (the elements of the world, Kolose 2:8,20; Galatia 4:3,9; Ibrani 5: 12; 2 Petrus 3: I 0, 12). Stoicheia sendiri berarti unsur-unsur yang mendasari dunia jasmani, asas-asas dasar atau roh-roh asasi dan bisajuga dipahami sebagai benda-benda lang it yang merupakan kekuatan supranatural penentu nasib dunia dan manusia. Pemikiran ini berdasar pad a gagasan filosofis Epikurianisme yang dikembangkan oleh Zeno (340-265 SM) membentuk suatu paham filosofis bam, yaitu stoicisme. Pada masa Paulus, ajaran ini tetap berpengaruh pada jemaatnya dalam me¬mandang hubungan antara Pencipta dan ciptaan. Hal ini kelihatan dari minat besar orang Yahudi terhadap benda-benda alam, hal perbintangan dan yakin akan peranan para malaikat (Galatia 3:19; 1:8 ). Orang non-Yahudi lebih mengembangkan pemikiran filosofis dan tekun beribadah kepada para dewa atau ilah-ilah (Galatia 4:8; Kolose 12: 18 ).

Stoicisme mengajarkan bahwa alam semesta ini tidak diatur oleh Allah melainkan oleh suatu akal budi yang mutlak sebagai unsur asasi semesta. Kenyataan ini membuat manusia harus pasrah menerima keadaan dunia sebagai cerminan akal budi (apatheia), agar manusia dapat menjadi bijaksana. Hidup selaras dengan alam, mengendalikan pertimbangan perasaan dan menanggung penderitaan secara tenang akan membuat manusia menjadi bijaksana. Karena itu, manusia haruss menerima kenyataan dosa, hidup dalam gerak akal budi, dan menerima perlakuan alam dengan hidup puas akan kebajikan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan (eudaimonia). Beberapa hal yang dikritik Paulus adalah bahwa "unsur atau roh asasi" itu telah membuat jemaatnya menolak konsep Allah sebagai pribadi dan menolak kedatangan Kristus untuk menghapus dosa asal di dunia orang hidup dan orang mati. Karena itu, Paulus memandang Stoicisme sebagai roh-roh penguasa dunia yang menjauhkan jemaat dari Allah,


Stoicheia Bentuk jamak dari kata sifat stoikheos berarti berdiri berbaris, asas-asas pokok suatu huruf, ajaran Stoa (asas-asas dunia: tanah, air, udara, api) dan para malaikat (seperti dalam nyanyian Orpheus dan kitab Hermas),
(lihat Artikel ROH-ROH DUNIA, di http://www.sarapanpagi.org/roh-roh-dunia-vt109.html#p233 )


3. Ular

Dalam tradisi Yudaisme, kata yang senuansa dengan ophis (ular) adalah drakon (naga), aspis (ular beludak), ekgona, aspidon (ular berbisa), basilikos (Kerajaan), kerastes (tanduk atau pemerintah). Kata-kata ini berasal dari kisah-kisah mitologis yang menganggap Hades (syeol = dunia kematian) sebagai tempat tinggal Ular Agung. Tulisan-tulisan Pseudepigrapha dan rabbinik mengisahkan Leviathan (lewiyatan = monster kehancuran yang berkepala tujuh; buaya) dan Behemoth (behemot = binatang; kuda Nil) sebagai santapan bagi kebenaran di akhir zaman (Mitologi Kanaan; Theological Dictionary of the New Testament, p. 749-750).

Perjanjian Baru menyajikan ular sebagai makhluk yang menghadirkan kejahatan dan bahaya dalam relasi manusia dengan Allah yang membuat manusia tidak mungkin "meluputkan diri dari hukuman Neraka" (Matius 23:33). Ungkapan demikian muncul karena ular dikaitkan dengan kerajaan Setan (Lukas 10: 19). Karena itu, dalam aliran Gnosis ular dipahami sebagai salah satu nama dari diabolos; dan naga adalah Setan yang berhakikat mendakwa atau mencobai. Gnotisisme ini makin diteguhkan oleh pewartaan Paulus yang mengatakan "janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular" (1 Korintus 10:9). Kitab Wahyu menyatukan perbedaan ini dalam kata "ular tua" (yang disebut diabolos atau satanas, Wahyu 12:9). Ular tua ini mempunyai kuasa kehancuran (chaos) yang melawan Allah pada awal penciptaan sampai pada akhir zaman. Sejarah manusia bersama ular tua hadir dalam kejahatan manusia atau pilihan hidup manusia un tuk berbuat dosa dan dalam segala bentuk perlawanan terhadap Allah.


4. Singa

Perjanjian Lama dalam terjemahan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani (LXX) menyebut leon (singa) sebanyak 150 kali yang diungkapkan sebagai suatu kekuatan. Biasanya kekuatan itu dikaitkan dengan Yehuda yang digambarkan sebagai anak singa, singa jantan, singa betina (Kejadian 29:9) dan sebagai kekuatan yang dapat membuka kitab surgawi tentang keputusan-keputusan Allah mengenai kejadian-kejadian di akhir zaman (Wahyu 5:5). Perjanjian Baru menampilkan "singa" di antara tiga makhluk lain, yaitu manusia, lembu, burung nasar (Wahyu 4:7) yang mempunyai kekuatan setara dengan Kerubim, Singa itu mirip kuda yang dari mulutnya keluar api, asap dan belerang (Wahyu 9: 17) dan berkaki beruang (Wahyu 13:2). Karena itu, kita hams berjaga-jaga "lawanmu, si Ibl is, berjalan keliling sarna seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang ditelannya" (1 Petrus 5: 8 ).


5. Roh Najis; Katak

Istilah "Roh Najis" (pneumatos akathartou, lihat artikel ROH JAHAT - ROH NAJIS, di http://www.sarapanpagi.org/roh-jahat-ro ... 8.html#p232).

Istilah ini terdapat dalam Kitab Wahyu 16: 13 dan 18:2. Teks ini menyebutkan bahwa dari mulut naga, binatang (the beast) dan dari nabi palsu keluar tiga roh najis. OP Harrington dalam bukunya 'Revelation' menafsirkan tiga makhluk itu sebagai Satanic Trinity (Tritunggal Setanik) yang akan menyesatkan banyak orang (Matius 13:14; Markus 13:22) dan membawa pada kebinasaan (2 Tesalonika 2:9-12).

Roh Najis disebut sebagai yang menyerupai katak (batrachoi). William Barclay dalam bukunya yang berjudul 'The Revelation of John' mempertajam gagasan mengenai katak sebagai roh najis demikian: pertama, katak dikaitkan dengan "katak-katak yang bermunculan meliputi tanah Mesir" (tulah kedua, Keluaran 8:5-11) dan "katak-katak itu memusnahkan mereka" (Mazmur 78:45); kedua, katak adalah binatang yang dianggap najis (Imamat 11: 1 0); ketiga, katak merupakan simbol ucapan tak bermakna brekekekex, coax coax (ucapan Aristophanes); keempat, katak dapat dikaitkan dengan agama Persia (Zoroastrianisme) yang di dalamnya terdapat kisah bahwa katak adalah pembantu Ahriman (kuasa kegelapan) yang melawan Ormuzd (kuasa terang).

Dengan demikian, Kitab Wahyu ingin mengatakan bahwa apa yang keluar dari tritunggal Setanik itu adalah seperti tulah di zaman Mesir, kekotoran/kenajisan, ucapan yang menyesatkan dan makhluk yang membantu kuasa kegelapan.



C. Tempat Kediaman Para Setan


Beberapa teks Kitab Suci menyebutkan bahwa Setan telah ditempatkan Allah di lubang "Jurang Maut" yang dalam teks Yunani disebut "Abyssos" (lihat Wahyu 9: 1-2,11; 11:7; 17:8; 20: 1,3). Maksud Allah adalah agar para Setan itu tidak lagi menyesatkan bangsa-bangsa dan membawa manusia kepada kebinasaan, yaitu tidak takwa padaAllah. Hal ini pun menunjukkan bahwaAllah dan para malaikatNya lebih berkuasa dan lebih sempurna daripada para Setan dan pengikutnya.

Tulisan Yahudi memberi sedikit gambaran mengenai jurang maut, demikian "Aku melihat salah seorang dari empat makhluk itu keluar pertama kali dan melihat bagaimana ia menguasai [i]bintang pertama -Setan- yang jatuh dari surga, tangan dan kakinya diikat dan dicampakkan ke dalam jurang maut" (1 Enoch 88: 1) yang di dalamnya terdapat "lautan api dan belerang" (Wahyu 20: 10, 14, 15).

Dalam Tradisi Yahudi, jurang itu dipahami sebagai tempat kediaman para musuh Allah (Setan) seperti ditulis "Mereka akan dikumpulkan bersama-sama seperti tahanan dimasukkan dalam liang" (Yesaya 24:22). Liang -jurang- yang berbeda dengan tempat para malaikat itu (Markus 13 :32) adalah penjara bagi para Setan (Lukas 8:31; Wahyu 9: 1) yang anti-Kristus (Wahyu ii :7) dan tempat kediaman orang mati (Roma 10:7) yang mirip seperti samudera raya bumi (Mazmur 71 :20).

"Ensiklopedi Alkitab Masa Kini mengaitkan jurang maut dengan "Syeol, Hades, dan Gehenna. Syeol dipahami sebagai tempat untuk menanyakan sesuatu di mana kehendak para dewa dapat diketahui, sebagai kuasa yang terlepas dari YHVH (Mazmur 119:8; Amsal 9:2) dan sebagai tempat orang mati. Hades dimengerti sebagai kuasa kematian sebagaimana diungkapkan "diturunkan sampai ke Hades" (dunia orang mati, lihat Matius 11 :23) dan biasanya dikaitkan dengan kematian Kristus (Kisah 2:27 ,31) atau se¬bagai alam maut (Matius 16: 18 ).



C. Jumlah Setan


Perjanjian Baru tidak banyak memberi keterangan mengenai berapajumlah Setan dalam kerajaannya, dunia kegelapan. Namun, dari beberapa teks Kitab Suci, kita dapat sedikit menafsirkan mengenai hal itu. Kitab Wahyu menyebutkan jumlah malaikat demikian, " Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa", (murias, kelompok dari 10.000; Wahyu 5: 11). Dan sepertiga dari para malaikat jatuh menjadi Setan (Wahyu 12:4). Hal ini pun bukan khayalan belaka, karena Yesus sendiri mengusir roh-roh jahat yang berjumlah ribuan ("legion" lihat Artikel di http://www.sarapanpagi.org/legion-pasuk ... 1.html#p284 , reff Matius 8:28-34; Markus 5: 1-20; Lukas 8:26-39), bahkan pada masa hidupnya la pun banyak mengusir'? Setan. Bisa jadi jumlah Setan berjuta-juta sesuai dengan usaha Setan dalam menjerat para malaikat dan para roh untuk menjadi sekutunya. Namun, apa yang terjadi sesungguhnya kita tidak tahu mengenai berapa jumlah mereka sekarang (secara mate matis). Hal itu sangat misteri bagi kita, namun dikatakan bahwa mereka tidak berkembang biak (lihat istilah 'tidak kawin dan dikawinkan' sebagai pernyataan bahwa malaikat tidak bergender, Matius 22:30; Markus 12:25; Lukas 17:27; 20:34,35). Satu hal yang disebut adalah bahwa Setan berjuang menggoda manusia untuk bersekutu dengannya mas uk ke dalam dunia kegelapan (1 Korintus 10:20). Lebih dari itu, kita tidak mempunyai dasar untuk membicarakan kehidupan Setan secara mendetail.



IV. SIFAT dan AKTIVITAS SETAN



A. Sifat-Sifat Dasar Setan


Setan melibatkan diri bukan saja dalam suatu peristiwa setanik melainkan juga di dalam peristiwa di mana ia menampilkan diri sebagai sesuatu. Penampilan dirinya yang diungkapkan baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan kepada kita suatu gambaran mengenai sifat dasar Setan pada umumnya yang mencakup juga segala nama dan istilahnya. Ada beberapa sifat yang menjadi dasar hakikat Setan sepcrti tersebut berikut ini.


1 Setan Mengenal dan Mengakui Keberadaan Allah dalam Yesus Kristus

Setan dikisahkan sebagai pribadi yang mengenal Yesus sebagai "Anak Allah" (Lukas 4:41; Markus 3:11-12; 1:34; Kisah 19:15; Yakobus 2:19b).


* Markus 3:11
LAI TB, Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah.
KJV, And unclean spirits, when they saw him, fell down before him, and cried, saying, Thou art the Son of God.
TR, και τα πνευματα τα ακαθαρτα οταν αυτον εθεωρει προσεπιπτεν αυτω και εκραζεν λεγοντα οτι συ ει ο υιος του θεου
Translit, kai ta pneumata ta akatharta hotan auton etheôrei prosepipten autô kai ekrazen legonta hoti su ei ho huios tou theou


Setan menggunakan manusia untuk berteriak dan mengungkapkan dirinya. Lukas menempatkan pengakuan Setan (daimon) dalam konteks pekerjaan-pekerjaan Yesus di Kapemaum (Lukas 4:31-44) tempat pusat pelayanan Yesus di Galilea dan sekaligus mengawali proses pemilihan 12 rasul. Bila dikaitkan dengan Markus 1: 16-20, Yesus temyata belum men genal keempat murid-Nya (Simon, Andreas, Yakobus, Yohanes), sehingga kisah pengenalan Setan akan Yesus menggugah dan mengusik hati empat pemuda untuk mengikuti-Nya secara radikal.

Markus mempunyai tinjauan yang agak berbeda dari Lukas. Markus menempatkan kisah dalam konteks pengajaran bagi para murid-Nya dan dalam konteks ketertarikan orang banyak akan pekerjaan-Nya (Markus l :39). Dari kisah itu para murid mulai mengenal bahwa Setan telah mengetahui apa yang belum diketahui manusia, Setan telah mengungkapkan "kerahasiaan mesias" dan Setan takut kepada Yesus de ngan cara menyembah, ke1uar dari orang yang dirasuki (Lukas) dan dengan cara tersungkur di hadapan Yesus (Markus).


2. Setan Takut pada Allah dan Manusia

Beberapa kisah Perjanjian Bam menyebutkan Setan meningga1kan Yesus (Mat 4: 11), mundur dari pada-Nya (Lukas 4: 13), menghempaskan orang yang dirasuki seka1igus keluar dari orang itu (Matius 17: 18 ) tanpa menyaktinya (Markus 4:35), menggoncang-goncangkan orang lalu ke1uar dari orang itu (Markus 9:26), membantingkan orang ke tanah (Luk 9:42) lalu meninggalkan Yesus yang ada1ah Allah. Setan takut padaAllah, karena memang hakikatnya ada1ah menyembah Allah dan kepada Dia sajalah Setan berbakti (Yakobus 4:7).

Berkat kuasa dan kasih karunia Yesus, Perjanjian Baru memberi kesaksian bahwa para murid pun dapat mengusir Setan (Markus 3:15; 6:13; Roma 16:20). Inti iman yang diberikan adalah bahwa Setan takut pada manusia, karen a kita diutus untuk membuka mata mereka supaya lepas dari pengaruh Iblis dan dikuasai oleh Allah (Kisah 26: 18 ) dan mengusir Setan-Setan (Matius 10:8 ). Banyak orang mengeluh, "Saya tidak mampu melakukannya!" Itu terjadi karen a orang yang bersangkutan be1um tunduk kepada Allah sehingga tidak mampu melawan Setan (Yakobus 4:7).


3. Setan Berdiam dalam Hidup Batin Manusia

CiptaanAllah yang paling unggul dan segala makhluk di bumi adalah manusia, Kehendak bebas, akal budi, hidup batin dan keterbatasan diri menjadi bagian hakiki hidup manusia. Bagian hakiki inilah yang menjadi arena bagi Setan untuk melawan Allah. Pengaruh Setan dalam pergulatan batin adalah berdusta (Yohanes 8:44), menyombongkan diri, memfitnah, memberontak melawan orang tua, tidak tahu terima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak mau mengasihi, tidak tahu berdamai, suka menje1ekkan orang lain, suka memakai kekerasan, tidak dapat mengekang diri, garang atau kejam, tidak suka yang baik, ber¬lagak tahu, dan 1ebih menuruti hawa nafsu dari pada Allah (1Korintus 7:5; 1 Timotius 5: 15; 2 Timotius 3:3; Titus 2:3; 1 Yohanes 3: 1 0; Wahyu 2:10).

Kisah mengenai Yudas (Lukas 22:3;Yohanes 13:27), misalnya Setan masuk dalam dirinya karena kehendak bebasnya (Efesus 4:27), memilih suatu keputusan untuk mengkhianati Kristus. Hal ini senada dengan ungkapan Petrus kepada Ananias "hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus" (Kisah 5:3).


4. Setan Diikat oleh Kristus

Markus menulis "tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabi la tidak diikatnya dahulu orang kuat itu" (Markus 3 :27). Kristus telah datang ke dunia untuk mengikat Setan yang digambarkan sebagai orang kuat, diikat dalam kelahiran dan seluruh hidup Yesus, dalam pencobaan di padang gurun, dalam penyembuhan dan eksorsisme (pengusiran roh), dalam salib, kebangkitan dan dalam kedatangan Roh Kudus sumber kekuatan Gereja.

Kitab Wahyu mengungkapkan bahwa Setan terikat "seribu tahun lamanya" (Wahyu 20:2). Menurut aliran Millenniumisme atau Chiliasisme imillennium/chilios = 1000), angka seribu terkait dengan peristiwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua, yaitu saat Kristus dan para kudus meraja. Setelah itu akan terjadi peperangan terakhir di mana semua orang mati akan mendapat penghakiman terakhir dan akan dibangkitkan.


5. Setan Mencintai Kekerasan

Perjanjian Baru di beberapa kisah menampilkan Setan yang beraksi dalam kekerasan. Disebutkan bahwa "tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya ... rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya ... dan memukul dirinya dengan batu" (Markus 5:3-5; Lukas 4:35). Sikap-sikap yang senada muncul di pelbagai teks seperti "merampas kabar itu dari hati rnereka" (Lukas 8: 12), "menyerang orang Kanaan" (Yudas 1:9). Seluruh kisah ingin mengatakan hal yang sarna, yaitu Setan selalu mengikut-sertakan kekerasan dalam mewujudkan maksud jahatnya. Karena itu, Paulus menganjurkan agar kita selalu "bertahan" (tstenai, teguh berdiri) dalam melawan Setan (Efesus 6: 11).


6. Setan Menunggu Waktu yang Tepat

Perjuangan Setan untuk membawa manusia ke dalam penolakan akan Allah tidak pemah pupus dan selalu diperjuangkan dengan tekun. Dalam kisah pencobaan di padang gurun, misalnya, Setan "mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik" (Lukas 4: 13). Ia mencobai Yesus dalam seluruh pelayanan-Nya dan tidak hanya berhenti pada salib sebagaimana hujatan orang yang melihatnya "turunlah dari salib itu dan selamatkanlah dirirnu" (Markus 15:30).
Setan memiliki ketekunan untuk menawan dan memaksa manusia mengikuti kemauannya dan tidak mau berhenti merusak rencana Allah untuk menyelamatkan manusia (Kisah 13: 10).


7. Setan Adalah Pendusta

Ada beberapa cara efektif yang digunakan Setan untuk berdusta. Pertama, dusta menyangkut keberadaan dirinya sendiri; kedua, dusta mengenai manusia yang (dipengaruhi) mernpunyai kehendak bebas dalam segala dimensi hidupnya, baik bebas dalam berpikir, mengungkapkan diri, maupun mencintai. Keberadaan dirinya selalu ingin mengambil peranan seperti Allah yang mengetahui segala kebenaran ("hal itu sekali-kali tidak menimpa Engkau", Matius 16:22). Padahal, ia adalah pendusta (pseudes) dan asal segala dusta (Yohanes 8:44). Karena itu, Kristus berkata, "Enyahlah Iblis!" (Matius 16:23; Markus 8:33). Karena dusta itulah, kebebasan manusia yang berkat Kristus terarah kepada Allah (Efesus 3:12; Galatia 2:4; Roma 4:5) dipu tarbalikkan menjadi kebebasan manusia yang sewenang-wenang.
Bagi pengikut Kristus, dusta menjadi halangan untuk memperoleh hidup yang kekal (Matius 19: 18; Markus 10: 19; Lukas 18:20), karena dusta berarti tidak mengenal Allah dan tidak menuruti firman-Nya (Yohanes 8:55; 1 Yohanes 2:4). Dalam arti tertentu, dusta bisa dikaitkan dengan kelicikan (2 Korintus 11:3; Efesus 4: 14; 1 Timotius 4: 1-4; 2 Timotius 3:13; 2 Tesalonika 2:10).


8. Kekuatan Setan Melebihi Manusia

Kisah-kisah kerasukan roh jahat dalam Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Setan mempunyai kekuatan yang melampaui hidup manusia. Setan akan selalu mampu menaklukkan manusia, bila manusia tidak mau selalu kembali kepada Terang (Kisah 26: 18). Kekuatan Allah sajalah yang mampu melindungi manusia dari pengaruhnya. Hal ini perlu ditegaskan, karena Setan mewujudkan aksinya dalam gerak dinamis karya keselamatan Allah. "Iblis menanam alang-alang itu dan merampas kabar itu dari hati mereka supaya merekajangan percaya dan diselamatkan" (Matius 13:39; Lukas 8:12).


9. Setan itu Bohong

Setan (diabolos) hidup bersama malaikat-malaikatnya (anggelos, utusan/pesuruh) di bumi dan di dalam api yang kekal (Matius 25:31; Wahyu 12:9). Kesombongan Setan yang dulu hidup bersama Allah sebagai malaikat yang suci dan tinggi (tafsir yang diambil dari Yesaya 14; Yehezkiel 28 ) tampakjelas saat ia menentang Allah (bandingkan 1 Samuel 16: 14; Hakim 7:23; 1 Raja 22:21). Pemberontakan melawan Allah membuatnya terjatuh ke bumi (bandingkan salah satu tafsir untuk Lukas 10: 18 ). Kepada Kristus pun ia rnemperlihatkan semua kerajaan dunia dengan kemegahannya (Matius 4:8 ) bahkan menggunakan murid-murid-Nya sendiri (Petrus dan Yudas) untuk mencobai ketegaran hidup Kristus sebagai Anak Allah. Kesombongannya (1 Timotius 3:6) membuat Setan dibuang dari surga (Ayub 1 :7; 2:2) menuju neraka (Matius 25:41). Namun, akibat dari kesombongan Setan tidak begitu memberatkan umat beriman, karenaKristus telah mengalahkan dan melucuti mereka berkat salib-Nya (Kolose 2:15; l Yohanes 3:8 ).



B. Pekerjaan Setan pada Umumnya


Sifat-sifat dasar Setan menjadi terungkap secara jelas dalam pekerjaan-pekerjaannya yang tercatat di pelbagai teks Perjanjian Baru. Beberapa hal yang dapat disebut berkaitan dengan pekerjaan Setan" sebagai berikut:

• Mencobai orang beriman dalam kanuragan rohaninya (Matius 4:2),
• Merampas firman Allah yang ditaburkan (Matius 13: 19),
• Menaburkan kejahatan/orang-orang jahat di mana-mana (Matius 13:33-39),
• Membelokkan seseorang dari jalan Tuhan (Matius 16:23),
• Mendatangkan sakit ayan dan siksaan (Matius 17: 15-18 ),
• Merasuk pada manusia (Markus 1 :23),
• Mendatangkan kekuatan yang luar biasa (Markus 5:2-5),
• Masuk ke dalam hewan-hewan (Markus 5:13),
• Mendatangkan gangguan pada tubuh (Lukas 13: 16),
• Menyeret-nyeret manusia (Lukas 8:27,29),
• Membanting (Lukas 9:39),
• Membisukan manusia (Lukas 11 : 14),
• Masuk dalam hati manusia (Lukas 22:31),
• Menampi murid Tuhan (Lukas 22:31),
• Menguasai manusia untuk berdusta (Kisah 5:3),
• Membinasakan tubuh manusia (l Korintus 5:5),
• Menggoda suami dan istri (1 Korintus 7:5),
• Memperdaya manusia dengan memutarbalikkan firman Allah (2 Korintus 11 :3),
• Mencari keuntungan dalam kesedihan orang percaya (2 Korintus 2: 11),
• Menyamar sebagai malaikat terang (2 Korintus 11: 14),
• Mencegah maksud baik dari hamba Tuhan (l Tesalonika 2: 18 ),
• Berbuat keajaiban dengan mukjizat-mukjizat yang palsu (2 Tesalonika 2:9),
• Menyesatkan janda-janda (l Timotius 5: 15),
• Menyesatkan melalu ajaran-ajarannya (1 Timotius 4: 1-2),
• Mendatangkan pikiran-pikiranjahat (Yakobus 3:14-16),
• Bertengkar dengan Mikael tentang mayat Musa (Yudas 1 :9),
• Menciptakan Gereja sendiri (Wahyu 2:9),
• Melemparkan orang beriman ke dalam penjara (Wahyu 2: 1 0),
• Menyesatkan dan mendakwa orang beriman (Wahyu 12:9-10),
• Mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib (Wahyu 16: 14).



C. Pekerjaan Setan Dalam Hidup Manusia


Manusia yang adalah citra Allah sebagai makhluk yang sangat tepat menjadi sasaran para Setan. Usaha yang dilakukan Setan adalah memungkinkan manusia menjadi sekutunya untuk hidup dalam jurang maut guna melawan Allah.

Tindakan Setan secara langsung dilakukan dengan menggunakan tubuh manusia, yaitu kerasukan'" dan menggerakkan hidup batin manusia ke arah kecenderungan duniawi yang biasanya oleh Paulus dipahami sebagai kuasakuasa atau dengan istilah "pekerjaan daging" :


* Galatia 5: 19-21
5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.


Cara Setan yang secara langsung mencelakakan manusia sungguh tidak manusiawi, misalnya menguasai tubuh seseorang, sehingga orang itu tidak mampu berbuat apa-apa lagi (kerasukan), membutakan dan membuat orang bisu (Matius 9:32; 12:22; Yohanes 10:21), dengan memungkinkan orang menjadi sakit (Matius 8: 16; 10:8; Markus 1:32; Markus 6: 13).

Cara Setan pun dilakukan secara tidak langsung, yaitu yang menjadi nyata dalam "perbuatan-perbuatan daging" (Galatia 5: 19-21a; "ta erga tes sarkos").

• "Porneia" dipahami sebagai percabulan (bersama pelacur, lihat 2 Korintus 12:21) atau ketidaksetiaan dalam perkawinan. Menurut Barclay dalam bukunya The Flesh and Spirit, hal ini sangat terkait dengan kata "pernumi (Yunani klasik) yang berarti menjual (cinta yang dijual). Aktivitas seksual dunia Romawi ini dilukiskan oleh Athenaeus demikian, "Hari demi hari kami membutuhkan wanita penghibur buat tubuh kami, walau kami juga sudah mempunyai anak dari istri kami."

• "Akatharsia" yang diterjemahkan sebagai kecemaran sering dikonotasikan dengan hati yang kotor atau motivasi yang tidak mumi. Dalam PL, kecenderung an manusia ini dikaitkan dengan binatang, tempat yang najis atau orang (najis karena hubungan seksual atau penyembahan berhala).

• "Aselgeia" berarti cara hidup yang tidak pantas atau tidak sopan yang diakibatkan oleh hawa nafsu. Paulus menyebut hal ini (mengikuti hawa nafsu, lihat. Efesus 4: 19) dalam kerangka dunia orang kafir yang cara hidupnya tidak mengikuti seman gat hidup Kristus.

• "Eidololatreia" berasal dari kata "eidolon" yang berarti rupa atau gambaran dewa (Roma 1 :23). Lihat saja Dewi Artemis dan Diana yang terkenal di Efesus. Yang menjadi keprihatinan Paulus adalah bahwa orang mencemarkan dirinya dalam pelacuran suci yang menjadi bagian dari penyembahan kepada dew a itu.

• "Pharmakeia" berarti ilmu sihir atau ilmu guna-guna.
Hal ini berawal dari penggunaan obat-obat bius untuk menyembuhkan luka akibat racun (pharmakon, obat). Namun kemudian, muncul perbuatan yang tidak wajar dari para pengguna obat-obat itu.

• "Echtra" mengungkapkan gagasan mengenai hubungan personal yang tidak baik dalamjemaat, karena mereka saling bermusuhan, konflik akibat benci atau perseteruan (Efesus 2 : 14). Paulus juga menambahkan bahwa hal itu bisa dalam arti perseteruan kepada Allah (Roma 8:7).

• "Eris" bisa diartikan sebagai ungkapan nyata dari echtra, yaitu perkelahian, percekcokan atau persaingan yang melibatkan aktivitas tubuh. Bisa juga dipahami sebagai kebencian yang diaktualisasikan.

• "Zelos" dalam arti positif bisa berarti giat atau bersemangat (Roma l0:2). Namun, dalam Galatia kata tersebut diungkapkan dalam arti negatif, yaitu cemburu (Roma 13:13; l Korintus 3:3).

• "Thumos" berarti dorongan hati (apa yang digerakkan dan menggerakkan) yang terungkap dalam bentuk kemarahan, kegusaran, kemurkaan, geram.

• "Eritheia" mengungkapkan maksud sikap mementingkan diri sendiri (egois). Paulus menganjurkan agar menganggap yang lain lebih utama (Filemon 1: 17).

• "Dichostasia" berarti perselisihan, perpecahan (jemaat) baik dalam kerangka pribadi maupun kelas sosial (Roma 16:17) yang menjadi bagian manusia duniawi (1 Korintus 3:3).

• "Heiresis" dikaitkan dengan sikap memilih atau menentukan, sehingga seseorang memihak pada sesuatu (ajaran) yang mengakibatkan ketidakcocokan dari hidup jemaat (l Korintus 11: 18-19).

• "Phthonoi" berarti iri hati atau dengki (1 Korinyus 5:26).

• "Methe" adalah kebiasaan minum minuman keras, bermabuk-mabukan, keadaan mabuk (1 Korintus 5:11; 6: 1 0; Roma 13: 13). Hal ini adalah kebiasaan Yunani yang menempatkan anggur sebagai yang utama (misalnya Festival Pithoguia, sarapan roti campur anggur).

• "Komos" berarti suatu pesta minum-minum sambil berprosesi di jalan-jalan kota. Bagi Paulus kebiasaan ini menggambarkan kesenangan yang berlebih-lebihan dan tidak wajar.



D. Pekerjaan Setan Didalam Hidup Yesus dan Para Murid


Kisah yang cukup mempengaruhi keselamatan hidup manusia dalam diri Yesus Kristus adalah perjumpaan antara Setan dan AnakAllah, Yesus di padang gurun (Matius 4: 1-11; Markus 1: 12-13; Lukas 4: 1-13). Pergulatan ini terjadi di luar dunia hidup manusia karena digambarkan seperti di dalam dunia para Setan ("eremos", padang gurun, sepi tak didiami). Di tempat semacam itu Yesus menerima pencobaan-pencobaan yang menyangkut kenyataan diri yang lapar (ayat 3-4), mukjizat-mukjizat yang memikat (ayat 5-7) dan kerajaan dunia bagi Yesus (ayat 8-11).

Dalam pencobaan yang pertama, Setan menyentuh martabat Yesus sebagai Anak Allah dengan menghasut Yesus untuk memamerkan martabat-Nya. Setan ingin me¬nentukan tindakan dan gerak-gerik Yesus sehingga dapat memunculkan gagasan bahwa Setanlah yang memunculkan kekuatan itu. Maka, bagi Setanlah kemuliaan dilam¬bungkan. Namun, Yesus temyata tidak mengikuti keinginan Setan. Yesus malah mengatakan bahwa firman yang keluar dari mulut Allahlah yang menentukan segala hidup-Nya.

Pencobaan kedua menggunakan cara-cara suci dengan membawa Yesus ke kota suci dan ke bubungan bait Allah ("pterygion", puncak tertinggi). Setan ingin bertaruh kuasa mana yang akan menyelamatkan. Bila malaikat-malaikatAllah menatang-Nya, kuasaAllah yang menang; bila tidak, kuasa Setan yang unggul. Setan ingin menjerat manusia dengan cara-cara yang kelihatannya suci agar mengikuti maksud Setan, yaitu "engkau akan seperti Allah"; padahal Allahiah yang mengerjakan ... baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Filemon 2: 13).

Yesus kembali dicobai ketiga kalinya dengan ungkapan-ungkapan yang enak didengar "semua itu akan kuberikan kepada-Mu". Kerajaan dunia adalah kerajaan kegelapan yang oleh Yesus akan dihancurkan. Yesus tidak mau menjadi raja kegelapan. Yesus adalah raja terang dan kege lapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1 :5). Karena itu, Yesus mengatakan "Enyahlah Iblis! Engkau harus menyembah TuhanAllahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Hal ini dapat membawa kita kepada pemahaman yang tepat mengapa Yesus menangisi Yerusalem, temp at suciAllah (Lukas 19:41) saat ia mewartakan kerajaanAlIah. Akhimya, para malaikatnya sungguh melayani Dia, "penguasa dunia akan dilemparkan ke luar" (Yohanes 12:31) telah tergenapi dan ia memegang segala kunci maut dan dunia orang mati ("thanatos" dan "hades"; Wahyu 1: 18 ).

Aktivitas Setan terhadap para murid tampak dalam diri Yudas dan Petrus. Seperti disebut "lblis ... mundur dari pada- Nya dan menunggu waktu yang baik" (Lukas 4: 13), sepak terjang Setan pun tidak berhenti pada Yesus di padang gurun.

Yudas (Lukas 22:3; 13:27) dapat disebut sebagai wakil Setan untuk mencelakai Yesus. Yudas ditampilkan dalam bentuk kejahatan yang nyata. Kejahatan itu dapat dipahami seperti kerangka tubuh manusia, daging dan darah yang menyatu dalam diri Yudas. Svend Bjerg menjelaskan arti kejahatan ('bosen'), yaitu kejahatan muncul tanpa alasan (bdk. Yoh 12:6), menghancurkan diri sendiri (Matius 12:26), menyajikan aspek ganda (bdk. Rm 7: 19), mempunyai sifat membinasakan diri sendiri, selalu mcnjadi privatio boni (kekurangan diri) dan kejahatan itu mcmiliki "kuasa" (1 Korintus 15:24).

Melalui Petrus, Yesus mengatakan, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia" (Matius 16:23). Petrus yang dijuluki sebagai batu karang ("petra", batu padas, Matius 16: 18 ) pun tidak lepas dari pengaruh Setan. Hal ini terjadi karen a kekuatan Setan sungguh melebihi manusia dan Setan itu sangat cerdik (mengenal siapa Yesus itu, Matius 8:29 dan Markus 1:34; masuk dalam ilmu tenung, Kisah 16: 16; menyembah Yesus, Markus 5:6).



E. Pekerjaan Setan Dalam Hidup Orang Beriman


Sebagai umat beriman, kita pun tidak pernah lepas dari pengaruh Setan dalam hidup kita sehari-hari. Kita tahu "Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia." (Kisah 10:38 ). lman akan Yesus memungkinkan kita mau tak mau juga ikut "berperang" rnelawan Setan yang berjuang dalam sejarah hidup rnanusia. Dalam iman yang sama, kita hidup dalam jemaat kristiani. Namun, kualitas iman jemaat satu dengan yang lain berbeda-beda. Kualitas iman jemaat yang ala kadarnya menjadi lahan subur bagi Setan untuk mengepakkan sayapnya agar "kerajaan Iblis" menjadi semakin luas. Segala kesempatan untuk menjerat para pengikut Kristus dalam persekutuan umat beriman tetap rnenjadi agenda pokok Setan.

Pertama-tama, Setan ingin mencari keuntungan dan kesempatan atas diri kita (2 Korintus 2: 11; Efesus 4:27) agar kita tidak hidup di dalam kebenaran, yaitu keadaan manusia dalam hubungan yang semestinya dengan Allah. Setan agaknya tidak senang dengan original justice (keadaan manusia pertama yang hidup dalam rahmat sebelum manusia jatuh dalam dosa). Serangan yang cukup akurat adalah masuk ke dalam kecenderungan gerakan nafsu yang menjadi bagian hidup manusia. Dalam kisah Ananias dan Safira, misalnya (Kisah 5:3), Setan menguasai hati mereka, sehingga mereka menahan sebagian hasil tanah yang oleh Petrus dipandang mendustai Roh Kudus

Dosa berarti melawan Allah, karena kita gagal dalam ketekunan untuk memperjuangkan iman. Dalam Umat Allah, pekerjaan Setan menjadi nyata dalam ilmu-ilmu sihir, rupa-rupa tipu muslihat yang membelokkan jalan Allah, ilmu guna-guna (sekarang santet dan sejenisnya), percabulan, perselingkuhan, menyembah kepada roh-rohjahat atau berhala, tipu muslihat Iblis yang menjelma dalam apa yang dianggap benar (2 Korintus 11 : 14), kesombongan, sikap mengikuti ajaran-ajaran setan¬setan, perkataan dan kesulitan mengendalikan seluruh tubuh, jemaat Iblis dan dalam setiap usaha untuk mempelajari ilmu-ilmu Iblis. Kita tidak bisa lepas dari pengaruh Setan, karena "Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." (Wahyu 12:12).



F. Cara Setan Menguasai Manusia


Kuasa Setan mencengkeram hidup manusia dalam pelbagai cara yang sering kali tidak kita sadari. Segala usaha yang dilakukan Setan untuk menjerat manusia masuk kesatuan hidup roh-jahat untuk melawan Allah adalah ciri khas dan misi Setan. Sayangnya tidak setiap orang peduli akan hal ini. Ada pandangan umum bahwa kerasukan ya kerasukan, titik. Asal ada orang yang aneh, ditandai dengan macam-macam hal yang bukan miliknya, atau yang menguasai tubuh, itulah yang sering diandaikan dengan kerasukan. Tentu kita harus hati-hati sekali menanggapi beberapa gagasan yang sering diterima umum dalam kajian yang tidak begitu dalam. Dalam tradisi Gereja dibedakan taraf-taraf kerasukan dalam empat macam cara Setan menguasai hidup manusia, yaitu obsessio, oppressio, infestatio, dan posessio.


1. Obsessio

(obsideo, rnengurung, menguasai, mengikat, mengintai) adalah usaha Setan menguasai manusia dengan cara membuat pikiran sesat. Amorth mengatakan bahwa ini adalah pikiran obsesif, sering absurd, tetapi manusia sendiri tak mampu rnelepaskannya walaupun senantiasa menyusahkan, menyiksa dan membuatnya hidup dalam keadaan sangat lelah. Sering kali obsessio membawa orang untuk bunuh diri. Pikiran kita yang sering tidak terkontrol mengalir dalam arus kejahatan. Macam-macam gangguan pada jiwa tentu harus rnenjadi perhatian istimewa, agar pikiran-pikiran semacam itu tidak melu,mpuhkan kehendak bebas dan iman kita akan Allah. Pertimbangan moral dan suara hati nurani tidak terdengar lagi. Namun, sayang dalam hal ini ban yak orang tidak peka untuk mencermatinya.


2. Oppressio

(opprimo, menindih, melemaskan, menghancurkan, memegang kuat-kuat tak rnelepaskan) berarti pelbagai siksaan fisik yang mengerikan berbentuk penderitaan, kesakitan sporadis, tidak umum, menyangkut kesehatan badan -gerak dan perasaan dan relasi dengan orang lain. Peristiwa oppresio sangat biasa kita saksikan dalam hidup sehari-hari, misalnya orang yang tiba-tiba sakit dan tidak terdeteksi seeara medis. Hal ini bisa terjadi dalam dua arah: pertama, kuasa jahat itu -dengan kehendaknys sendiri-langsung menyiksa orang yang bersangkutan; kedua, ada orang tertentu (misalnya dukun) yang memanfaatkan roh jahat itu untuk menyiksa seseorang yang dituju Biasanya, siksaan itu sangat menyakitkan, bahkan bisa membawa orang yang bersangkutan ke gerbang kematian, Ada orang-orang tertentu yang dapat menangkal kerja kuasa jahat semacam itu.


3. lnfestatio

(infesto, rnerusak, menyerang, rnenjadikan tidak aman) lebih kuat dari pada oppresio. Roh-roh jahat itu biasanya bekerja dalam diri manusia dan mengikat kebebasan manusia untuk bertindak sesuai dengan keinginannya. Cara awal yang dilakukan adalah merusak apa yang asasi dalam diri manusia, yaitu kehendak bebas untuk bertindak dan imannya akan Allah. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Adolf Rodewyk dalam bukunya yang berjudul Demoniczne Opetanie Dzisiaj, yaitu bahwa Setan menghipnotis manusia dan mengatur tindakan orang yang dirasukinya. Dalam kerangka inilah keadaan infestatio berbeda dengan keadaan posessio. Karena itu, tidak jarang kita rnendengar banyak kesaksian orang yang rnelakukan ke jahatan tanpa disadari, sehingga orang yang bersangkutan tidak bisa mengingat kernbali apa yang telah ia lakukan dan merasa heran mengapa orang lain rnenganggapnya salah. Roh jahat itu bukan sekadar menyerang kehendak bebas, tetapt Juga merusak tubuh dengan cara yang tidak dikehendaki oleh man usia.


4. Posessio

(possideo, memiliki, menguasai, menempati) merupakan "bentuk kerasukan paling berat yang berakibat denran kehadiran Setan di dalam tubuh manusia, walaupun gejala kehadiran itu tidak tarnpak terus-rnenerus. Ada saat kritis ada saat rileks. Tampak suatu gejala sementara menguasai intelek, kehendak dan perasaan manusia. Bisa muncul reaksi yang kuat sekali. Orang bisa berbicara dengan bahasa yang tidak ia kenal, sering menampakkan kekuatan fisik yang luar biasa, pengetahuan akan hal-hal yang tersernbunyi dan akan pikiran orang lain, mengungkapkan kebencian yang luar biasa terhadap semua yang suci, ketidakmampuan untuk berdoa dan gejala yang lain. Kerja Setan yang tinggal dan menempati serta menguasai tubuh manusia sebagai miliknya inilah yang sering disebut a diabolo possideri (kerasukan setan). Kerasukan jenis inilah yang sering disaksikan oleh banyak orang.


Melihat keempat cara Setan menguasai manusia berarti membuka hati akan banyak perbuatan yang selama ini tidak kita sadari scbagai peristiwa "merasuknya" Setan dalam diri kita. Janganlah kita memandang rendah segala bentuk cara Setan – halus maupun kasar -menguasai hidup kita. Memang, dunia cenderung membiarkan diri diikat oleh lblis. Namun, sebagai umat beriman apakah seharusnya kita menuruti dunia mengingat kita bukan anak-anak dunia tetapi anak-anak terang.



G. Eksorsisme


Pengusiran Setan atau eksorsisme adalah bagian tak terpisahkan dan pewartaan Yesus mengenai Kerajaan Allah. Injil Sinoptik menempatkan eksorsisme dalam peristiwa. peristiwa penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Ditekankan suatu realitas kejahatan yang berada di balik penderita sakit (lihat peristiwa setanik di Gerasa, Matius 8:28-34:. Markus 5: 1-20; Lukas 8:26-39; orang bisu yang kerasukan, Matius 9:32-33; orang buta sekaligus bisu yang kerasukan, Matius 12:22-37; peristiwa setanik di Kapernaum, Markus 1:21-28; Lukas 4:31-37).

Kisah Para Rasul menceritakan eksorsisme dalam kerangka pelayanan para rasul padajemaat (rnisalnya perempuan yang mempunyai roh tenung, Kisah 16: 16-18; kisah anak-anak Skewa, Kisah 19: 11-17).

Tidak benar bahwa Gereja saat ini tidak mengakui keberadaan Setan atau menghilangkan pengaruh Setan dalam karya keselamatan Allah. Di sana sini muncul perbincangan bagaimana sebenarnya sikap Gereja menghadapi persoalan-persoalan setanik yang banyak menjadi masalah iman umat di mana-mana. Gereja mengakui adanya kekuatan jahat dalam kerangka kedatangan Kerajaan Allah. "Jika Aku mengusir sctan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu" (Matius 12:28; Lukas 11 :20). Pengusiran Setan merupakan bagian dari mujizat-mujizat Yesus, khususnya dalam mukjizat penyembuhan, kasih dan perhatian Allah itu ternyatakan.

Segala mujizat pembebasan dari kuasa jahat hendaknya membawa orang semakin tergantung dan dekat dengan Allah. Hal pokok adalah agar setiap umat berdoa "lepaskanlah kami dari segala yang jahat" (bagian dari doa Bapa Kami, lihat Matius 6: 13). Maka, pentinglah bagi kita untuk memahami apa kata Kitab Suci mengenai Setan dan bagaimana sikap Yesus dalam menghadapinya. Yesus tetap menjadi yang utama dan istimewa bagi pergulatan hidup umat beriman. Manusia hidup dalam dunia berarti manusia hidup dalam peperangan terus-menerus melawan pengaruh Sctan, karena dunia dipahami sebagai "panggung sejarah manusia, yang ditandai oleh kegiatan-kegiatannya, oleh kegagalan dan keberhasilannya yang diimani sebagai ciptaan Allah, yang jatuh dalam perbudakan Setan namun dibebaskan oleh Kristus. Point yang paling penting disini adalah : "iman didalam Yesus Kristus adalah satu-satunya cara eksorsisme!".



V. Penutup :



Melihat kerja Setan dalam diri manusia kita dapat sampai pada pemahaman bahwa Setan adalah makhluk rohani yang mengatasi ruang dan waktu. Kerja Setan tidak terkekang pada tempat masing-masing substansi. Karena itu, ia sangat mudah masuk dan keluar dari manusia maupun binatang (Matius 8:32; Markus 5: 13; Lukas 8:33).
Bila Setan terbebas dari ruang dan waktu, itu berarti ruang gerak Setan sangat luas dan tidak terpahami oleh manusia.

Namun, satu hal yang perlu dipertanyakan adalah mengapa tidak setiap manusia dikuasai oleh mereka? lni berarti ada kekuatan yang terselubung dalam hidup manusia yang membuat mereka tidak begitu saja masuk dan keluar dalam setiap tubuh manusia. Kekuatan yang dimaksud adalah dari Allah. Semakin seseorang hidup dalam Allah, ia pun semakin sulit dikuasai Setan/Iblis karena kuasa Allah sendiri yang memenuhi tubuh dan jiwa orang itu. Namun, tak berarti bahwa orang saleh terbebas dari cengkeraman Iblis. Ada juga orang saleh yang dikuasai Iblis tetapi dalam kerangka penyelanggaraan iIahi, yaitu Allah yang mencintai orang itu ingin berbuat sesuatu. Walaupun demikian, Allah tidak mencobai melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10: 13). Setan tidak bisa semena-mena memperlakukan manusia.

Ini berarti "Kekuasaan Setan itu terbatas", karena ia hanya ciptaan belaka (malaikat yang jatuh). Walaupun kuat, dan mempunyai kuasa menguasai manusia dan alam, namun ia tetap saja makhluk: ia tidak dapat menghindarkan kekuatan yang lebih dasyat yaitu Kerajaan Allah. Setan ada di dunia karena kebenciannya terhadap Allah dan ia bekerja melawan Kerajaan Allah.

Manusia dengan kekuatannya sendiri tidak akan mampu melawan kuasa Setan. Kita menyaksikan apa pun alasannya seseorang yang dikuasai Iblis tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri karena yang dihadapi oleh manusia adalah makhluk roh. Ia mampu menguasai tubuh manusia sehingga jiwa manusia seperti terkurung atau dikuasainya, sehingga tubuh tak berdaya. Kita mengenal manusia sebagai kesatuan konstitutif badan dan jiwa. Saat kita menghancurkan badan manusia, jiwa pergi dan tak kembali. Saat Allah mengambil jiwa, tubuh manusia menjadi mayat. Namun, setan tidak berkuasa atas jiwa manusia (Ayub 2:6).

Orang yang kerasukan tak mampu lagi untuk meminta pertolongan Allah. Karenanya ia membutuhkan orang lain untuk menlepaskannya. Pertolongan yang diharapkan adalah agar orang-orang di sekitarnya memohon campur tangan Allah, agar Allah mengampuni dosa orang yang dikuasai dan dan mengusir Setan yang sedang menguasai korbannya. Dengan demikian ia terbebas dari cengkeraman Iblis baik dalam tubuh maupun jiwa.

Dosa Adam yang ditahan dibawah kuasa Setan membuat manusia tidak dapat membangun hubungan pribadi dengan Allah lagi. Keadaan dosa itu adalah keadaan pra-pribadi manusia yang selalu membangun hidup tanpa Tuhan. Dalam konteks ini, dosa Adam menjalar kepada semua orang. Akibat dosa adalah maut. Namun, penebusan Kristus menjadi nyata dalam pembebasan dari kuasa Setan, yaitu pembaharuan kodrat manusia. "Kalau ada yang menyatakan bahwa dosa Adam itu, yang adalah satu dosa menurut asal-usulnya dan diteruskan dengan pembiakan bukan dengan peniruan, dan yang ada dalam masing-masing orang sebagai dosanya sendiri, diambil dengan daya kodrat manusia, atau dengan sarana apa pun yang lain dari pada pahala satu-satunya Pengantara, Tuhan kita Yesus Kristus, yang mendamaikan kita dengan Allah dalam darah-Nya, "menjadi bagi kita kebenaran, kesucian dan penebusan" (1 Korintus 1 :30); atau (kalau ada yang) menyangkal bahwa pahala Kristus Yesus, terkutuklah dia. Sebab :


* Kisah Para Rasul 4:12
LAI TB, Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
KJV, Neither is there salvation in any other : for there is none other name under heaven given among men, whereby we must be saved.
TR, και ουκ εστιν εν αλλω ουδενι η σωτηρια ουτε γαρ ονομα εστιν ετερον υπο τον ουρανον το δεδομενον εν ανθρωποις εν ω δει σωθηναι ημας
Translit. interlinear, kai {tetapi} ouk {tidak} estin {ada} en {didalam} allô {yang lain} oudeni {siapapun} hê sôtêria {keselamatan} oute {juga tidak} gar {sebab} onoma {nama} estin {ada} heteron {lain} hupo {dibawah} ton ouranon {langit} to {yang} dedomenon {telah diberikan} en {diantara} anthrôpois {manusia-manusia} en hô {yang olehnya} dei {harus} sôthênai {diselamatkan} hêmas {kita}


Maka, dikatakan: "Lihatlah Anak Domba Allah, Iihatlah yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1 :29). Dan ini: "Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus (Galatia 3:27).

Setiap orang percaya mengimani bahwa melalui Kristus, kekuatan Setan sudah dihancurkan. Dan bahaya dari Setan dilarutkan dalam harmoni iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Setan dapat berusaha dengan susah payah tetapi tidak dapat mengalahkan murid-murid Kristus. Setan memang bisa datang dan mencobai sernua hamba-hamba Allah. Tetapi dengan keteguhan dalam iman, mereka akan bertahan dan Setan lari dari rnereka karena ia tidak dapat menemukanjalan masuk, Maka, ia akan pergi lagi mencari yang kosong (yang tidak beriman), yang di dalamnya Setan dapat menemukan pintu rnasuk untuk dapat menjadi tempat tinggalnya. Setiap orang yang tidak mengakui bahwa Yesus Kristus mennjadi daging (inkarnasi), mereka adalah "anti-Kristus".

Allah berkuasa atas segala kuasa jahat setan-setan. Kita mengenal Allah secara penuh dalam diri Tuhan Yesus Kristus. "Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya, Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya; berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Yesus Kristus, Sang Firman yang menjadi daging. Melalui Alkitab kita mengenal Allah dalam diri Tuhan Yesus sebagai yang berkuasa atas segala kuasa jahat. Orang yang sakit karena dikuasai Setan disembuhkanNya.

Kita melihat dalam Alkitab bagaimana kata-kata Yesus (Markus 1:27) mempunyai daya dan kuasa di dalam diri-Nya sendiri. Juga bagaimana kata-kata para muridNya berdaya kuasa ilahi "didalam nama Tuhan Yesus Kristus". Beberapa kata Yesus yang penuh kuasa itu dapat dilihat pada ungkapan berikut ini.

•"Enyahlah lblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti" (Matius 4: II).

• "Diam, keluarlah dari padanya!" (Markus 1 :25).

• "Hai engkau roh jahat keluar dari orang ini!" (Markus 5:8 ).

• "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" (Markus 9:25).

Dan masih banyak contoh lainnya...


Dengan demikian, meskipun kita tahu bahwa Setan mempunyai kuasa, masih ada kuasa yang jauh lebih besar dari mereka. Ia Allah yang adalah Sang Pencipta, Penguasa langit dan bumi dan seluruh ciptaan. Bersama Dia kita memperoleh kekuatan dalam segala peperangan rohani melawan kuasa-kuasa Setan. Bersama Yesus Kristus Sang Juruselamat, kita memperoleh kemenangan.



Amin


Blessings in Christ,
BP